Share

Tak Jujur

Arum berjalan mendekati Levin dan Bibi Fatma yang masih duduk di ruang tunggu.

Bibi Fatma tersenyum. "Bagaimana, Rum?" tanya Bibi cemas.

"Emm, ditunda bulan depan, Bi," ucap Arum sedih.

Sang bibi tahu jika Arum begitu terluka, suaminya memang benar-benar tak tahu malu.

"Ikuti prosedurnya, sabarlah, Rum."

"Tapi, Bi ...."

"Sudah biar diurus sama, Pak pengacara ya."

Sesaat Arum menatap mata teduh Bibinya yang ternyata adalah Ibu kandungnya, begitu baik. Dalam keadaan apapun sang Bibi tidak pernah mengedepankan egonya ia berfikir begitu tenang dan juga santai. Selalu ada buat Arum, ia merasa berdosa jika marah kepada orang yang telah berjuang mempertaruhkan nyawa saat melahirkannya.

"Iya, Bi."

Arum terdiam, apa ia harus kecewa? Haruskah ia berontak, tidak. Dengan pelan Arum memeluk tubuh Bibinya dengan haru. Sang Bibi mengelus rambutanya. Beliau menangis tak mampu mengutarakan kebenarannya kepada Arum. Karena Bibi Fatma tahu jika Arum masih terluka.

"Arum.... " panggil Damar.

Arum m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status