#SIDNEY PARKER#
Sidney Parker sedang berlari mengelilingi taman kota dengan T-shirt abu-abunya yang sebagian sudah basah oleh keringat. Rambut di dahinya yang agak panjang nampak menjuntai berayun-ayun di bawah Hoodie yang juga sudah ikut basah akibat gerimis. Ini adalah Januari di mana hujan bisa datang tiba-tiba. Tapi Sidney memang tetap akan selalu meluangkan waktunya untuk sekedar berlari, jika tidak sempat pagi dia tetap akan berlari di sore hari. Meski rutinitasnya sudah sangat padat tapi dia memang termasuk orang yang disiplin dengan semua pola hidupnya. Bahkan dia bisa berada di posisinya sekarang ini juga merupakan buah dari sebuah kedisiplinan yang tinggi. Dia masih sangat muda dan sudah mendapat segala kesuksesan dalam hidupnya. Meski dia memang sudah terlahir di keluarga kaya raya dan tidak pernah hidup susah barang sedetikpun seumur hidupnya, tapi bukan berarti lantas
Sidney pikir dirinya masih bermimpi ketika terbangun dan melihat tirai biru langit dengan motif garis-garis pink, karena tidak ada satupun sudut di rumahnya dengan kombinasi warna seperti itu. Dia juga melihat ada meja rias, kalender yang ditandai dengan pin penjepit rambut, bahkan boneka beruang coklat besar yang bersandar di dekat tempat tidurnya. Sidney langsung berjingkat kaget dan segera memeriksa tempat tidur di sampingnya yang ternyata tidak ada siapa-siapa. Bagaimanpun Sidney sempat berpikir akan menemukan wanita yang mungkin masih belum berpakaian di sampingnya. Karena mungkin saja dirinya mabuk dan tidak sadar ikut pulang ke rumah seorang wanita, walaupun sebenarnya dia masih ingat jika semalam ia tidak pergi ke mana-mana. Sidney masih melihat ke sekeliling dan nampak bingung, baru saat itu sepertinya dia mulai sadar jika ada yang aneh pada dirinya. Sidney menyentuh ujung rambutnya yang tiba-tiba jadi panjang, terlal
Sepertinya ini memang ganjaran yang layak, karena mungkin hanya dengan cara inilah seorang Sydney Parker akhirnya jadi tidak akan pernah bisa berkelit lagi dari seorang wanita!Tapi Sidney, tetaplah Sidney, tidak ada waktu baginya untuk meratap atau menggerutu. Sidney segara membongkar semua isi laci untuk menemukan semua informasi tentang wanita yang bersamanya ini. Sidney segera menemukan kartu identitas karyawan dengan Foto wanita muda yang sangat cantik dan nama yang di cetak tebal.Susan Havana Sofyan."Namanya Susan," pikir Sidney dengan seringai dingin karena menurutnya wanita cantik suka merepotkan pria, karena mereka berpikir bisa mendapatkan segalanya. Itulah kenapa Sidney tidak suka terlalu melibatkan diri dengan wanita, takpeduli secantik apapun wa
Sidney sudah kembali ke apartemen Susan berharap segera menemukan laptop untuk bisa mengakses internet. Untung Sidney juga segera menemukan benda itu tergeletak di meja. Tanpa menunggu lama Sidney segera menyalakannya, dia buru-buru mengecek semua Email yang masuk padanya. Karena belum ada Email yang dibuka artinya memang belum ada aktifitas terakhir dari Sidney Parker sejak kemarin. Tapi Sidney tetap saja penasaran apa sekiranya yang terjadi pada dirinya. Apa sekarang dirinya masih tidur, pingsan, atau jangan-jangan tenggelam di bak mandi karena terlalu mabuk.Sidney masih ingat saat dirinya menikmati sampanye seorang diri di rooftop dan bagaimana gelas kristal itu meluncur jatuh dari tangannya dan hancur tanpa suara. Memangnya berapa perbedaan rambatan cahaya dan suara jika hanya dalam jarak sedekat itu, benar-benar jumlah waktu yang tak terhingga untuk di hitung tapi ternyata mampu me
Tak lama berselang setelah Nolan pergi handphone Susan kembali berbunyi. Karena di layarnya muncul nama wanita akhirnya Sidney mengangkatnya."Susan keman saja kau ini, kenapa tidak turun ke kantor dan tanpa kabar berita? ____"Tadi sampai kusuruh Nolan untuk mencarimu."Rentetan pertanyaan itu serasa langsung menyengat telinga Sidney hingga berdengung, dan dia langsung menyesal telah mengangkat telepon wanita banyak bicara ini."Ya, dia baru saja pulang!""Apa kau sakit? " tanya suara itu terdengar khawatir, walau seharusnya orang sakit tidak bicara seketus Sidney Parker."Tidak, tadi mendadak mobilku mogok dan harus di bawa ke bengkel," bohong Sidney yang jadi kembali ingat untuk segera membuang benda menggelikan itu.
Hari kedua, Sidney harap hidupnya akan kembali normal tapi ternyata dia tetap saja terbangun di tubuh Susan. Benar-benar tidak terjadi perubahan apa, bahkan dia sampai membolak-balik telapak tangannya beberapa kali dan hanya merasa bodoh. Pikir Sidney, 'memang sampai kapan dirinya harus berada di tubuh Susan?' Sidney kembali mencengkram kepalanya yang rasanya ingin meledak. Sidney ingat bagaimana dirinya harus memandikan tubuh Susan dan mengurus semua keperluan wanitanya yang agak membuat gila.Sidney coba berkhayal mungkin ini hanya mimpi tapi ternyata dia juga tidak bisa. Sidney Parker tetap terlalu realistis dan menyebalkan karena tidak bisa diajak pura-pura walaupun sebenarnya kondisinya kali ini juga sudah sangat tidak masuk akal.Sidney segera bangkit dari atas tempat tidur dan yang pasti sama sekali bukan kebiasaan Susan untuk ba
Kurang sial apa lagi Sidney hari ini. Karena begitu keluar dari gedung parkir tiba-tiba muncul Nolan yang menghadangnya. "Sial! " umpat kak Tamy ikut menyuarakan pikirannya. Wanita tambun itu segera menghentikan mobilnya dan berteriak. "Kau mau bunuh diri, Anak Muda! "Tanpa menghiraukan makiannya Nolan segera menghampiri mobil mereka. "Aku ingin kita bicara, Susan. ""Oh, Tuhan..... "_____" cepet bawa dia pergi dan selesaikan masalah kalian, aku punya banyak anak yang menunggu ibunya untuk segera pulang! " kata kak Tamy saat melotot pada mereka berdua. Karena kesal Sidney tidak bicara apa-apa dia segera keluar dari mobil dan berdiri siap kembali memukul Nolan, jika ternyata yang kemarin masih kurang. "Kau ingat kita punya janji untuk makan malam di rumah orang tuamu."Anehnya Nolan justru malah tersenyum sok manis dan tiap kali, ratusan kali, ribuan kalai Sidney j
Nolan masih coba menghubungi Susan beberapa kali hingga Sidney kesal dan memblokir seluruh aksesnya. Sidney tidak mau melibatkan Susan denga pria manapun karena itu akan jadi sangat menjijikkan baginya. Apalagi dirinya masih harus berpura-pura menjadi Susan, tentu semua itu bisa sangat merepotkan.Waktu berada di kantor susan dan terpaksa ikut makan dengan rekan-rekan Susan, Sidney mengeluh pusing karena alergi makanan membuatnya selalu ingin muntah jika mendapati jenis makanan yang selam ini menjadi pantangan untuknya. Walapun sekarang dirinya berda di dalam tubuh susan yang tidak memiliki masalah iritasi lambung, tapi tetap saja Sidney akan tersugesti untuk memuntahkannya."Oh ... Susan, jangan bilang kau ribut dengan Nolan karena hamil!"Sidney terkejut dengan tuduhan macam itu. Kar
Sidney benar-benar mengundurkan diri setelah hampir satu bulan tanpa kabar. Tentu keputusan itu sempat mengejutkan semua rekan-rekan kerjanya bahkan bosnya sendiri. Tapi berulang kali apa peduli Sidney! Dia benar-benar mahluk yang tidak peduli, meskipun sudah menghancurkan semua kehidupan Susan. Karena ternyata dirinya tetap tidak bisa keluar dari tubuh Susan maka Sidney tetap harus bisa berpikir logis. Sidney benar-benar membuang mobil menggelikan Susan dan menggantinya dengan Jep berlapis baja. Dia memesannya khusus untuk wanita macam Susan yang sangat beresiko untuk berkeliaran sendirian. Sidney juga berhasil mendapatkan ijin kepemilikan senjata api untuk Susan sekedar untuk berjaga-jaga karena dia sendiri tidak tahu siapa yang sedang dihadapinya kali ini. Sidney adalah orang yang penuh perhitungan dan dia tahu seseorang dengan kekuasaan seperti Sidney Parker tentunya bisa berbuat apapun.