Share

Bab.18 Tokoh Khadijah

“Sudah, jangan bahas, Din. Kita makan siang dulu.”

“Tapi, Mbak…”

Mas Ammar mendekatkan jarinya ke bibir, memberi tanda diam untuk wanita cantik yang duduk di depanku. kini, terlihat ia mengurungkan niatnya.

Kami menikmati makanan ini dalam keheningan, tak ada lagi suara yang terdengar selain benturan sendok dan piring yang beradu. Aku hanya menunduk sambil mencoba menikmati, sedangkan pikiranku terus berkelana dengan apa yang terjadi.

Bagaimanapun hidup serumah dengan cinta segitiga seperti ini tidaklah nyaman. Lalu, bagaimana dengan istri Rasullullah yang bisa berbagi hati untuk para istri lainnya?

Nama Khadijah yang disematkan oleh almarhum bapak, nyatanya tak lantas membuat hatiku setegar dan seikhlas mereka. Hanya dengan melihat Mas Ammar dan Dinda dalam satu ruang saja, sudah mampu memporak porandakan kepercayaanku.

Dinda menyelesaikan makanan terlebih dulu, begitupun dengan Mas Ammar yang menyusulnya. Sedangkan aku, memang sengaja mengulur waktu dengan memakan makanan di depanku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status