Hari ini merupakan hari pertama fiona kembali kekampus, setelah sebelumnya dia tidak masuk selama lebih dari satu Minggu, dia merindukan kedua temannya Diana dan Anita.
Dia berangkat menuju kampus bersama dengan Kevin mengendarai mobil mewahnya, Fiona berfikir lebih baik jika dia turun sebelum kampus.
" Nanti aku turun di depan pom bensin sebelum kampus " ucap Fiona yang membuat kevin mengernyitkan dahi.
" Kenapa tidak langsung sampai kampus saja " ucap Kevin.
" Aku sudah janjian dengan Anita dan Diana disana " ucap Fiona
" Ok kalau begitu "
Tak lama kemudian Kevin menepikan mobilnya ditempat yang dimaksud Fiona.
" Terimakasih sudah mengantarkan ku " ucap Fiona yang dijawab anggukan oleh Kevin.
Tak berselang lama setelah Fiona turun mobil Kevin berlalu dari hadapan nya, Fiona memastikan bahwa mobil Kevin sudah tak terlihat lagi, lalu dia berjalan menuju kampus yang lumayan masih jauh dari tempatnya turun, sekitar li
Ya Tuhan apa yang aku lakukan, apa aku harus pura-pura tidak mendengarnya, kenapa dia disini, apa yang akan dia lakukan." Fiona, kemana saja kamu ? Kami semu dirumah merindukanmu " Diandra dengan mesra memegang pundak kakaknya, dia pura-pura baik didepan orang lain, tapi dengan kejam dan tanpa ampun akan menyiksanya." Mari kita pulang, kami semua khawatir dengan keadaanmu, kenapa kamu melarikan diri dari rumah " dengan wajah yang dibuat seolah-olah cemas Diandra berkata didepan teman Fiona."A-aku masih ada kelas " ucap Fiona, dia berbohong demi menghindari Diandra, dia tidak mau kembali pada orang-orang yang telah dengan kejam menyiksanya hingga hampir mati.Anita yang melihat ketakutan Dimata Fiona lantas menarik tangan sahabatnya ." Ayo Fiona, nanti kita terlambat " ucap Anita, dengan tidak suka Diandra memandang Anita." Maaf Diandra sayang, kami masih ada kelas, dan kamu tidak perlu mencemaskan kakak
" Apa jadinya tadi jika gadis gila itu berhasil menemukan tempat tinggalku Sekarang, aku tak habis pikir kenapa adik yang dulu sangat manis menjadi semengerikan itu " helaan nafas panjang karena pikiran-pikiran yang memenuhi otakku, kepala terasa berdenyut sakit rasanya.Sebuah keluarga yang berusaha menyingkirkan salah satu anggota keluarganya yang lain, mungkin banyak yang tidak menyangka jika hal seperti ini terjadi, hanya orang-orang terdekatku yang paham akan hal yang terjadi padaku, karena didepan orang lain sikap mereka sangat manis padaku, sungguh keluarga yang penuh manipulasi.Kadang aku berpikir, benarkah aku bagian dari keluarga itu, mengapa sikap mereka berbeda sekali antara memperlakukanku dan Diandra, mereka sangat pilih kasih, apa mereka pikir hanya Diandra yang butuh kasih sayang, gadis yang dulu sangat manis itu Sekarang tumbuh menjadi seorang yang kejam penuh ambisius, berbeda sekali dengan dirinya dulu.
"Jika nanti dia membuat masalah lebih baik kita langsung lenyapkan saja dia, dan kita bisa menukar identitas antara dia dan Diandra " usul Leo yang terdengar sangat kejam." Aku setuju, karena aku sudah muak melihatnya, sudah terlalu lama kita merawatnya semenjak kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya" tambah Clara." Tapi kita juga harus pikirkan bagaimana cara membuat pengacara yang memegang surat wasiat itu mau mengubahnya, aku tidak mau berlama-lama seperti ini "Dengan pura-pura terpejam Fiona mendengarkan percakapan dua iblis yang selama ini dia anggap sebagai keluarganya, perih sebenarnya mendengarkan hal ini, tapi dirinya harus tahu kebenaran yang sela ini disembunyikan darinya, dia juga tidak boleh gegabah dalam menghadapi dua orang yang gila harta ini, tak hanya menyiksanya bahkan mereka berencana melenyapkanya, entah siapa mereka sebenarnya kedua manusia ini, kenapa dirinya bisa ada hubungan
Pintu yang tertutup terlihat rapuh karena tak terawat dan termakan usia, dinding yang ditumbuhi lumut karena udara yang lembab dan pengap." Fiona, dimana kamu...!! " Teriaknya, mencari keberadaan gadis cantik itu.Kevin mencari sampai semua sudut bangunan itu, tapi tak juga ketemu apa yang dicarinya.Hingga tanpa dia sadari sebuah pukulan tepat mengenai leher belakangnya, membuat dirinya ambruk tak sadarkan diri, pelaku menyeret Kevin dan membawanya kesebuah ruangan yang sangat semut, disana dia tidak sendiri, gadis yang dicarinya kini berada disamping tubuhnya." Kita bakar saja bangunan ini untuk menghilangkan jejak, biar saja orang mengira mereka mati karena terbakar " ucap seseorang yang suaranya tak asing untuk Fiona yang berlahan-lahan mendapatkan kesadarannya." Apa kita perlu membunuh mereka terlebih dahulu ? " Ucap salah satunya" Tidak perlu, aku y
Kring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk." Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.Setelah beberapa saat Fiona telah selesai mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami." Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi." Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan." Lho, nggak
Kring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk." Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.Setelah beberapa saat Fiona telah selesai mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami." Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi." Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan." Lho, nggak
" Mau makan apa? " Tanyanya pada fiona masih dengan sikap cueknya. " Terserah " jawab Fiona. Dia beralih memandang fiona sambil mengerutkan alisnya. " Disini tidak ada menu terserah " jawabnya yang menurut Fiona lucu, tapi dia mengucapkannya tanpa ekspresi, benar-benar lelaki yang dingin, " kalau tidak makan nanti kau akan kelaparan dan saya tidak tanggung jawab, karena nanti ada pekerjaan menguras tenaga untukmu sebagai hukuman " imbuhnya, masih dengan ekspresi sedingin kutup. Ya Tuhan, apalagi ini....hukuman apa yang akan dia berikan padaku, aku hanya bisa pasrah, dan memilih menu asal kata Fiona dalam hati. " Ini saja " kata fiona dengan nada pasrah. " Ok " katanya setelah itu melambai ke pelayan untuk memesan menu yang kami pilih. Selama makan siang berlangsung kami hanya diam, dan tiba-tiba dari arah belakang fiona mendengar suara seseorang yang baru datang, Fiona sangat kenal sekali suara itu, tapi bagaimana mungkin
Setelah membersihkan diri dan berganti baju Fiona keluar dari kamar menuju ruang belakang untuk mencuci bajunya untuk kemudian dikeringkan." Sedang apa kau disini" tanya Kevin yang membuat Fiona kaget." Aku baru selesai mencuci bajuku " jawabnya." Ini ganti bajumu, saya baru saja mebelinya, tak tau pas atau tidak, setelah itu aku antar pulang " kata Kevin yang hanya dibalas anggukan oleh Fiona.Fiona menerima baju yang dibelikan Kevin dan segera menuju kamar tamu untuk memakainya." Aku sudah selesai " kata Fiona yang sudah berdiri didekat Kevin." Ok, ayo aku antar pulang, tapi ingat hukumanku belum aku berikan, jadi kau masih hutang itu pada saya " katanya dengan dingin tanpa menoleh kearah Fina.Dasar pria yang dingin, rutuk Fiona dalam hati, merekapun pergi meninggalkan rumah Kevin untuk menuju rumah Fiona." Kalau ada apa-apa hubungi saya " pesan Kevin sebelum Fiona turun dari mobilnya." Iya, terimakasih pak " b