LOGINEntah apa namanya ini, apakah Lucky sedang mendapatkan rezeki karena ditawari tubuh mahasiswinya yang begitu semok dan seksi mengalahkan keseksian Aura Kasih, ataukah ini adalah bagian dari ujian untuk Lucky."Saya benar-benar tidak keberatan jikapun Mr menginginkannya lebih, jadi... silahkan!" ujar Adelia seraya mencondongkan dadanya lebih dekat dengan dada Lucky, dan Lucky semakin kesulitan mengendalikan kerja otaknya, dan detik berikutnya Adelia justru menarik tangan Lucky untuk menyentuh buah dadanya. Namun bersamaan dengan itu, tiba-tiba dering ponsel Lucky seolah menyadarkan Lucky dari rasa terbuainya."Ooh my God. Apa yang kamu lakukan Adelia... Kamu jangan kurang ajar ya...!" ujar Lucky sinis."Tapi Mr... Tadikan Mr sendiri yang mulai menyentuh buah dadaku, dan saya hanya...!""Stop Adelia. Jangan konyol. Kita sedang di kampus!" potong Lucky. Dia lantas merogoh saku celananya untuk mengeluarkan benda pipih yang dari tadi bergetar dan berdering seperti menyadarkan Lucky dari se
Kadang ada kata yang tak tersirat tiba-tiba memenuhi pikiran kita. Saat bibir mengatakan tidak, kadang logika mengatakan sebaliknya, dan iya... Hal itu yang saat ini Lucky rasakan pada Susan. Rasa ingin menyentuh Susan lebih, padahal sebelumnya Lucky juga mengatakan tidak ingin mengganggu study Susan.Lucky tidak menjawab, tapi sebelah tangannya kini justru membelai pinggang hingga punggung Susan, melepas pengait di belakang punggung Susan hingga benda berwarna merah muda itu lepas dari tubuh Susan dan Susan buru-buru menahan benda itu agar tidak jatuh."Lucky... Susan gak bis...!""Husst...!" Lucky hanya meletakkan satu ujung jarinya di depan bibir Susan, setelahnya Susan kembali diam, dan detik berikutnya Lucky justru menarik kain merah mudah itu dari tangan Susan. Melemparnya ke sofa belakangnya dan detik yang sama Susan justru terlihat menarik nafasnya."Please... Jangan lakukan itu Lucky. Susan ada kelas pagi hari ini!" ucap Susan dengan suara terbata ketika Lucky menarik pinggan
Bukan tidak pernah Lucky dekat dengan seorang wanita. Pernah... Pernah ada wanita yang menempati hati Lucky di masa lalu, hanya saja cinta itu kandas karena satu hal yang tidak seorangpun tahu, dan wanita itu , wanita yang pernah Lucky cintai hilang tanpa kabar, meninggalkan Lucky dengan perasaan kosong tanpa kepastian. Dan iya... Lucky memiliki trauma dari kisah cinta itu, di mana dulu mereka pernah berjanji untuk tetap bersama . Namun akhirnya semua tidak sejalan dengan harapan mereka.Hingga akhirnya tujuh tahun lalu, Lucky tiba-tiba mendapatkan info tentang wanita itu, yang berada di luar negeri. Lucky nekat mencarinya , hanya untuk memastikan jika dia baik-baik saja. Namun naas, saat Lucky menemukannya, wanita itu ternyata sudah menikah, bahkan saat itu, wanita itu sedang hamil besar.Patah hati. Lucky patah hati, dan sejak saat itu Lucky seperti tidak percaya dengan yang namanya wanita, apa lagi cinta, karena pikir Lucky cinta itu omong kosong, dan sejak saat itu Lucky hanya men
"Bungkus ... bungkus... bungkus aku dong...!" Lucky.Jika benci saja bisa berakhir menjadi cinta, lalu apa yang tidak mungkin dengan Lucky dan Susan.Mereka hanya berasal dari dua orang yang tidak saling mengenal, lalu terikat oleh sebuah perjanjian pernikahan. Tidak ada benci, tidak ada dendam diantara mereka, maka hal yang sangat mungkin perasaan indah itu akan lebih mudah tumbuh terlebih lagi kedua belah pihak sama-sama saling membutuhkan. Lucky membutuhkan Susan untuk menenangkan kedua orang tuanya, sementara Susan membutuhkan Lucky untuk menyokong pendidikannya, dan jangan salah jika pada akhirnya mereka terbuai pada rasa yang tidak pernah mereka rencanakan ada.Hingga akhirnya kini Lucky benar-benar tenggelam dalam liang kenikmatan Susan, membenamkan seluruh rasa yang perlahan dia nikmati , meski jelas Susan terlihat menggigit bibirnya sendiri untuk melawan rasa tidak nyaman yang perlahan terasa sakit, tapi tidak sesakit yang dia pikirkan sebelumnya.Keringat sudah membasahi tu
Emosi yang begitu berkecamuk dalam dada, rasa sesak , rasa ingin menghakimi, rasa ingin mengumpat seketika hilang tergantikan rasa lembut berbalut gairah.Iya, amarah Lucky terasa siap untuk meledak hanya perkara Susan kembali tidak bisa di kendalikan. Namun sepertinya kali ini Lucky punya senjata untuk membungkam mulut cerewet Susan yang selalu punya kata untuk mendebat sebuah ucapan Lucky. Ayahnya. Iya... Sepertinya mulai sekarang Lucky akan menggunakan ayah Susan untuk membuat Susan jinak, karena makin kesini, Lucky semakin memahami jika sebenarnya selain butuh hadiah untuk membuat Susan tunduk, Lucky juga akan menjadikan ayah Susan sebagai senjata untuk menaklukkan Susan yang kadang polosnya kebangetan, dan lihat saja... Hanya karena Lucky mengatakan ingin menghubungi ayah Susan, lalu mengeluhkan sikap Susan yang suka membantah, Susan sudah langsung panik, dan saking paniknya, Susan bahkan berubah menjadi sangat manis dan agresif.Lucky suka Susan yang seperti ini, meski terkesan
Susan memang benar-benar keterlaluan, jadi wajar Lucky semakin murka padanya."Jangan coba-coba menghindar dari kesalahan yang sudah kamu lakukan, Susan. Bukan kah aku sudah mengatakan jika kamu harus tau batasan kamu, Susan!" tekan Lucky, dan Susan langsung terlihat menelan salivanya sendiri. "Apaan dah. Pergi nongkrong gak jelas. Bukankah kau mengatakan ingin fokus sama kuliah kamu, tapi yang aku lihat, kamu mulai bergaul dengan sembarang orang!" sambung Lucky.Susan semakin kesulitan mendapatkan oksigen untuk mengisi paru-parunya, jarak Lucky yang terlalu dekat dan tengah mengintimasinya membuat Susan kesulitan mengelak dari amarah laki-laki itu, terlebih lagi Susan tahu jika dirinya salah."Apa aku perlu mengulang kalimat aku yang kemarin , Susan? Jika jam pulang kampus kamu harus pulang, dan jika kamu ingin pergi ke suatu tempat, kamu harus pergi sama sopir atau Bibi. Apa itu saja tidak bisa kamu pahami, Susan!" Sarkas Lucky mengulang kalimat yang sebelumnya dan sebelumnya lagi







