Share

Bulan Madu yang Tak Diharapkan

“Oh, salam kenal. Saya Zeta, adiknya Mas Bian. Sesuai penjelasan yang Mbak Elsa katakan, saya hanya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah mau membantu Mas Bian. Walau melalui Mbak Elsa, tetap saja saya harus berterima kasih padamu,” ucap Zeta sambil mengulurkan tangan.

“Salam kenal, saya Rendi. Tentang masalah itu, memang sudah tugas saya. Tidak perlu berterima kasih, tidak masalah.” Rendi menyambut uluran tangan itu.

“Baiklah.” Zeta bingung harus berbicara apa lagi.

“Ya sudah, saya harus kembali bekerja. Permisi.”

“Iya, Ren. Terima kasih sudah mau datang sebentar ke sini,” kata Elsa.

Rendi mengangguk seraya pergi.

“Dia nggak pernah tersenyum ya, Mbak?” bisik Zeta.

“Iya, dia sangat serius orangnya.”

“Oh, pantas, pasti nggak asik.”

“Tapi, dia baik banget, Ze.”

Zeta hanya mangut-mangut. Sorot matanya masih tertuju ke arah perginya Rendi.

“Ayo, Sayang. Kita harus berangkat sekarang,” ajak Bian.

“Ya udah, ayo!”

Bian dan Elsa berpamitan pada semua orang yang telah mengantarnya. Merek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status