Share

Bab  6 : Wajah yang Serupa

Bagian 1 : BonMart

Seorang Pria Duduk di kursi BonMart dia adalah Rendy .

“Waw ada minuman ! Bolehkah ku minta Minuman ini ?”Tanya Rendy kepada Silvan .

Silvan dan Fanny tersenyum kepada Pria itu “Silahkan !”

(Suara Meja Hancur)

“Wow… wow… wow… Makanan dan minuman ini hancur !”Rendy membersihkan Makanan dan Minuman yang tumpah .

Silvan mendekati Rendy lalu membantu membersihkan Makanan dan minuman “Biar aku bantu ! “

4 orang anggota geng Wily berlari lalu menyerang Silvan .

Duakkkkk !

Tara,Sony,Utay,Hery menendang wajah Silvan .

Rendy menarik baju Sony “Wow SMA Saklek ! berani sekali kalian menendang temanku !”

Rendy memukul wajah Sony “Haihhhh ! Satu pukulan saja sudah terkapar !”

Tara , Utay , Hery menyerang Rendy secara bersamaan .

“Wow .. Wow … wow … ! Ayo keluarkan semua tenaga kalian !” Rendy menghindari semua pukulan Tara,Utay,Hery .

Rendy berari ke arah Willy “Kau kah pemimpinnya ?”

Willy melakukan tehnik Judo “Petarung jalanan Takan Mampu menyentuhku !”

Rendy berputar Arah lalu mengejar Utay “Hehehehe Pemimpin itu adalah makanan penutup !”

Rendy mencengkram tubuh Utay dan membantingkan tubuhnya ke arah Tara dan Hery “Huuuuuuh Anggotanya lemah ! Saatnya Hidangan penutup !”

Rendy berjalan mendekati Willy “Wow Judo kah ? Sayang Sekali aku bukanlah Petarung Jalanan ! aku adalah Atlit Profesional di bidang Boxer ! Aku adalah Rendy the Punch Of Hell sang juara 2 di kejuaraan Beladiri Asia !”

Tubuh Willy terlihat gemetaran “Hah ! Percuma kau tidak akan bisa menyentuhku !”

Seorang pria dengan Tato Buddha di lengannya memukul Willy hingga pingsan “Upss maaf aku tak sengaja memukulmu !”

Rendy berteriak “Woy Zera ! apa yang lakukan pada mangsaku !”

Zera berjalan mendekati Silvan “Hey kau tidak apa – apa ? sini aku obati luka lukamu !”

Silvan tersenyum “Terimaksih sudah mau mengobatiku !”

Zera memijit Otot – otot Silvan lalu berkata dalam hati “Tekstur tubuh ini bukanlah tekstur tubuh seorang Pria Lemah !” Zera berbisik kepada Silvan “Kau seorang petarung kan ?”

Ekspresi Silvan terlihat bingung “Petarung ? haha aku adalah orang yang selalu di pukuli !”

Zera tertawa “Hahahah Kukira Kau seorang Petarung ! Namaku Zera aku Seorang Siswa SMA Kapak ! Jika kau membutuhkan bantuanku ! Hubungi saja aku !” Zera memberikan Nomor telepon kepada Silvan .

Silvan : “Terimakasih Zera ! Terimakasih Rendy !”

Zera dan Rendy pergi meninggalkan Silvan dan Fanny “Baiklah sampai jumpa Silvan !”

Fanny memberikan air minum kepada Silvan “Silvan ! Maafkan Ibu tidak bisa menolongmu !”

(Suara Mobil)

Polisi turun dari mobil lalu mendekati Fanny .

Fanny : “Sil ibu akan mengurus Willy,Tara,Utay,Hery di Kantor Polisi ! Kamu segera pulang ya !”

Silvan tersenyum “Baik bu Terimakasih !”

(Seorang Wanita berteriak)

“Sil !” Silvia tersenyum lalu mendekati Silvan .

Silvan tersenyum “Hey Ka “

Silvia menggenggam tangan Silvan “Hey Kamu sudah dari mana ?” Ekspresi Silvia penuh kebahagiaan .

Silvan “Hehe maaf ka aku tidak meminta Izin ! Akhir – akhir ini aku di ajak teman sekelasku untuk berlatih beladiri ! Wah kaka terlihat bahagia ! ada apa nih ?”

Silvia tersenyum “Pertama aku bahagia karena dokter yang merawatmu berkata …. Semua biaya sudah di bayar lunas oleh seseorang ! Ahhhh aku sangat bersyukur sekali karena masih ada orang yang sangat dermawan ! ”

Bagian 2 : SMA Meurem

Di dalam kelas .

Yura berjalan memasuki Kelas .

“Bos ! Bagaimana keadaanmu !” Ucap Gero .

Yura duduk di bangkunya “Aku sudah bisa bertarung ! berarti aku sudah Sehat hahaha “

Yazi mendekati Yura “Bos kau tahu Monster dari SMA Saklek ? dia sangat buas Bos !”

Yura terlihat gemetaran “ Ya dia memang Monster ! hey kalian jangan bocorkan masalah Monster itu ! Hey dimana Sintya sang malaikat SMA Meurem ?”

Gero tersenyum “Bos ! Sewaktu anda di rumah sakit , Sintya pindah Sekolah Bos ! dan Dia pindah ke SMA Saklek !”

Yazi : “Ayok kita ke SMA Saklek lagi Bos !”

Yura tertawa “Hahaha Oke ! mulai tahun depan kita bertiga harus pindah ke SMA Saklek !”

Ekspresi Yazi & Gero sangat terkejut “ Apa ?”

(Bell Sekolah)

Yazi berjalan dengan Yura menuju Kantin .

Yazi : “ Bos ! Apa yang kau suka dari Sintya ?”

Yura : “Dia Cantik … Dia Dingin dan Halus .. Dia Punya dada yang Besar dan menyenangkan untuk di rayu , Tapi dia tidak akan pernah membalas Cintaku !Hahaha”

Yazi : “Bukankan kau ingin memilikinya ?”

Yura : “Sintya tidak perlu mencintaiku,meskipun aku mencintainya !  Karena aku tidak tertarik kepada wanita yang mencintaiku !”

Bagian 3 : Kota Saklek

Sintya berjalan jalan di Kota Saklek dan mendekati semua orang untuk bertanya .

Sintya membawa sebuah Foto lalu mendekati Pria Tua “Permisi Pak ! Apa Bapak pernah melihat anak ini ?”

Pria Tua menggelengkan kepala “Maaf saya belum pernah melihat anak itu “

Dua  jam berlalu .

Sintya menuju arah taman dan beristirahat .

(Suara teriakan Pria)

“Wahay Malaikat lihat lah hati ini ! Hati ini telah layu ! Apakah ini akhir perjalanan Cintaku ! Oh Langit bawalah diriku agar diriku terlihat cerah !” Teriak Revi di depan ke 4 temannya .

Seorang pegawai Bank melewati Revi .

“Oh Malaikatku terimakasih sudah menjawab harapanku ! … Wahai Tuan Putri kemana kau akan pergi !” Revi merayu Lia .

Lia menatap Revi dengan ekspresi kesal “Menjijikan ! “

Revi terjatuh karena sakit hati oleh ucapan Lia .

Sintya tersenyum karena melihat Revi , lalu Sintya mendekati Revi “Permisi boleh saya bertanya ?”

Revi menggenggam tangan Sintya “Engkaulah wanita yang di takdirkan untuk bersama denganku kasih ! Sampai mati aku akan memilikimu !”

Sintya melepas genggaman Revi lalu melihatkan Foto “Ehmmm … Apa kau pernah melihat anak ini ?”

Revi terlihat kesal “Kau wanita jalang ! hanya mendekatiku karena sesuatu ! Pergi dari sini !”

Lia : “Boleh saya lihat foto itu ?”

Sintya memperlihatkan Foto kepada Lia “Apa kau mengenali anak ini ka ?”

Lia tersenyum “ Aku tahu anak ini ! Ayo ikut denganku !”

Lia mengajak Sintya ke seseuatu tempat  menggunakan mobil .

“Rumah yang sangat mewah dan besar !”Ucap Sintya dalam hati .

Lia menarik tangan Sintya “Ayo ikut aku !”

Lia dan Sintya memasuki Rumah .

Sintya berlari lalu memeluk anak kecil “Rexa ! syukurlah kau baik baik saja !maafkan kaka karena kaka baru mengetahui kabar duka dari Kakek dan Nenek !Mulai sekarang Kaka akan merawatmu Rexa !”

Lia tersenyum lalu mendekati Sintya dan Rexa “Apa kau memiliki tempat tinggal ?Apa kau sudah bekerja ?”

Sintya : “ Aku masih sekolah ka , dan mungkin aku akan mencari pekerjaan lalu mencari kontrakan rumah “

Lia mengusap kepala Rexa dan Sintya “Lebih baik kamu tinggal disini saja ! lagian pemilik rumah ini sudah tidak ada ! “ Lia menunjukan pintu kamar “Semua kamar disini masih kosong kamu bebas pilih kamar yang mana saja ! oh iya siapa namamu ? dan dimana kamu Sekolah ?”

Sintya meneteskan air mata “Terimakasih ka ! Namaku Sintya dan Aku baru saja pindah sekolah ke SMA Saklek !”

Lia : “ Oh Sintya salam kenal ya namaku Lia, SMA Saklek ?”

Lia menunjuk sebuah Foto “Dia adalah Zelda Kaka saya dan dia pemilik rumah ini !”

Sintya terlihat bahagia lalu berkata dalam hati “Tampan ! Rambut yang panjang dan Lurus ! Seandainya aku bertemu dengannya aku akan selalu melakukan apa yang dia pinta ! “

Lia : “Sintya ! Jika kamu selalu ramah kamu akan mendapat bahaya di kota ini ! mulai sekarang kamu harus terlihat sombong dan angkuh di depan Pria !”

Sintya : “Baik Ka saya akan mengikuti perintah kak Lia !”

Ke esokan harinya di SMA Saklek .

“Perkenalkan nama Saya Sintya saya murid pindahan dari SMA Meurem !” ucap Sintya lalu duduk di belakang Silvan .

Silvan tersenyum lalu menyapa Sintya “ Hay salam kenal namaku Silvan !”

Ekspresi Sintya penuh dengan kesombongan dan menatap Silvan “Pria belang ! Dasar brandalan Potong rambutmu ! Itu sangat menjijikan !”

(Ruangan Kelas Berisik)

“Hahahahaha” Semua siswa tertawa .

Fanny dan Aulia menatap wajah Sintya “Akan ku ganggu dia !”

(Suara Bell)

Silvan berada di Toilet dan melihat Cermin “Apakah aku terlihat seperti berandalan ?Rambutku kan tidak di urai !”

Silvan melepat tali Rambut dan berkata dalam hati “ Kok Bocah Silvan ini Mirip dengan diriku Zelda ?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status