Jika ada dua orang saudara tapi mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang tua, sejak kecil Fiona selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan Diandra adik kandungnya, Fiona selalu harus mengalah dengan keinginan adiknya, hingga dalam urusan cinta pun dia harus mau mengalah, karena Diandra menginginkan Roby yang merupakan kekasih Fiona, apa yang harus Fiona lakukan kali ini ?, Bertahan ? Atau menuruti keinginan gila adiknya itu. Ikuti ceritanya
Lihat lebih banyakKring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk.
" Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.
Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.
Setelah beberapa saat Fiona telah selesai mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami.
" Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi.
" Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan.
" Lho, nggak bisa gitu dong, aku bisa telat nanti kalau harus nunggu papa" ujar Fiona, yang memang takut jika harus mendapatkan hukuman dari dosenya itu.
" Aku nggak peduli, pokoknya aku sudah bilang nggak bisa berangkat bareng " dengan cueknya Diandra berkata tanpa ada rasa kasihan.
" Sudah nggak usah ribut, kamu harus ngalah, Diandra punya urusan yang lebih penting " bela mama pada anak kesayangan nya, aku hanya bisa menghela nafas.
Sudah tidak bisa membantah lagi, padahal ingin sekali membela diri, tapi percuma jika urusanku selalu tidak dianggap penting oleh keluargaku, dan setelah beberapa saat Diandra beranjak dari duduknya.
" Ma, aku berangkat dulu " pamit Diandra pada mama.
" Iya sayang, hati-hati dijalan " balas mama dengan lembut.
Aku harus menunggu papa untuk bisa berangkat ke kampus, dan beberapa saat kemudian ayah sudah bersiap.
" Ayo, kita berangkat " ajak papa.
Tanpa jawaban aku mengikuti papa masuk kedalam mobilnya yang kemudian meninggalkan kompleks perumahan kami, dalam perjalanan aku merasa khawatir akan nasibku hari ini, apa jadinya nanti. Sudah setengah jam aku telat. Akhirnya mobil papa sampai didepan kampus.
Setelah berpamitan kepada pria setengah baya itu aku langsung lari menuju kelasku, karena tidak hati-hati aku menabrak seseorang tepat didepan kelasku.
" Aduh " pekikku karena terjatuh.
Betapa kagetnya saat tahu siapa orang yang telah aku tabrak.
" Pak Kevin, maaf pak aku tidak sengaja, aku buru-buru " kataku dengan khawatir, karena yang aku tabrak adalah dosen ganteng tapi super killer, ya...dialah dosenku pagi ini.
Sontak kejadian ini memancing perhatian mahasiswa lain, mampus aku, gumamku dalam hati.
" Setelah jam kuliah selesai ikut saya " perintah pak Kevin, " satu lagi, hari ini kamu tidak boleh mengikuti kuliah saya " kata pria dingin di depanku ini.
" Tapi, pak..." Belum selesai aku bicara pak Kevin sudah lebih dulu berucap.
" Saya tidak ingin ada yang membantah perintah saya" katanya dengan dingin.
Sial sekali aku hari ini, sudah telat, menabrak dosen super killer dan yang pasti hukuman menantiku. Ya Tuhan mimpi apa aku semalam, gumamku dalam hati.
Untuk mengisi kebosananku aku berniat menelfon Andrian yang merupakan kekasihku, Tut....Tut....Tut.... Ah sial, dia tidak mengangkat telfon ku, aku coba kirim pesan.
( Pagi sayang, lagi apa? ) Pesan terkirim tapi belum dibaca.
Kemana dia, kenapa tidak membaca pesanku, kucoba mengirim pesan lagi untuknya.
( Lagi ngapain sih, sudah bangun kan? ) Terkirim tapi belum dibaca juga, kenapa dia tidak membaca pesanku, hatiku semakin entahlah.
Tak berselang lama jam kuliah kelaskupun usai. Pintu kelas dibuka, dan yang pertama kali muncul adalah dosen killer itu, hatiku semakin tidak karuan, bersiap menerima hukuman darinya.
" Ikut saya" ucapnya tanpa memandang ke arahku.
" Iya pak " dengan patuh aku mengikutinya.
" Kamu sudah tidak ada kuliah kan hari ini " tanyanya dengan masih dengan gayanya yang dingin.
" Iya, hanya ada kelas bapak hari ini " jawabku dengan sopan dan takut.
Pak Kevin langsun menuju parkiran, aku mengikutinya tanpa bertanya. Dia membuka pintu mobilnya, aku masih terpaku berdiri disamping mobilnya.
" Kenapa diam saja, ayo masuk " perintahnya.
Tanpa menjawab dan masih dengan bingung aku mengikuti perintahnya. Aku membuka pintu belakang dan segera masuk.
" Kamu pikir saya supir pribadimu, pindah kedepan " perintahnya padaku.
" I- iya pak, maaf" kataku dengan rasa takut karena sudah melakukan kesalahan lagi.
Ya ampun pasti aku dapat hukuman lebih berat lagi, gumamku dalam hati.
" Kita mau kemana pak " tanyaku pada pria es yang duduk di sampingku.
Tanpa menjawab dia melanjutkan mobilnya kesebuah tempat makan dan langsung memarkirkan mobilnya.
" Turun, kita makan dulu " setelah berkata tanpa memandang ke arahku dia langsung berjalan masuk kedalam, aku mengikutinya dari belakang.
" Dasar dosen killer yang aneh" liriku dan berharap pak Kevin tidak mendengar.
" Aku masih mendengarnya " celetuk pak Kevin.
Mati aku, hukuman ku pasti akan bertambah lagi, ternyata bukan cuma killer tapi juga pendengarannya sangat tajam, dia sebenarnya manusia atau apa, gamku dalam hati.
Pintu yang tertutup terlihat rapuh karena tak terawat dan termakan usia, dinding yang ditumbuhi lumut karena udara yang lembab dan pengap." Fiona, dimana kamu...!! " Teriaknya, mencari keberadaan gadis cantik itu.Kevin mencari sampai semua sudut bangunan itu, tapi tak juga ketemu apa yang dicarinya.Hingga tanpa dia sadari sebuah pukulan tepat mengenai leher belakangnya, membuat dirinya ambruk tak sadarkan diri, pelaku menyeret Kevin dan membawanya kesebuah ruangan yang sangat semut, disana dia tidak sendiri, gadis yang dicarinya kini berada disamping tubuhnya." Kita bakar saja bangunan ini untuk menghilangkan jejak, biar saja orang mengira mereka mati karena terbakar " ucap seseorang yang suaranya tak asing untuk Fiona yang berlahan-lahan mendapatkan kesadarannya." Apa kita perlu membunuh mereka terlebih dahulu ? " Ucap salah satunya" Tidak perlu, aku y
"Jika nanti dia membuat masalah lebih baik kita langsung lenyapkan saja dia, dan kita bisa menukar identitas antara dia dan Diandra " usul Leo yang terdengar sangat kejam." Aku setuju, karena aku sudah muak melihatnya, sudah terlalu lama kita merawatnya semenjak kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya" tambah Clara." Tapi kita juga harus pikirkan bagaimana cara membuat pengacara yang memegang surat wasiat itu mau mengubahnya, aku tidak mau berlama-lama seperti ini "Dengan pura-pura terpejam Fiona mendengarkan percakapan dua iblis yang selama ini dia anggap sebagai keluarganya, perih sebenarnya mendengarkan hal ini, tapi dirinya harus tahu kebenaran yang sela ini disembunyikan darinya, dia juga tidak boleh gegabah dalam menghadapi dua orang yang gila harta ini, tak hanya menyiksanya bahkan mereka berencana melenyapkanya, entah siapa mereka sebenarnya kedua manusia ini, kenapa dirinya bisa ada hubungan
" Apa jadinya tadi jika gadis gila itu berhasil menemukan tempat tinggalku Sekarang, aku tak habis pikir kenapa adik yang dulu sangat manis menjadi semengerikan itu " helaan nafas panjang karena pikiran-pikiran yang memenuhi otakku, kepala terasa berdenyut sakit rasanya.Sebuah keluarga yang berusaha menyingkirkan salah satu anggota keluarganya yang lain, mungkin banyak yang tidak menyangka jika hal seperti ini terjadi, hanya orang-orang terdekatku yang paham akan hal yang terjadi padaku, karena didepan orang lain sikap mereka sangat manis padaku, sungguh keluarga yang penuh manipulasi.Kadang aku berpikir, benarkah aku bagian dari keluarga itu, mengapa sikap mereka berbeda sekali antara memperlakukanku dan Diandra, mereka sangat pilih kasih, apa mereka pikir hanya Diandra yang butuh kasih sayang, gadis yang dulu sangat manis itu Sekarang tumbuh menjadi seorang yang kejam penuh ambisius, berbeda sekali dengan dirinya dulu.
Ya Tuhan apa yang aku lakukan, apa aku harus pura-pura tidak mendengarnya, kenapa dia disini, apa yang akan dia lakukan." Fiona, kemana saja kamu ? Kami semu dirumah merindukanmu " Diandra dengan mesra memegang pundak kakaknya, dia pura-pura baik didepan orang lain, tapi dengan kejam dan tanpa ampun akan menyiksanya." Mari kita pulang, kami semua khawatir dengan keadaanmu, kenapa kamu melarikan diri dari rumah " dengan wajah yang dibuat seolah-olah cemas Diandra berkata didepan teman Fiona."A-aku masih ada kelas " ucap Fiona, dia berbohong demi menghindari Diandra, dia tidak mau kembali pada orang-orang yang telah dengan kejam menyiksanya hingga hampir mati.Anita yang melihat ketakutan Dimata Fiona lantas menarik tangan sahabatnya ." Ayo Fiona, nanti kita terlambat " ucap Anita, dengan tidak suka Diandra memandang Anita." Maaf Diandra sayang, kami masih ada kelas, dan kamu tidak perlu mencemaskan kakak
Hari ini merupakan hari pertama fiona kembali kekampus, setelah sebelumnya dia tidak masuk selama lebih dari satu Minggu, dia merindukan kedua temannya Diana dan Anita.Dia berangkat menuju kampus bersama dengan Kevin mengendarai mobil mewahnya, Fiona berfikir lebih baik jika dia turun sebelum kampus." Nanti aku turun di depan pom bensin sebelum kampus " ucap Fiona yang membuat kevin mengernyitkan dahi." Kenapa tidak langsung sampai kampus saja " ucap Kevin." Aku sudah janjian dengan Anita dan Diana disana " ucap Fiona" Ok kalau begitu "Tak lama kemudian Kevin menepikan mobilnya ditempat yang dimaksud Fiona." Terimakasih sudah mengantarkan ku " ucap Fiona yang dijawab anggukan oleh Kevin.Tak berselang lama setelah Fiona turun mobil Kevin berlalu dari hadapan nya, Fiona memastikan bahwa mobil Kevin sudah tak terlihat lagi, lalu dia berjalan menuju kampus yang lumayan masih jauh dari tempatnya turun, sekitar li
Wanita itu tidak peduli dengan perkataan tuan rumah dia terus berteriak memanggil Kevin, karena tidak menemukan yang dia cari kemudian dia menuju kearah Bu Tias," Dimana Kevin, ma " tanyanya dengan lembut" Mau apa kau mencari anakku, Kevin sudah tidak menginginkanmu lagi " dengan tegas Bu Tias berucap." Kevin sangat mencintaiku, mana mungkin dia tidak membutuhkanku " ucapnya penuh percaya diri." Keluar kamu dari rumahku, dan jangan sekali-kali berani datang kesini lagi " usir Tias pada Eliza mantan tunangan Kevin." Calon mama mertua, jangan lupa aku masih tunangan Kevin, ingat itu " dengan pongahnya dia berkata." Itu dulu sebelum kamu meninggalkanya demi mengejar pria yang sudah beristri, dan ingat juga aku tak Sudi jika Kevin harus kembali dengan perempuan sepertimu, jangan kamu pikir aku tak tau kelakuanmu diluar, Eliza " wajah Eliza mendadak jadi pucat," Itu semua tidak benar, i-itu fitnah " Belanya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen