Aulia masih tidak percaya dengan ajakan Arman yang entah mengapa membuat dirinya menjadi kembali mengingat masa – masa mereka dahulu, tapi semuanya ditepis oleh Aulia karena mengingat bagaimana sikap Rahayu pada dirinya. Aulia memandang Arman yang seolah berharap mendapatkan jawaban yang sangat diinginkannya, Aulia sendiri bingung akan menjawab seperti apa pada Arman.
“Kamu tahu bukan jika ibu dan keluarga kamu tidak menyukai aku?” Aulia mencoba menatap Arman yang terdiam “jadi aku tidak mungkin melakukan hal yang sama berulang kali, saat ini aku mencari hubungan yang serius bukan hanya sekedar kembali lalu putus lagi” Aulia memegang tangan Arman “kita baru pertama bertemu setelah sekian lama dan rasanya kamu tidak mengenalku dengan sangat baik seperti dahulu.”
“Aulia.”
Aulia memandang pria di hadapannya dengan tatapan tidak percaya karena bagaimana bisa pria yang berasal dari daerah timur Indonesia berada dihadapannya dengan tatapan seolah merindukan dirinya, Aulia tidak mengenal pria ini sama sekali dan senyumannya sangat mengerikan meski manis. Pria yang dijadikan bahan fantasi oleh Berry dan selalu mengatakan miliknya basah hanya dengan melihat pria ini, Aulia menatap pria ini dari atas ke bawah dan seketika menyetujui perkataan Berry bahwa pria ini bisa membuat kaum hawa terpesona dan sepertinya Aulia mengalami hal yang sama.
“Kamu melupakan aku, Lia?.”
Aulia semakin membelalakkan matanya bagaimana pria ini memanggil namanya dengan sangat santai dan seolah sudah kenal lama, Aulia sebenarnya sedikit kesal dengan pria ini karena saat ini dirinya sedang bersama mantan kekasih ketika duduk di bangku putih biru. Pria yang membuat Aulia tidak bisa melupakannya karena pria ini yang bernama Arman adalah cinta pertama dan juga pencuri bukan pencuri jika Aulia melakukannya dengan sadar dan ikhlas, Aulia melakukan ciuman pertama dengan Arman dan pastinya membekas sampai sekarang tapi harus dirinya hilangkan karena mereka tidak mungkin bersama.
“Lia.”
Aulia tersadar jika panggilan tersebut hanya orang – orang tertentu termasuk Arman, orang lain memanggil dirinya Sarah bukan Aulia dan panggilan Lia bahkan Arman sendiri tidak memanggil dirinya dengan sebutan seperti itu, kali ini dirinya benar – benar tidak tahu siapa pria timur yang ada dihadapannya ini. Jangan salahkan Aulia jika bernama sama dengan artis sinetron yang sering kalian tonton karena bukan keinginan dirinya sama sekali. Aulia menatap pria dihadapannya dengan pandangan bertanya – tanya tapi sepertinya pria tersebut tidak mengerti maksud dari tatapan Aulia.
“Kamu melupakan janji kamu untuk menjawab permintaan dulu?” Aulia membelalakkan matanya sekali lagi namun seketika bingung maksud dari perkataan pria ini.
“Kalian saling kenal?” Arman menatap mereka berdua bergantian.
“TIDAK!!”
“YA!”
Aulia menatap pria timur tersebut dengan tajam tapi sayangnya pria tersebut hanya tersenyum melihat reaksi Aulia dan tanpa dirinya sadari adalah pria ini menarik Aulia hingga tubuh mereka berdekatan dan menciumnya bibirnya lembut yang semakin membuat Aulia membelalakkan matanya atas apa yang dilakukan pria ini.
“Saya Giovanni calon suami dari Lia.”
Giovanni mengulurkan tangannya pada Arman dengan sebelah tangannya berada di pinggang Aulia, Aulia yakin jika saat ini Berry serta Wildan sedang memandang ke arah dirinya. Arman membalas uluran tangan Giovanni dengan menatap Aulia meminta jawaban pasti, Aulia yang merasa terjebak hanya bisa mengangguk dan tidak lama kemudian Arman berpamitan padanya. Aulia memandang tajam pada Giovanni yang sayangnya tampak santai dengan kejadian barusan, melalui kode Aulia meminta Giovanni menunggu dirinya di luar.
“Siapa kamu sebenarnya?” Aulia membuka pembicaraan ketika mereka sudah berada di mobil.
Aulia memutuskan membicarakan ini di luar cafe karena tidak ingin merusak kondisi yang ada di sana, Aulia menatap Giovanni sekilas seolah pertanyaan Aulia tidak penting tapi tatapannya sangat dalam membuat Aulia basah di bagian bawahnya.
“Kamu melupakanku?” Aulia mengernyitkan dahinya “wajar jika melupakan apa pria tadi adalah pria yang membuat kamu tidak menerimaku dulu.”
“Siapa kamu sebenarnya?” ulang Aulia menatap tajam pada Giovanni.
“Giovanni teman masa putih abu – abu dan hanya bertahan 3 bulan di sekolah karena masalah pemerintah yang sialnya membuat kami berpisah dari negara ini” Aulia mencoba mengingat “aku tahu tempat ini dari sahabatmu Damar.”
“Damar?” Giovanni mengangguk “bagaimana bertemu?.”
“Apa itu penting?” Aulia terdiam “saat ini aku hanya ingin bertemu orang tua kamu untuk melamar dirimu.”
Aulia membelalakkan matanya “kamu gila?!” menatap Giovanni tajam.
Giovanni mengangkat bahu “aku memperhatikanmu sudah lama hanya saja kamu yang gak sadar dan teman kamu itu heboh dengan mengatakan bagian bawahnya basah hanya dengan memandangku, lalu kamu bagaimana?” Giovanni memberikan tatapan menggoda pada Aulia “apa aku kurang menggoda?.”
Aulia menatap tajam ke arah Giovanni “kita tidak dekat dan aku tidak mengenal siapa kamu.”
Giovanni terdiam menatap Aulia “Lia apa kamu lupa bagaimana memanggilku dulu?” Aulia hanya diam karena dirinya memang benar – benar lupa “Gi itu panggilan yang kamu berikan padaku.”
Aulia terdiam mencoba mengingat tentang pria yang ada dihadapannya ini tiba – tiba matanya membelalak “Gio yang nembak aku waktu di dekat telepon umum dan pisah karena ikut orang tua kembali ke Timor Timur?” Giovanni mengangguk “bagaimana bisa kamu berada di sini?.”
“Aku keterima bekerja di sini sejak beberapa tahun lalu, jadi apa kamu sudah ingat?” Aulia mengangguk “Lia, aku serius dengan perkataanku mengenai jawaban tersebut dan keinginan melamarmu.”
Aulia menghembuskan nafas dan sangat tahu jika pria dihadapannya ini sangat keras kepala “kita baru bertemu bagaimana bisa kamu bicara mengenai lamaran dan aku tidak mengenalmu dengan sangat baik.”
“Tinggal denganku agar kita bisa saling mengenal.”
Aulia membelalakkan matanya mendengar perkataan Giovanni mengenai tinggal bersama dengan cepat Aulia menggelengkan kepala, dirinya tidak mau melakukan kesalahan yang sama seperti sebelumnya ketika bersama Yuda. Aulia menatap Giovanni yang daritadi tidak lepas memandang dirinya membuat Aulia menatap bingung, benar perkataan Berry tatapan pria dihadapannya bisa membuat bagian bawahnya basah dan sekarang terjadi pada dirinya. Aulia memaki dirinya ketika hal ini terjadi, bagaimana bisa dirinya menjadi basah dengan saling memandang seperti ini.
Aulia terpana dengan wajah Giovanni sehingga tidak sadar jika saat ini tubuh mereka berdekatan, entah bagaimana Giovanni sudah meletakkan Aulia di pangkuannya. Giovanni menarik dagu Aulia dan mencium bibirnya lembut membuat Aulia terlena atas apa yang Giovanni lakukan karena selama ini tidak ada yang memperlakukan dengan lembut ketika berciuman, ciuman Giovanni turun ke area leher hingga membuat Aulia mendesah atas apa yang Giovanni lakukan.
“Kamu sudah sangat basah tapi aku ingin melakukannya jika kita resmi.”
Giovanni melanjutkan apa yang dirinya perbuat tadi semakin membuat Aulia tidak tahan, bahkan ketika dirinya merasakan tegangnya milik Giovanni seketika dirinya keluar karena gesekan mereka meski masih menggunakan pakaian lengkap. Aulia memandang Giovanni setelah pelepasan yang didapatnya dengan menyandarkan diri di bahu Giovanni dengan tepukan pelan di punggungnya.
“Aku mencintaimu dulu dan sekarang.”
Aulia menampar pipi Giovanni dengan kembali ke tempat awalnya, Aulia menatap tajam pada Giovanni atas apa yang baru saja dirinya lakukan. Giovanni sendiri seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi barusan dengan kembali menatap Aulia lembut seketika membuat Aulia bergidik ngeri melihat sikap Giovanni.“Apa mau kamu?” menatap Giovanni tajam.“Meminta jawaban yang dulu pernah kamu katakan” Giovanni hanya menatapnya lembut “aku sudah kembali dengan berbagai macam cara agar bisa dekat denganmu.”“Bagaimana bisa kamu bertemu Damar?” Aulia tidak menghiraukan perkataan Giovanni.“Secara tidak sengaja dan ternyata dia mengingat aku meski sudah lama tidak ketemu” Giovanni masih memandang Aulia dengan tatapan yang sama “tujuanku ke sini adalah untuk mendekatimu lagi, kamu tidak lupa kan janjimu akan memberikan jawaban jika aku kembali ke kota ini?.”“Bagaimana jika aku telah menikah atau memiliki kekasih?” Aulia menantang Giovanni.“Menikah jika kamu baha
Keputusan gila jika Aulia saat ini mengambil pilihan untuk tinggal bersama dengan pria yang baru dikenalnya bukan tapi baru bertemu setelah beberapa tahun yang lalu bahkan dirinya melupakan pria dihadapannya ini. Aulia menghembuskan nafas panjang setelah menerima ajakan gila dari pria tersebut, bagaimana dirinya bisa dengan gilanya melakukan hal ini.“Tapi tidak sekarang beri aku waktu” Aulia memberi tatapan memohon pada Giovanni.“Baiklah” jawaban Giovanni membuat Aulia lega “tapi aku yang akan menjemputmu setiap saat.”Esoknya Giovanni melakukan apa yang dikatakannya membuat Aulia kurang bebas dalam bergerak karena perlakuan Giovanni, ketika sampai kantor tatapan penuh dengan selidik dilakukan Berry dan Wildan membuat Aulia harus siap menerima sidang perdana tersebut. Aulia menceritakan apa yang terjadi minus dirinya mencapai klimaks saat dalam mobil, membayangkan itu membuat Aulia langsung teringat bagaimana rasa milik Giovanni ketika bergesekkan.“Apa bes
Kedua insan beda kelamin saling berhadapan di mana tatapan Giovanni sangat lembut sedangkan Aulia menatapnya dengan tajam, bagaimana tidak tajam ketika ingin istirahat Giovanni sudah berada di depan pintunya dengan membawa tas kecil yang Aulia yakini berisi pakaian dan sialnya Aulia menggunakan pakaian mini transparan yang pastinya memperlihatkan bagian dalamnya.“Memang kamu tidak ada tempat tinggal?” Aulia menatap Giovanni tajam karena pandangannya menuju bukit kembar miliknya “hentikan tatapan tersebut kamu membuatku takut.”Giovanni menghembuskan nafas panjang menghilangkan pikiran negatif agar adik kecilnya tidak menegang “aku hanya ingin, lantas di mana kamar kosong?” Giovanni menatap sekitar “hanya ini ruangan kamu?.”Aulia hanya diam tidak menjawab perkataan Giovanni “pulanglah Gio karena tidak ada tempat untuk kamu di sini dan hentikan semuanya karena aku lelah.”“Aku hanya ingin mengajak hubungan serius denganmu Lia apa tidak bisa?” Giovanni memanda
Giovanni terdiam mendengar pertanyaan Aulia yang memang benar adanya, salah satu wanita yang dekat dengan Giovanni setelah pindah kesana memiliki perasaan padanya bahkan mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa ikatan sama sekali dan saat ini Giovanni melakukan hal yang sama pada Aulia berharap akan sama seperti Kimberly nama wanita itu. Aulia yang melihat Giovanni terdiam menjadi paham bahwa apa yang dikatakan adalah benar dan untungnya dia belum memiliki perasaan pada pria dihadapannya kecuali tubuhnya yang menggairahkan seperti kata Berry saat itu.“Kita bisa mulai dari awal dengan saling mengenal karena banyak sekali perbedaan dan juga aku tidak mengenalmu dengan sangat baik, sepuluh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk orang berubah” Aulia menatap Giovanni yang hanya terdiam lalu menghembuskan nafas panjang “baiklah malam ini kamu bisa tidur di sini” Giovanni menatap tidak percaya pada perkataan Aulia “tapi tidak dengan melakukan hal seperti tadi.”Au
Aulia tidak berani membuka pembicaraan selama perjalanan hal ini membuat Giovanni bingung dengan keadaan Aulia, semenjak Giovanni menghentikan tindakan Aulia pada miliknya suasana canggung terjadi. Giovanni bukan tidak suka hanya saja melihat Aulia membuat dirinya tidak tega apalagi merasa akan keluar dalam waktu yang lama, Aulia sendiri tidak peduli dengan perkataan Giovanni yang masih memuaskan miliknya hingga keluar di dalam mulut Aulia dan Aulia langsung ke kamar mandi memuntahkan semuanya yang baru Giovanni ketahui jika Aulia tidak suka dengan cairan milik pria untuk ditelan.“Jadi hubungan kita saat ini?” Giovanni mencoba membuka pembicaraan.“Buktikan padaku semua yang kamu katakan kemarin adalah benar dan jika memang kita berjodoh aku tidak bisa berbuat apa – apa” Aulia menjawab dengan menatap jendela yang ada disampingnya “kita bukan anak remaja yang mengucapkan kata jadian lebih baik kita jalani semuanya.”“Aku akan membuat kamu menjadi milikku seutuhnya
Aulia menatap datar pada Berry atas apa yang dikatakannya tapi sayangnya tidak bertahan lama karena tidak hanya Berry saja ditambah Wildan juga melakukan hal yang sama dan itu dilakukan sepanjang hari, bahkan Berry mengikuti ke dapur ketika Aulia akan membuat menu baru yang entah kapan keluar. Aulia menatap kesal pada Berry tapi sayangnya tidak dihiraukan sama sekali bahkan mengajak bicara Wildan untuk mencari dukungan, Wildan yang tidak tahu apa – apa hanya mendengarkan dan entah kata – kata sindiran yang selalu keluar dari bibir Berry membuat Aulia malas, namun itu tidak berlangsung lama karena ada yang ingin memakai jasa pernikahan kami sehingga Berry menghentikan dengan melangkah keluar.“Jadi kamu memutuskan bersama pria itu?” Wildan menatap Aulia sekilas setelah kepergian Berry.“Aku melihat kesungguhan di tatapan matanya itu yang membuat memutuskan bersama Gio” Aulia menjawab pertanyaan Wildan tanpa melihat “untuk permintaan Ibu Anggi apa sudah siap?” Aulia menata
Aulia terkejut dengan keberadaan Giovanni yang duduk nyaman bersama Damar ketika keluar dari dapur, Aulia memutuskan untuk membersihkan diri sebelum menemui mereka namun sebelumnya meminta salah satu pelayan meletakkan makanan yang diambil untuk mereka berdua. Aulia keluar mendapati Berry memberikan tatapan menggoda dan senyuman puas yang sepertinya mendapatkan sesuatu ketika bertemu dengan Anggi tadi dan pastinya berita bagus karena terlihat dari wajahnya.“Kamu tahu aku bertemu siapa?” Aulia menggelengkan kepala dan sedikit malas mendengar jika harus menebak sesuatu “produser musik terkenal yang cakepnya tiada duanya tapi yang bikin kesal malah ingin menjadikan kamu sebagai bagian dari keluarga mereka.”Aulia menatap bingung “maksudnya apa?.”“Bu Anggi ingin kamu nikah sama produser terkenal itu” Aulia menatap bingung “menjodohkanmu dengan Azka produser terkenal itu yang ternyata adalah masih memiliki hubungan saudara dengan Bu Anggi.”“Azka yang produser i
Beberapa hari tinggal bersama membuat Aulia tahu bagaimana sifat Giovanni yang sangat berbeda dengan bentuk tubuhnya, Giovanni sangat lembut bahkan ketika mengangkat telepon saat orang kantor menghubunginya. Banyak hal yang dibicarakan mereka termasuk mengontrol nafsunya agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dan hari ini adalah saat Aulia pulang yang bertepatan dengan waktu liburnya, Giovanni ingin menemui orang tua Aulia karena esok orang tua Giovanni datang yang berarti mereka berdua pisah tempat tinggal dan itu permintaan Aulia meski Giovanni meyakinkan diri jika orang tuanya tidak masalah jika mereka tinggal bersama.Aulia menyingkirkan tangan Giovanni perlahan untuk membersihkan diri dan menyiapkan sarapan untuk mereka sebelum berangkat ke rumah orang tua Aulia, kehidupan Giovanni sedikit berubah di mana isi lemari pendinginnya berupa bahan makanan bukan hanya minuman soda atau bir saja, meski masih ada Aulia membatasi jumlah yang akan diminum oleh Giovanni d