Aulia menggelengkan kepala mendengar perkataan Berry bagaimana bisa dirinya akan menikah dengan Pram dan membayangkan pria lain yang baru ditemuinya, Aulia memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan di luar bertemu dengan salah satu klien yang akan menggunakan jasa mereka. Bertempat di salah satu hotel ternama membuat Aulia harus menyesuaikan diri dengan penampilannya, Berry yang melihat penampilan Aulia hanya tersenyum pasalnya saat ini menggunakan pakaian yang terlihat dewaasa.
Aulia menatap lobby hotel dengan perasaan cemas tapi segera ditepis karena ini adalah pekerjaan, seorang pegawai mengantarkan Aulia ke salah satu ruangan yang tampaknya seperti pertemuan keluarga. Kedatangan Aulia membuat mereka menatap ke arahnya dan tersenyum, tidak lama satu persatu pergi dari ruangan setelah berkenalan dengan Aulia menyisakan dirinya dengan sepasang calon pengantin.
“Aku kakak iparnya bukan calon dia, karena calonnya sibuk jadi aku diminta untuk bertemu sama kamu” Aulia mengangguk “panggil nama saja ya Anggi gak usah pakai ibu atau mbak karena kita sepertinya seusia.”
“Banyak cerewet gak jadi jelasin nanti dia.”
Aulia tersenyum melihat interaksi mereka yang seperti saudara bukan ipar, hal ini membuat dirinya terkadang iri dengan kedekatan bersama sang ipar. Aulia langsung menjelaskan semua yang mereka miliki pada orang yang berada di hadapannya dan tampak Anggi lebih banyak bertanya dibanding saudaranya. Aulia menjelaskan dengan pelan dan sabar membuat Anggi paham, Aulia merasa Anggi dan Leo mudah memahami apa yang dirinya jelaskan dan seketika mereka setuju tapi dengan syarat acara diadakan di hotel ini yang tentu disetujui Aulia.
“Jadi kalian ada cafe juga?” Aulia mengangguk menatap Anggi “kamu yang buat sendiri semua menu?.”
“Ada chef juga yang membantu tapi resepnya dari aku.”
Aulia berpamitan pada Anggi saja karena Leo sudah pergi terlebih dahulu untuk mengurus pekerjaannya, Aulia melangkah keluar dari hotel dengan senyum manis pasalnya mereka mendapatkan proyek yang luar biasa. Proyek tambahan dari Anggi adalah meminta semua kue cafe mereka yang memenuhi, setahu Aulia mereka mempunyai usaha di bidang makanan tapi tidak tahu bagaimana dengan mudahnya memberikan kepercayaan pada dirinya.
“Aulia Sarah” Aulia memandang pria yang memanggilnya tersebut “Arman kamu lupa?” Aulia hanya diam memandangnya seketika dirinya membeku melihat keberadaan Arman dihadapannya “apa kabar?.”
Aulia mencoba tersenyum “baik, kamu bekerja di sini?.”
Arman menggelengkan kepala “rapat perusahaan, kamu sedang apa di sini?.”
“Urusan kerja” Aulia menatap angka lift yang ada dihadapannya “mari.”
“Bisa minta nomer ponselmu?” Aulia menghentikan langkahnya menatap Arman “ Icha sering cerita tentang kamu dan aku merindukanmu.”
Aulia membeku mendengar pernyataan Arman, cukup lama mereka tidak saling berhubungan karena mereka selesai tiba – tiba. Tanpa adanya berita dan setelah beberapa tahun pria ini hadir kembali di kehidupannya tanpa merasa bersalah, memang tanpa merasa bersalah karena Arman tidak tahu jika dirinya meminta berakhir atas keinginan Rahayu ibu dari Arman. Aulia tidak ingin berurusan lagi dengan keluarga Arman yang menurutnya tidak sesuai kenyataan di mana tampak baik di luar hanya saja ketika di belakang bisa menjadi sangat jahat pada orang yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Aulia memberikan nomer ponsel dan langsung beranjak dari hadapan Arman, Arman sendiri pria yang sangat baik bahkan hubungan mereka bertahan hingga akan lulus kuliah. Perlakuan Arman selalu membuat Aulia jatuh cinta, mereka berdua berpisah karena orang tua Arman bukan keinginan pribadi.
Aulia disambut Berry dengan senyuman terbaiknya membuat dirinya sedikit curiga apa yang ada dalam benak sahabatnya tersebut, Aulia mengambil tempat dihadapan Berry di mana bisa menatap pembeli tanpa merasa diperhatikan. Aulia memandang Berry yang tatapan matanya ke satu titik membuat Aulia mengikuti arah pandang Berry di mana terdapat para pria sedang berbicara serius dengan berbeda kulit. Aulia akhirnya memahami siapa pria yang menjadi tatapan Berry yaitu pria yang mereka bicarakan sebelum dirinya berangkat, Aulia mengakui jika pria tersebut manis dengan rambut ikalnya dan juga bentuk wajahnya yang akan membuat kaum hawa jatuh dalam pesonanya seketika Aulia memandang sekitar yang ternyata beberapa kaum hawa ada yang melihat terang – terangan seperti Berry tapi ada juga yang malu – malu.
“Sial lihat aja bagian bawahku basah” Aulia memutar bola matanya malas “tadi bagaimana?.”
Aulia menatap Berry dengan senyuman lebar “mereka menginginkan kita menyiapkan kue untuk acara pernikahan tersebut.”
Berry membelalakkan matanya “SERIUS” teriakan Berry membuat semua menatap ke arah mereka termasuk pria itu seketika Aulia menundukkan wajahnya karena malu “maaf – maaf” Berry menunduk menatap semua orang yang terganggu “sial bahkan pria itu lihat ke arah sini buat aku malu.”
Aulia hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya, seketika dirinya berdiri meninggalkan sahabatnya menuju ke ruangan. Aulia tidak sanggup menjadi pusat perhatian dan di satu sisi dirinya ingin istirahat setelah apa yang terjadi semalam, dalam ruangan langsug dikunci karena ingin istirahat.
Aulia terbangun karena ponselnya berbunyi di mana nama Berry memenuhinya mulai dari panggilan sampai pesan, Aulia tidak peduli dengan semua pesan dari Berry dan akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri. Aulia turun ke bawah di mana cafe sudah mulai ramai dengan anak muda dan pekerja kantoran yang baru saja pulang, melangkah ke arah dapur membantu Wildan salah satu chef terbaik yang mereka miliki. Aulia memberikan kabar pada Wildan tentang apa yang akan dilakukan pada saat acara dan juga menu apa saja yang harus disiapkan, setelah diskusi sambil membuat hidangan akhirnya diputuskan untuk memberikan tester agar mereka bisa memilih menu untuk acara tersebut.
“Baru bangun?” Aulia menatap sumber suara di mana Berry berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam “lebih menjelaskan pada Wildan dibandingkan aku?.”
Aulia tersenyum “aku tadi pusing dan kamu tahu alasannya jadi istirahat sebentar boleh lah lagian aku juga ingin membuat menu baru dengan ditemani Wildan.”
“Kalian gak terlibat di hubungan romantis kan?” Berry menatap curiga pada Aulia dan Wildan yang langsung mendapatkan tatapan tajam.
“Gak usah kebanyakan baca novel kalau isi otak kamu ke sana terus” Aulia tertawa mendengar simdiran yang Wildan katakan “lebih baik Aulia bicara denganku karena berkaitan dengan menu ibarat kata bermanfaat dibandingkan dengan kamu” Berry sudah tampak emosi.
“Kalian berdua kalau bertemu suka sekali bertengkar tapi kalau jauh saling cari” sindir Aulia membuat dirinya mendapatkan tatapan tajam “ayo kita kerjakan menu berikutnya keburu habis stocknya.”
Chef di sini bukan hanya Wildan masih ada beberapa tapi Wildan lah yang pertama kali bergabung untuk membantu dalam banyak hal dari awal cafe dibangun dan itu membuat akrab satu dengan yang lain bahkan tidak jarang mereka saling adu pendapat seperti baru saja terjadi. Aulia kembali fokus dengan adonan yang ada dihadapannya tidak peduli dengan mereka berdua dan Berry tahu jika dirinya sudah mulai fokus jangan sampai ada yang mengganggu.
“Mbak Aulia ada yang cari.”
Aulia menatap pegawainya yang langsung melepaskan atribut kerjanya dan betapa terkejut dirinya melihat keberadaan Arman dihadapannya, Aulia tidak tahu harus berbuat apa tapi mengajak Arman untuk ke salah satu tempat yang masih kosong. Mereka terdiam cukup lama tanpa ada yang memulai pembicaraan membuat Aulia bingung dengan semua sikap Arman kali ini.
“Ayo kita kembali bersama.”
Aulia masih tidak percaya dengan ajakan Arman yang entah mengapa membuat dirinya menjadi kembali mengingat masa – masa mereka dahulu, tapi semuanya ditepis oleh Aulia karena mengingat bagaimana sikap Rahayu pada dirinya. Aulia memandang Arman yang seolah berharap mendapatkan jawaban yang sangat diinginkannya, Aulia sendiri bingung akan menjawab seperti apa pada Arman.“Kamu tahu bukan jika ibu dan keluarga kamu tidak menyukai aku?” Aulia mencoba menatap Arman yang terdiam “jadi aku tidak mungkin melakukan hal yang sama berulang kali, saat ini aku mencari hubungan yang serius bukan hanya sekedar kembali lalu putus lagi” Aulia memegang tangan Arman “kita baru pertama bertemu setelah sekian lama dan rasanya kamu tidak mengenalku dengan sangat baik seperti dahulu.”“Aulia.”Aulia memandang pria di hadapannya dengan tatapan tidak percaya karena bagaimana bisa pria yang berasal dari daerah timur Indonesia berada dihadapannya dengan tatapan seolah merindukan dirinya, Auli
Aulia menampar pipi Giovanni dengan kembali ke tempat awalnya, Aulia menatap tajam pada Giovanni atas apa yang baru saja dirinya lakukan. Giovanni sendiri seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi barusan dengan kembali menatap Aulia lembut seketika membuat Aulia bergidik ngeri melihat sikap Giovanni.“Apa mau kamu?” menatap Giovanni tajam.“Meminta jawaban yang dulu pernah kamu katakan” Giovanni hanya menatapnya lembut “aku sudah kembali dengan berbagai macam cara agar bisa dekat denganmu.”“Bagaimana bisa kamu bertemu Damar?” Aulia tidak menghiraukan perkataan Giovanni.“Secara tidak sengaja dan ternyata dia mengingat aku meski sudah lama tidak ketemu” Giovanni masih memandang Aulia dengan tatapan yang sama “tujuanku ke sini adalah untuk mendekatimu lagi, kamu tidak lupa kan janjimu akan memberikan jawaban jika aku kembali ke kota ini?.”“Bagaimana jika aku telah menikah atau memiliki kekasih?” Aulia menantang Giovanni.“Menikah jika kamu baha
Keputusan gila jika Aulia saat ini mengambil pilihan untuk tinggal bersama dengan pria yang baru dikenalnya bukan tapi baru bertemu setelah beberapa tahun yang lalu bahkan dirinya melupakan pria dihadapannya ini. Aulia menghembuskan nafas panjang setelah menerima ajakan gila dari pria tersebut, bagaimana dirinya bisa dengan gilanya melakukan hal ini.“Tapi tidak sekarang beri aku waktu” Aulia memberi tatapan memohon pada Giovanni.“Baiklah” jawaban Giovanni membuat Aulia lega “tapi aku yang akan menjemputmu setiap saat.”Esoknya Giovanni melakukan apa yang dikatakannya membuat Aulia kurang bebas dalam bergerak karena perlakuan Giovanni, ketika sampai kantor tatapan penuh dengan selidik dilakukan Berry dan Wildan membuat Aulia harus siap menerima sidang perdana tersebut. Aulia menceritakan apa yang terjadi minus dirinya mencapai klimaks saat dalam mobil, membayangkan itu membuat Aulia langsung teringat bagaimana rasa milik Giovanni ketika bergesekkan.“Apa bes
Kedua insan beda kelamin saling berhadapan di mana tatapan Giovanni sangat lembut sedangkan Aulia menatapnya dengan tajam, bagaimana tidak tajam ketika ingin istirahat Giovanni sudah berada di depan pintunya dengan membawa tas kecil yang Aulia yakini berisi pakaian dan sialnya Aulia menggunakan pakaian mini transparan yang pastinya memperlihatkan bagian dalamnya.“Memang kamu tidak ada tempat tinggal?” Aulia menatap Giovanni tajam karena pandangannya menuju bukit kembar miliknya “hentikan tatapan tersebut kamu membuatku takut.”Giovanni menghembuskan nafas panjang menghilangkan pikiran negatif agar adik kecilnya tidak menegang “aku hanya ingin, lantas di mana kamar kosong?” Giovanni menatap sekitar “hanya ini ruangan kamu?.”Aulia hanya diam tidak menjawab perkataan Giovanni “pulanglah Gio karena tidak ada tempat untuk kamu di sini dan hentikan semuanya karena aku lelah.”“Aku hanya ingin mengajak hubungan serius denganmu Lia apa tidak bisa?” Giovanni memanda
Giovanni terdiam mendengar pertanyaan Aulia yang memang benar adanya, salah satu wanita yang dekat dengan Giovanni setelah pindah kesana memiliki perasaan padanya bahkan mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa ikatan sama sekali dan saat ini Giovanni melakukan hal yang sama pada Aulia berharap akan sama seperti Kimberly nama wanita itu. Aulia yang melihat Giovanni terdiam menjadi paham bahwa apa yang dikatakan adalah benar dan untungnya dia belum memiliki perasaan pada pria dihadapannya kecuali tubuhnya yang menggairahkan seperti kata Berry saat itu.“Kita bisa mulai dari awal dengan saling mengenal karena banyak sekali perbedaan dan juga aku tidak mengenalmu dengan sangat baik, sepuluh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk orang berubah” Aulia menatap Giovanni yang hanya terdiam lalu menghembuskan nafas panjang “baiklah malam ini kamu bisa tidur di sini” Giovanni menatap tidak percaya pada perkataan Aulia “tapi tidak dengan melakukan hal seperti tadi.”Au
Aulia tidak berani membuka pembicaraan selama perjalanan hal ini membuat Giovanni bingung dengan keadaan Aulia, semenjak Giovanni menghentikan tindakan Aulia pada miliknya suasana canggung terjadi. Giovanni bukan tidak suka hanya saja melihat Aulia membuat dirinya tidak tega apalagi merasa akan keluar dalam waktu yang lama, Aulia sendiri tidak peduli dengan perkataan Giovanni yang masih memuaskan miliknya hingga keluar di dalam mulut Aulia dan Aulia langsung ke kamar mandi memuntahkan semuanya yang baru Giovanni ketahui jika Aulia tidak suka dengan cairan milik pria untuk ditelan.“Jadi hubungan kita saat ini?” Giovanni mencoba membuka pembicaraan.“Buktikan padaku semua yang kamu katakan kemarin adalah benar dan jika memang kita berjodoh aku tidak bisa berbuat apa – apa” Aulia menjawab dengan menatap jendela yang ada disampingnya “kita bukan anak remaja yang mengucapkan kata jadian lebih baik kita jalani semuanya.”“Aku akan membuat kamu menjadi milikku seutuhnya
Aulia menatap datar pada Berry atas apa yang dikatakannya tapi sayangnya tidak bertahan lama karena tidak hanya Berry saja ditambah Wildan juga melakukan hal yang sama dan itu dilakukan sepanjang hari, bahkan Berry mengikuti ke dapur ketika Aulia akan membuat menu baru yang entah kapan keluar. Aulia menatap kesal pada Berry tapi sayangnya tidak dihiraukan sama sekali bahkan mengajak bicara Wildan untuk mencari dukungan, Wildan yang tidak tahu apa – apa hanya mendengarkan dan entah kata – kata sindiran yang selalu keluar dari bibir Berry membuat Aulia malas, namun itu tidak berlangsung lama karena ada yang ingin memakai jasa pernikahan kami sehingga Berry menghentikan dengan melangkah keluar.“Jadi kamu memutuskan bersama pria itu?” Wildan menatap Aulia sekilas setelah kepergian Berry.“Aku melihat kesungguhan di tatapan matanya itu yang membuat memutuskan bersama Gio” Aulia menjawab pertanyaan Wildan tanpa melihat “untuk permintaan Ibu Anggi apa sudah siap?” Aulia menata
Aulia terkejut dengan keberadaan Giovanni yang duduk nyaman bersama Damar ketika keluar dari dapur, Aulia memutuskan untuk membersihkan diri sebelum menemui mereka namun sebelumnya meminta salah satu pelayan meletakkan makanan yang diambil untuk mereka berdua. Aulia keluar mendapati Berry memberikan tatapan menggoda dan senyuman puas yang sepertinya mendapatkan sesuatu ketika bertemu dengan Anggi tadi dan pastinya berita bagus karena terlihat dari wajahnya.“Kamu tahu aku bertemu siapa?” Aulia menggelengkan kepala dan sedikit malas mendengar jika harus menebak sesuatu “produser musik terkenal yang cakepnya tiada duanya tapi yang bikin kesal malah ingin menjadikan kamu sebagai bagian dari keluarga mereka.”Aulia menatap bingung “maksudnya apa?.”“Bu Anggi ingin kamu nikah sama produser terkenal itu” Aulia menatap bingung “menjodohkanmu dengan Azka produser terkenal itu yang ternyata adalah masih memiliki hubungan saudara dengan Bu Anggi.”“Azka yang produser i