Share

Christian Alexander Smith

Hari ini Matheo benar benar menepati janjinya. Dia menjemput Laura tepat saat jam kerja Laura telah selesei. Mereka menuju ke restoran yang cukup romantis untuk makan malam.

 Seharusnya Laura sangat bahagia karna sangat jarang sekali Matheo mengajaknya pergi berdua apalagi dinner romantis seperti saat ini, tapi entah kenapa Laura tidak bisa menghilangkan kejadian beberapa jam yang lalu dari pikirannya. Dia masih memikirkan bagaimana ciiuman Christian yang terasa lembut dan menggebu gebu terasa secara  bersamaan, benar benar membangkitkan gairah liarnya yang tak pernah dia rasakan saat bersama Matheo. Bahkan dia masih merasakan panas bibir Christian di bibirnya saat ini, dia juga selalu merasa seperti sebuah de javu saat bertatapan dengan Christian.

'ah... Aku benar benar sudah gila' batin  Laura sambil menggelangkan kepalanya pelan.

Matheo terlihat tidak suka dengan sikap Laura yang mengabaikannya.

"Apa ada yang menggangu pikiranmu, Laura?" tanya Matheo kesal.

"Ah maafkan aku... Aku hanya sedikit lelah, tadi pasien lumayan banyak," jawab Laura sambil menggenggam tangan Matheo yang ada di atas meja.

"Seharunya kau bilang saja kalau lelah, dan kita bisa istirahat di rumah," ucap Matheo dan membalas genggaman Laura.

"Kita sangat jarang pergi berdua, jadi tidak mungkin aku sia sia kan malam ini," kata Laura dengan senyum manisnya.

"Kalau begitu kita akan membuat lebih banyak waktu berdua," jawab Matheo tersenyum. 

"Benarkah?" Senyum Laura mengembang mendengar ucapan suaminya. Serasa ada kupu kupu berterbangan di perutnya. Laura sangat bahagia kalau Matheo benar benar bisa berubah lebih perhatian padanya.

==*==

Matheo tidak benar benar menepati ucapannya, saat sampai di rumah dia mendapat telepon dan buru buru pergi dengan alasan urusan pekerjaan. Dan lagi lagi Laura tidak bisa melarangnya.

Laura mendesah, memejamkan matanya dengan sebelah tangan menyentuh inti bawahnya. dia terus menggosok intinya sampai tubuhnya bergetar pelan saat mencapai pelepasannya. Matanya terbuka menerawang kelangit langit kamarnya, dia tersenyum miring merasa miris dengan nasibnya. Dulu dia selalu membayangkan akan mendapatkan pelepasan yang hebat saat berciinta dengan Matheo tapi kenyataanya dia hanya bisa mendapat pelepasan dengan jari jarinya. 

Bayangan Christian kembali muncul di pikirannnya. Bayangan bagaimana Christian menciiumnya, melumat bibirnya, membisikkan kata kata manis di telinganya dan anehnya semua itu dapat membuatnya bergairahh lagi saat ini.

Apakah dia akan bisa merasakan pelepasan yang hebat saat berciinta dengan Christian? Mengingat hanya dengan ciiumannya saja dia hampir mencapai pelepasannya. Otak Laura mulai membandingkan antara Matheo dengan Christian dan akhirnya Laura tertidur dengan segala pikiran pikiran erotiisnya.

==*==

Jam sudah menunjukkan waktu makan siang, Laura berencana akan makan di kantin Rumah sakit karna dia malas untuk keluar.

Laura sedang duduk di kantin sendirian dan memakan makanannya. Tiba tiba Mellisa datang sambil menyerahkan sebuah majalah bisnis untuk Laura. 

"Aku tidak tertarik untuk berbisnis Mel," kata Laura hanya melirik sekilas majalah di depannya.

Mellisa memutar bola matanya lalu duduk di depan sahabatnya itu.

"Lihat dulu sebelum berkomentar," jawab Mellisa ketus.

Laura mulai tertarik saat melihat foto Christian terpampang di cover majalah dengan gagahnya. Dia semakin mengernyit bingung saat membaca judul di bawah foto Christian tersebut.

" Christian A. Smith, Dokter Muda Pewaris  The Smith Company"

Laura menatap Mellisa dengan pandangan seakan meminta penjelasan.

"Yup... Sebenarnya nama belakang Christian adalah Smith bukan hanya Alexander, dan seperti yang tertulis di majalah tersebut dia adalah pewaris tunggal Smith Company. Sebenarnya dia mempunyai kakak perempuan tapi kakaknya lebih tertarik di bidang fashion." Mellisa menjelaskan dengan sungguh sungguh.

"Dan apa kau tahu siapa kakaknya?" tanya Mellisa yang sekarang terlihat antusias.

Laura hanya menggeleng.

"Christinna Alexandra, desainer favorit mu." 

Sontak Laura terbelalak kaget.

"Really?" tanya Laura masih sulit percaya.

"Aku juga baru mengetahuinya saat menemukan majalah itu di meja kerja Raphael, dan ternyata mereka juga berteman," jawab Mellisa

Laura mengalihkan pandangannya ke arah majalah saat mulai tertarik membacanya. 

The Smith Company adalah perusahan multinasional yang bergerak di bidang farmasi dan produksi alat alat kesehatan. George Smith yang tak lain adalah ayah Christian juga merupakan anggota WHO dan sangat konsen dalam pemberian bantuan untuk penderita penyakit hati. Karena sang istri, Michella Smith dulu meninggal karena penyakit tersebut. George juga membangun beberapa Rumah Sakit yang tersebar hampir di seluruh kota di Inggris, salah satunya adalah "Michella Hospital" yang baru di resmikan beberapa hari yang lalu. Sedangakan Christinna Alexandra Smith, kakak dari Christian lebih memilih membangun perusahaan sendiri di bidang fashion dengan brand "The Lux Fashion" dan sangat di idolakan oleh Laura. Bahkan Laura rela menabung untuk membeli produk The Lux yang memang memiliki harga selangit.

'Michella Hospital? Bukannya itu Rumah sakit yang menyewa jasa Matheo kemarin, jadi benar kalau Christian pernah bertemu dengannya, tapi kenapa Matheo mengelak?" 

Segala macam pertanyaan berputar di kepala Laura saat ini. Dia mulai bangkit dan meninggalkan Mellisa, dia berniat untuk menanyakan langsung pada Christian daripada dia mati penasaran.

"Oh God... Laura... Lagi lagi kau meninggalkanku," teriak Mellisa marah.

#To be continue....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status