"Apa yang Anda ingin bicarakan?" tanya Mr. Magnanime duduk berhadapan dengan Greed, Greed gugup setengah mati.
"Em ... itu ... Em ... se–sebenarnya sa–saya ... em ingin mela–mar an—""Mr. Ardour." Mr. Magnanime merasakan kegugupan Greed.Greed menarik nafas dalam, meneguhkan hatinya, "Cukup Greed.""Em. Greed apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya yang sudah tidak formal lagi."Mengenai anak Anda Mr. Magnanime," ucap Greed pelan namun Mr. Magnanime tetap bisa mendengarnya."Ada apa dengan putra-putriku?""AkuinginmelamaranakAnda," ucap Greed cepat."Bisa kau ulangi, Greed?" pinta Mr. Magnanime.Greed mengambil nafas dalam, mulutnya terbuka hendak mengucapkan sesuatu sampai seorang gadis keluar dari pintu sudut ruangan menghentikan ucapan yang hendak Greed bicarakan.Mr. Magnanime mengalihkan pandangannya pada sosok itu. "Charity, kapan kau ke sini?""Baru saja," jawab Charity acuh dan melipat kedua tanganya, ditatapnya Greed dengan tatapan menusuk."Aku akan pulang, Pap!" Charity berujar dan berjalan menuju pintu, tangannya sudah hendak memutar kenop sampai suara Greed menghentikan pergerakan Charity."Aku ingin melamar anak Anda, Charity ... Charity Magnanime. Izinkan saya menjadi tunangan Charity!" seru Greed lancar, tegas dan lantang. Mr. Magnanime diam dan menatap Greed dengan teliti."Tidak. Kau tidak bisa!" bantah Mr. Magnanime, Charity membalikkan tubuhnya dan kini punggungnya menyender pada pintu."Setidaknya Papa menolak," ucap Charity dalam hati. Entah kenapa dia merasa datar-datar saja. Tidak senang seperti yang ia harapkan."Kenapa tidak? Saya mencintai anak Anda. Apa karena umur saya. Makanya Anda menolak?" balas Greed, sifat Greed yang tidak suka dibantah membuat egonya tersakiti."Greed, keluar dari ruangan saya!" tegas Mr. Magnanime yang kini tengah berdiri."Tidak."Greed berjongkok di hadapan Mr. Magnanime. Ini kali pertama baginya, bagi Greed harga diri adalah segala-galanya."Saya benar-benar menyuk ... tidak. Saya benar-benar mencintai Charity, saya tidak bisa melihatnya bertunangan dengan yang lain. Saya mohon izinkan saya menikahi—" ucapan Greed terpotong."Bahkan dia masih SMA, Demi Tuhan Greed!""Aku akan menikahinya ketika dia tamat." Greed bersikeras."Harga diri seorang pewaris Ardour's Corp. sangat minim. Aku ragu jika beratus ribu orang menaruh nasibnya di tanganmu. Kau tidak lebih dari seorang pecundang, melepaskan harga dirinya untuk keegoisan sendiri. Sampai kapan pun Greed, aku tidak akan mau menikahi seorang pecundang sepertimu!" Charity bersela tenang dan meninggalkan Greed yang mematung dan Mr. Magnanime dengan senyum kecil."Bicarakan pada istriku Greed, dia yang berhak atas Charity sepenuhnya." Greed masih pada posisinya, sampai Mr. Magnanime menyuruh Greed berdiri."Kapan saya bisa menemui istri Anda?""Sekarang pun bisa. Aku tidak akan mempersalahkan dengan siapa Charity menikah. Hanya saja, kami tidak mungkin membatalkan semuanya ... beberapa hari lagi Charity bertunangan dengan laki-laki sebayanya. Maaf, walau Charity memang banyak yang mengincarnya. Tapi, tak ada seorang pun yang lebih tua dari Charity yang diterima lamarannya. Aku jadi bingung, bagaimana bisa kau seperti ini!" jelas Mr. Magnanime pada Greed."Aku awal melihanya di cafe. Aku juga merasa tak keberatan saat Charity waktu itu bermesraan dengan pria di atas umurnya. Tapi, tiba-tiba Charity datang ke tempatku dan mengecupku!""Charity mengecupmu?""Sebenarnya dia mabuk. Tapi tetap saja, secara teknis dia mengecupku!"Mr. Magnanime kaget dan menghela nafas. Menepuk pundak Greed pelan."Kau bisa ikut dinner malam ini. Akan kupastikan Charity ada. Dan bicarakan pada istriku mengenai usulmu yang ingin menjadi tunangan anakku itu. Jika Charity menolak ... aku tidak bisa berbuat apapun, semua juga ada pada Charity," jelas Mr. Magnanime pada Greed, Greed bernafas lega setidaknya dia tidak ditolak mentah-mentah."Baik. Terima kasih atas waktu Anda, aku harus pergi dulu!" pamit Greed, dan menghilang dibalik pintu.[Anakmu benar-benar sang pemikat kaum hawa. Ini bukan pertama kalinya dia dikejar pria dewasa, tapi percaya padaku Sayang ... pria dewasa kali ini amat sangat berbahaya untuk anak kita ini. Kau harus rela jika memiliki menantu sang pria yang lebih dewasa darinya,] ucap Mr. Magnanime pada ponsel yang tersambung dengan istrinya.[Tentu saja! Charity bahagia ... aku juga begitu Sayang. Kalau begitu, aku akan menelepon Charity untuk dinner bersama malam ini.]***Greed berdiri di depan kaca besar di dalam kamarnya, ini sudah baju ke-10 yang Greed coba. Namun tetap tidak cocok baginya."Ini hanya dinner Greed!" ingatnya pada dirinya sendiri, Greed tak habis pikir, kenapa dia seperti anak yang baru saja menginak remaja."Tapi ini dinner yang penting," ucap Greed lagi. Pada akhirnya Greed mengganti bajunya lagi."Jika kau tidak berhenti mengganti pakaianmu, kau akan terlambat! Kesempatanmu memilikinya setidaknya ada untuk malam ini. Jangan membuang waktu!" ingat Greed pada dirinya sendiri. Akhirnya Greed memakai kemeja pertama yang dia pakai. Setelah berpakaian dia merapikan rambutnya dan menyemprotkan parfum."Sempurna ... sangat-sangat sempurna," puji Greed untuk dirinya sendiri.***Greed membelah jalanan dengan santai, ini masih pukul 7 dan ia tidak ingin terlalu tergesa-gesa. Di otaknya sudah banyak rencana jika Charity menolaknya. Lihat saja apa yang akan ia perbuat. Mengingat Charity membuat hatinya berdebar, haruskah Greed berhenti untuk membeli sebuket bunga?"Merah, putih, ungu atau cokelat? Atau mungkin mobil sport keluaran terbaru? Charity akan membunuhku jika aku membelikan hal romantis seperti bunga. Dan kurasa mobil sport adalah usulan yang bagus sepertinya."Greed meraih ponsel dan menelepon Thrift, ia mulai berbicara setelah terhubung.[Pesankan aku mobil keluaran terbaru, Thrift.]Tak ada balasan. Greed kembali melanjutkan.[Warna putih.]Tak ada balasan lagi di seberang.[Waktunya jangan lebih dari seminggu. Dan aku ingin mobil itu hanya ada beberapa di Aussie. Kalau bisa ... hanya satu-satunya di Aussie. Barang spesial hanya untuk orang yang spesial.]Setelah mendapat balasan dari Thrift. Greed mematikan sambungan telepon dan melajukan mobilnya. Tanpa peduli kendaraan yang mengklakson mobilnya, masa bodoh yang penting Greed senang. Setelah beberapa menit berkendara, akhirnya ia sampai di perumahan elite. Satpam membukakan pagar dan Greed segera masuk, bisa dilihat motor besar milik Charity terparkir. Itu artinya Charity benar-benar ada.Greed menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar, segera keluar dan berjalan menuju pintu. Setelah sampai di depan pintu. Ia menekan bel beberapa kali sampai seorang wanita yang hanya menggenakan celana pendek dan tanktop hitam. Ia jamin anak pertama Mr. Magnanime berdiri di hadapannya dengan ekspresi siap menerkam."Apakah Mr. Magnanime ada di dalam?" tanya Greed. Wanita di hadapannya meneguk salivanya sebelum menjawab pertanyaan Greed"Ad–ada ... Papa ada di dalam!" jawabnya, wanita di hadapan Greed memberikan ruangan untuknya masuk, Greed tersenyum kecil dan segera memasuki rumah Mr. Magnanime diikuti wanita itu dibelakangnya."HOLY FUCK! Bukannya dia Greed? GREED ARDOUR!" teriak seorang bocah laki-laki yang Greed taksir adik dari Charity dengan nada kagum."Iya. Tentu ... aku Greed dan ka—""Kau sudah sampai Greed? Silakan ikuti aku menuju meja makan dan abaikan anak perempuanku yang heboh!" Mr. Magnanime menyela, entah bagaimana bisa ada di hadapannya."Hm. Tidak apa Mr. Magnanime," ucap Greed."Kau bisa memanggilku Greg," ucap Mr. Magnanime saat Greed sudah berjalan, bersamaan dengan Greg Magnanime."Baiklah. Greg.""Kalian berdua, segera ganti pakaian. Greed akan dinner bersama kita." Setelah Greg Magnanime mengucapkan hal itu, mereka langsung berjala ... ralat mereka berlari menaiki tangga. Greed sudah duduk di meja makan sampai seorang wanita yang ia yakin istri Mr. Magnanime menghampiri mereka berdua dengan makanan yang dibawanya."Jangan bilang kalau kau—""Iya Ma'am, aku kesini untuk membicarakan hal itu padamu," potong Greed cepat."Sayang. Kita benar-benar akan buat berita mengejutkan jika reporter-reporter tahu tentang ini!" hebohnya. Mr. Magnanime terkekeh pelan."Sudah kubilang bukan, untuk menyiapkan jantungmu." Mr. Magnanime menghela nafas. "Sudahlah! persiapkan saja makan malamnya Sayang!"Greed tersenyum kecil melihat suami-istri di hadapannya, matanya meneliti seluruh ruangan sampai dehaman Mr. Magnanime menghentikan aktifitas singkat Greed."Kalau kau mencari Charity, dia ada di kamar dan kurasa dia tidur," ucap Mr. Magnanime. Greed tersenyum kecil padanya."Apa kau ingin kutunjukkan kamarnya?" tanya Mr. Magnanime."Itu sangat membantu, aku bisa dengan cepat menyalurkan hasratku.""Itu sangat membantu, aku bisa dengan cepat menyalurkan hasratku."Tapi, bukan itu yang keluar dari mulut Greed"Tidak perlu!" tolak Greed sopan, padahal ia sangat ingin berada di kamar Charity. Hanya saja, ia takut hasrat gilanya tiba-tiba naik."Halo Mr. Ardour," sapa 2 orang, yang satunya wanita dengan dress selutut yang melekat pada tubuhnya. Dan satunya bocah lelaki berjas yang menatap kagum Greed. Mereka mengambil kursi di depan dan tak lupa mereka berebutan untuk duduk berhadapan dengan Greed."Jadi ada kepentingan apa Mr. Ardo—""Cukup Greed!" pintanya pada salah satu dari mereka. Ia tidak tahu nama mereka, soalnya mereka belum memperkenalkan diri secara resmi."Ngomong-ngomong ... perkenalkan dia Honest dan satunya Prob," ucap Mr. Magnanime memperkenalkannya anak-anaknya yang saat disebut namanya. Mereka tersenyum pada Greed, Greed mengangguk tanda mengerti."Baiklah ... ada apa seorang Greed hendak ke sini? Yang aku tahu, ka
"Katakan iya!""Tidk ... hh," desau Charity"Aku butuh jawaban iya, Charity!" ucap Greed dan mencerup leher Charity, bisa Greed pastika sekarang Charity menahan desauannya."Kita butuh kamar sekarang!" ucap Greed berbisik dan menyapu daun telinga Charity."Tidak ... pul ... ah.""Jika kau bilang tidak, aku akan membuatmu mendesau dan klimaks saat ini juga, Charity."Setelah mengucapkan hal itu, Greed mengendong Charity menuju kamar, jangan heran sebelum Charity sampai. Ia telah menelusuri semua ruangan yang ada di rumah Charity. Jadi ia tahu di mana kamarnya. Setelah sampai di kamar, Greed hempaskan tubuh Charity di atas kasur dan mulai mengecupnya lebih ganas."Ah ...," desaunya, saat tangan Greed sudah memasuki kaos yang Charity kenakan."Mau bertunangan denganku, Charity?" tanya Greed."Tid ... hh.""Sudah kubilang jika kau bilang tidak, akan aku buat kau terus mendesau tanpa kepuasan," balas Greed, menyapu dar
"Bagaimana aku bisa baik-baik saja," jawab Charity kesal, saat hendak melangkah bagian bawahnya terasa perih."Istirahatlah, aku yang akan melayanimu hari ini," ucap Greed dan segera meraih tubuh Charity untuk ditidurkan di ranjang. Charity menggeram marah."Setidaknya pakai pakaianmu dulu Greed!" Sementara Greed hanya tersenyum malu-malu, meraih baju serta celananya yang berserakan di lantai."Setelah kejadian semalam, kau tidak mungkin bisa berjalan dengan baik, Baby. Kalau kuingatkan saat itu aku menusukmu tanpa pelumas, dan kita melakukannya sampai pukul 5 Pagi. Wow!" detail Greed pada Charity, sementara Charity ingin sekali melempar Greed pakai pisau."Kau meniduriku!" ralat Charity cepat.Greed mencibir, menciptakan raut pengen digampar. "Sungguh? Siapa yang meminta dimasuki lagi setelah mencapai klimaks pertama?"Dan saat itu juga Charity melempar Greed menggunakan ponsel yang kebetulan ada di samping meja lampu tidur."Lempara
Mobil Greed tak beranjak dari basement, ia benar-benar ingin meninggalkan Si Bodoh Charity selamanya. "Tidak bisakah dia hanya menghargaiku? Cih, bocah sialan yang sukses membuat duniaku jungkir balik.""Aku tidak harus menyerah untuk mendapatkan hatimu, Charity," gumam Greed.Sialnya Greed sudah mulai ketergantungan oleh tubuh Charity, tubuhnya selalu bereaksi berlebihan. Ia rasa, ia butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Greed tidak mungkin menelepon Thrift, ia jamin Thrift akan sangat menyebalkan nanti. Setelah menimang ponsel, akhirnya Greed menelepon seseorang. Telepon terhubung dan detik berikutnya, Greed langsung bicara.[Pride! Apa kau masih di Amerika?][Ya!][Kau menetap?][Tidak, tapi kurasa akan lama. Aku memiliki majikan sekarang.][Kau jatuh miskin, Pride? Kau kenapa bisa menjadi babu seperti itu?][Tidak sama sekali. Aku mendapat bayaran yang setimpal.][Bayarannya apa?][Tubuhnya.]
"Apa-apaan ini Env, kau tidak perlu—""Bisakah kau tutup mulutmu itu, Greed?" Charity menyela, sekarang Charity sudah telentang dan membuka resleting celananya."Maaf!" mohon Envy sebelum menarik ke bawah celana Charity, sekarang Si Iri Envy sudah melihatnya. Dia mendengus pelan, mengingat milik Kindy."Berapa lama kau memasukinya? Kau ingin dia tak berjalan seminggu. Hah ...?" Envy mengambil kapas yang diberi alkohol."Nghh ....""Charity, jangan mendesau," ujar Greed tak terima dengan suara berat."Sial ... an aku ... tidak ... ngh mendesau. Ini perih, tolol.""Lain kali Charity, jangan biarkan Greed memasukimu seenaknya, beruntung ini tidak terkoyak," gumam Envy, masih mengolesi kapas beralkohol pada milik Charity."Ngh ....""Berhenti meringis, Charity," ucap Greed."Kenapa lagi?""Kau membuatku ingin memakanmu, sekarang," ucap Greed dan terus menatap ke lobang Charity, baik otak Greed memang jorok. sia
Charity sampai di apartemen dengan mengendarai mobil Greed, salah sendiri kenapa Greed lama. Dengan tak berdosanya Charity malah meninggalkan Greed, padahal Charity baru menunggu 2 menit.Sesampainya di apartemen dia segera menduduki sofa. Tak beberapa lama, bel apartemennya berdering Charity sempat mengira itu Greed namun prasangkanya segera ditepis saat salah satu sahabatnya meneleponnya dan memaki Charity.Dengan susah, Charity membuka pintu, sahabat-sahabatnya segera berhamburan masuk."Kenapa tidak masuk, Chare?" tanya Candid pada Charity.Charity mengikuti sahabat-sahabatnya berjalan di belakang mereka, namun Honor berada di belakang Charity."Chare, ada yang beda dari caramu berjalan. Dan kurasa bokongmu sedikit besar sebelah," ujar Honor terang-terangan membuat 2 sahabatnya berhenti dan mundur, mereka memerhatikan Charity."Benarkan?" tanya Honor antusias. Sementara Verice dan Candid mengangguk menyetujuinya."Seberapa gan
"Hahaha ...," tawa Greed membuat jantung Charity semakin aneh sepertinya ...."Greed, aku ada masalah serius,"ujar Charity, tiba-tiba menatap Greed dalam, Greed yang ditatap dalam seperti itu tiba-tiba merasa kikuk."Hmm ... A–Apa?" tanya Greed."Sepertinya aku ...." Charity bingung memulainya."Sepertinya apa, Chare?""Sepertinya aku... Sepertinya aku sakit jantung. Jantungku berdetak kencang tapi tidak menyakitkan? Aku perlu memeriksa jantungku.""Se–sejak kapan?" tanya Greed"Sejak tadi, Greed. Sejak ... Oh lihat sekarang jantungku semakin berdetak. Aku kritis Greed!"seru Charity saat Greed mendekat kenarahnya.Greed meraih telapak tangan Charity, dan meletakkannya tepat di mana jantungnya berdetak."Kau merasakannya, Charity?" tanya Greed tersenyum lembut, Greed bersumpah dia ingin sekali tertawa karena ulah Charity."ASTAGA ... JA–JANTUNGMU, GREED ... KURASA KAU AKAN MATI SEBENTAR LAGI!" teriak Charity heboh,
"Dia hanya bereaksi berlebihan jika dekat denganmu, padahal kau tidak melakukan apapun!" jelas Greed."Apa yang tidak kau percayai dengan perasaanku? Kau tidak terima disukai pria dewasa? Kau tidak menerima perasaanmu ... Begitu? APA MENURUTMU INI SALAH?" teriak Greed di hadapan Charity, Charity menunduk takut. Biasanya Charity akan melawan, tapi kali ini dia hanya diam. Dia takut dengan Greed yang ada di hadapannya."JAWAB!"Charity semakin menunduk.Greed diliputi rasa kesal, amarah dan apapun, ditariknya Charity sampai ke kasur miliknya, dihempaskan tubuh Charity."Kau ingin aku menjadi pria sialan?!" maki Greed pada Charity. "Kau ingin aku menidurimu?!""Anak kecil tak tahu diri!"Charity diam dan berdiri, didorongnya tubuh Greed hingga terjatuh ke lantai."Jika kau berani memaksaku ... aku akan membuat kau menyesal seumur hidupmu, Greed. Kau belum tahu aku sepenuhnya.""Dan kau ... belum tahu aku sepenuhnya," balas