Share

delapan belas

"Harta bisa dicari lagi, Fif. Selama badan ini masih sehat. Percayalah harta yang didapat dengan cara yang tidak baik. Pasti tak akan membuat bahagia, karena gak berkah." Panjang lebar Yulis mencoba menghibur Afif dan hatinya sendiri. Setelah berucap Yulis melangkah ke rak bagian air mineral, mengambil satu botol ukuran tanggung, membukanya kemudian menegakkan hingga tandas.

"Wah, Ibu Yulis ini memang hebat," kata seseorang yang sedari tadi menyaksikan.

"Ah, biasa aja, Bu," sahut Yulis sambil tersenyum walaupun terpaksa.

"Kalau aku ya gak mau, Bu, digituin. Tak tuntut ke pengadilan, ya kan?" kata yang lainnya.

"Iya, enak saja!" Suara-suara itu seolah menyayangkan kejadian yang tadi terjadi. Mereka masih saling berkomentar menambah sesak di telinga dan hati Yulis. Perempuan itu memijat keningnya hingga teringat sesuatu kemudian menengok pada benda yang tergantung di dinding. "Lebih lima belas menit," gumamnya.

Setelah menenangkan dirinya sejenak, akhirnya Yulis memutuskan untuk datang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status