Share

15 A. Hancurnya Sebuah Kesombongan

“Pak, tolong jangan buat saya jadi serba salah begini,” ucapku rikuh sambil masih berusaha mengelak dari dekapannya.

“Udah. Kamu ikut aja apa kataku. Apa kamu pengen kalau hidupmu lebih susah lagi?”

Pak Hanan mendekatkan wajahnya lagi. Kalau sudah begini, aku langsung kagok luar biasa. Cepat kupalingkan wajah darinya.

Terdengar suara decihan dari mulut Pak Hanan. Pria beraroma kayu manis, sitrus, dan bergamot itu lalu berjalan lagi. Kali ini ayunan langkahnya lebih santai dan tentu saja masih merangkul pundakku.

Elia sudah terlebih dahulu sampai di depan pintu bangsal Bimasakti yang dijelaskan oleh suster tadi. Kutengok, pria berperawakan atletis itu tak lagi mengetuk pintu. Melainkan, langsung masuk dengan gerakan santai tanpa beban.

“Ya Allah,” gumamku sambil memegangi dada sendiri.

Debaran di dadaku begitu kencang. Aku limbung lagi. Rasanya telapak kaki ini tak berpijak di bumi, saking ngerinya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status