Home / Urban / Sandal Putus / BAB 2 Siapa Sosok Antagonisnya?

Share

BAB 2 Siapa Sosok Antagonisnya?

Author: Syamsa Hawa
last update Last Updated: 2022-02-06 07:06:00

PoV TIWI ADELITA

Sejak awal, aku tak pernah setuju Mas Herdi menikahinya. BIG NO untuk para cewek matre!

Kalau bukan karena uang, apalagi yang diincar oleh perempuan macam Oki Fariani itu ke keluargaku, hah?

Mas Herdi secara fisik aku akui sama sekali tidak menarik. Badan seperti beruang, tinggi besar dengan perut keluar dari pinggang celananya.

Namun secara pekerjaan bisa dibilang cukup mapan, Mas Herdi menjadi HRD di sebuah perusahaan yang meskipun tidak besar, tapi bukan perusahaan abal-abal juga.

Lantas, perempuan yang cuma lulusan SMA dan pekerjaannya cuma instruktur senam itu untuk apa lagi mau menikah dengan kakak semata wayangku kalau bukan karena mengincar harta, hah?

Salah Mas Herdi juga sih, ke mana-mana selalu membawa mobil bapak, bikin cewek matre mendekat kayak lalat.

Sejak sebelum menikah dengan Mas Herdi, Oki Fariani selalu mencoba pedekate padaku, tapi aku tak pernah membuka hati untuk dia.

“Tiwi, diajakin Oki tuh ... jalan ke bioskop sama belanja, mau gak lo?” seru Mas Herdi di suatu hari Minggu.

“Asalkan ditraktir makan juga, yaa mau lah gue!”

“Ya udah, gue bilang ke Oki ya, nanti kita jalan jam 10 aja sekalian jemput dia!”

“Lhaa ... ngapain kita yang jemput, kok malah muter-muter ke rumah dia dulu? Okinya aja suruh naik ojek ke sini, mall kan lebih deket dari sini,” jeplakku.

“Yeee ... di mana-mana cowok jemput ceweknya tauk!”

“Iiish ... lo mau aja sih Mas dijadiin kacung sama si Oki, disuruh jemput ke sana-sini.”

Mas Herdi diam saja saat aku mencibir Oki. Tapi ternyata hari itu aku dibuat lebih terkaget-kaget. Ternyata meskipun Oki yang ngajak jalan-jalan ke mall, tapi duit bayar segala sesuatunya tuh malah gesek kartu kredit Mas Herdi!

Iyuh, jijik aku sama perempuan yang belum apa-apa sudah menggesek kartu kredit cowoknya.

Bahkan yang memalukan, waktu si Oki memilihkanku baju, tepat ketika baju itu akan dibayar, kartu kredit Mas Herdi yang ia gesek habis limit nya. Helloooow!

Benar-benar sampai habis limit kartu kredit kakakku digesek sama cewek matre itu! Bukannya bayar pakai uangnya sendiri, ia malah gak jadi membelikan baju untukku. Baju yang sudah lama kami pilih-pilih itu ia taruh lagi. Begitulah cewek matre, gak mau modal bahkan sekadar membelikan untuk calon adik ipar.

Kedongkolanku kian besar ketika melihat bedak yang ia pakai, Oki yang bilang sendiri bahwa itu adalah pemberian Mas Herdi, bedak seharga hampir empat ratus ribu Rupiah! Bedak branded yang selama ini selalu ku incar, dengan mudahnya ia dapatkan dari Mas Herdi. Cih!!!

Saat pertemuan keluarga besar, tante-tanteku pun tampaknya setuju denganku, tak menyukai sosok Oki Fariani itu.

“Wah, belum nikah aja sudah minta bedak harga empat ratus ribu yaa ... sudah habisin limit kartu kredit juga, gimana kalau nanti sudah nikah ya,” ungkap Tante Nana, disambut oleh anggukan dari tante-tante lainnya.

“Herdi kok mau sih sama perempuan kayak gitu, lulusan universitas apa dia?”

“Boro-boro universitas Tante, si Oki itu Cuma lulusan SMA doang!” seruku, meralat pertanyaan Tante Ratna.

Astaghfirullaah ... Cuma lulusan SMA? Duh, Herdi sudah pikir matang-matang belum?”

“Yaah ... kasihan banget Herdi kalau sampai menikah dengan perempuan kayak gitu.”

Jadi, jangan salahkan aku kalau sejak dulu telah bertekad tidak akan memperlakukan ia seperti kakak iparku.

Oki Fariani boleh jadi cewek benalu di mana saja, tapi tidak di rumah keluargaku! Akan kubuat ia hidup segan, mati tak mau, kalau sampai ia berani menginjakkan kaki di rumah kami.

*****

“Bapak, seriusan Bapak setuju Mas Herdi menikah sama si Oki itu?” aku merayu bapak untuk menyadarkan Mas Herdi agar tidak terjatuh pada jebakan cewek matre macam Oki Fariani.

Jawaban bapak sangat mengecewakan buatku.

“Sudahlah, tidak apa-apa Herdi menikah sesuai dengan pilihannya sendiri, kalau memang nanti hanya bertahan sebentar lalu cerai, yang penting Herdi sudah tahu bagaimana rasanya menikah. Bapak khawatir umur dia gak lama, badannya kan makin besar, bapak saja sering perhatikan kalau Herdi tidur apakah bernafas atau nggak. Khawatir jantungnya kena ...”

Tuh kan ... bapak selalu saja memanjakan Herdi. Sejak zaman dahulu kala, semua permintaan Herdi pasti dituruti, sedangkan permintaanku? Boro-boro!

Di keluarga ini, anak laki-laki memang didewakan, sedangkan anak perempuan diabaikan. Nasibku sial terlahir sebagai anak perempuan.

“Ya sudah, kalaupun Herdi sampai menikah dengan Oki, aku gak mau mereka tinggal bersama kita di rumah ini!” ultimatum terakhir dariku.

“Yaa ... bapak kan punya rumah satu lagi, sayang kalau kosong, biarkan Herdi yang tempati sama istrinya nanti,” ucap bapak santai.

Aku lega, setidaknya aku takkan setiap hari melihat Oki Fariani mondar-mandir di hadapanku, apalagi kalau dia sampai tinggal di rumah ini. BIG NO!

Sedangkan pendapat ibu? Sama persis seperti pendapatku, ibu dan aku memang sehati sejiwa, sama-sama punya firasat buruk tentang cewek matre bernama Oki Fariani itu.

“Tiwi, kita biarkan saja Mas Herdi mu menikah dengan si Oki itu, toh mereka akan tinggal di rumah bapak yang satu lagi.”

“Rumah yang satu lagi itu kan sudah lama tidak ada yang menempati Bu ... udah banyak setannya kali tuh, sama ular juga!” seruku sambil membayangkan rumah seluas 215 meter persegi yang pekarangannya penuh dengan pohon pisang dan semak belukar.

“Yaa gak apa-apa lah, biarin si Oki itu aja nanti yang bersihin!” Ucap ibu sambil terkekeh.

“O iyaa, bener juga yaak .... wakakakakak!”

Aku dan ibu tertawa berbarengan. Puas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mella Lina
ya ampun parah banget dah ini manusia apa bukan sih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sandal Putus   Bab 43 Pura-pura Tidak Tahu

    POV Tiwi AdelitaKegalauan tiba-tiba kembali menyergap saat aku melihat Oki kembali ke rumah ini bersama Herdi dengan membawa beberapa tas dan kardus, bersiap menempati kamar depan. Perlahan kuselidiki Oki dari ujung kepala hingga kaki, seolah mataku adalah mesin scan. Kutelusuri mimik wajah dan tampilannya.Bayu dalam gendongan Oki terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Karena sudah dua bulan tidak bertemu, aku sangat menyadari cekungan di bawah mata Bayu yang lebih kentara. Apakah Oki tidak merawat Bayu dengan baik?Oki sendiri sama kondisinya, badannya tampak lebih kurus dengan pipi lebih tirus dan mata panda yang sembap. Kesimpulanku, Oki memang tidak pandai merawat diri sendiri dan anaknya.Sebelah sisi hatiku sebenarnya merasa khawatir dan galau beberapa hari ini. Aku mengetahui Herdi bermain api dengan seorang perempuan berwajah menor. Kami berpapasan di tengah jalan tanpa Herdi sadari beberapa hari lalu. Jelas bahwa mereka menjalani hubungan yang tidak biasa, bahasa ka

  • Sandal Putus   Bab 42 Lelah yang Bertambah

    POV Oki FarianiApa maksud Tiwi ya? Aku membaca kembali chat dari Tiwi beberapa saat lalu.Kok dia minta aku untuk menyuruh Mas Herdi pulang? Kan Mas Herdi bilang tidak datang ke sini karena ibu dan Tiwi pingsan kena tipu tante Dewi?Perutku terasa berkedut. Getaran lemah, tapi aku bisa mendeteksinya, sepertinya janin kecil di rahimku turut terdampak gemuruh hatiku sejak tadi. Setelah menangis habis-habisan, lalu tiba-tiba tersentak dengan kabar pingsannya ibu dan iparku, segala yang terjadi hari ini cukup menyedot banyak energi.“Kak Oki, sudah baikkan? Perut Kak Oki sakit?” Desy tampak ragu-ragu bertanya sambil melangkah mendekatiku.“Maafin aku ya Kak, bukannya meringankan beban Kak Oki, malah tambah ngebebanin pikiran dengan ucapan-ucapan asal jeplak.” Sekali lagi Desy berusaha meminta maaf.“Tenang aja Des, Kak Oki alhamdulillah sudah lebih stabil kok, tadi maaf ya jadi ngagetin semua,” ucapku.“Oiya, Kak Oki dapat kabar apa dari Herdi? Kayaknya tadi langsung kelihatan panik begi

  • Sandal Putus   Bab 41 Tertangkap Tangan

    POV Tiwi Adelita“Ini bohong kan, Tante Dewi gak mungkin setega itu!”Aku berulang kali meyakini hatiku sendiri. Tapi sialnya, segala fakta dan kesaksian yang ada memperlihatkan bahwa tante Dewi benar telah menipu kami.Terngiang kembali di benakku raut wajah ibu saat mengetahui pintu kamar kami terbuat dari papan triplek tipis, kitchen set di dapur terbuat dari bahan abal-abal, apalagi saat mendengar pengakuan tukang kalau mereka hanya dibayar empat ratus juta saja untuk renovasi ini, padahal ibu telah menggelontorkan dana delapan ratus lima puluh juta dan mempercayakannya pada Tante Dewi.Kekecewaan yang membuncah melihat hasil renovasi yang jauh dari ekspektasi, serta informasi mengenai total biaya renov yang hanya separuhnya dibayarkan ke tukang membuat aku dan ibu sangat emosional bahkan hampir tak sadarkan diri.Untunglah aku hanya terjatuh saja karena mendadak tungkai kaki terasa lemas, namun ibu merasakan dadanya tiba-tiba sesak dan langsung megap-megap menahan tangis, dramati

  • Sandal Putus   Bab 40 Ulangtahun Pertama

    POV Oki FarianiSudah sebulan lebih aku tinggal di rumah tante, masih menunggu renovasi rumah ibu mertua rampung, sepertinya dua minggu lagi sudah selesai.Sempat terbersit tidak ingin balik ke rumah itu sih, namun dua garis merah di testpack membuatku harus mengurungkan niat. Tidak mungkin kugugat cerai Herdi saat sedang mengandung begini.Dua minggu terakhir aku menenangkan diri setelah mengetahui ada janin di rahimku, aku tak memeriksakan diri ke bidan, tidak juga memberitahukan tante, om, ataupun Desy. Namun kini berangsur-angsur hatiku sudah lebih menerima kondisi. Sudah tidak lagi menangis diam-diam setiap malam.Aku meyakini apa yang terjadi adalah yang terbaik dari Tuhan, tapi terkadang aku belum paham hikmah di baliknya. Aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri, harusnya kalau aku tak mau hamil kembali, tak usah memilih rujuk dengan Herdi. Ketika aku memutuskan balikan, semestinya aku sudah memperkirakan hal apa saja yang akan kualami, apalagi aku sempat berhenti KB suntik.

  • Sandal Putus   Bab 39 Dua Garis Merah yang Mencekam

    POV Oki Fariani“Kamu mau apa, Ki? Minta cerai sama aku lagi? Emangnya kalau kita pisah, kamu punya uang untuk kasih makan Bayu?” Pertanyaan Herdi itu lebih terdengar seperti cibiran, ejekan, hinaan dan sindiran.Herdi benar-benar merasa di atas angin saat ini, mungkin karena keberadaan uang puluhan juta di rekeningnya, atau uang Milyaran dari deposito almarhum bapaknya yang sudah cair, sehingga dia merasa kaya raya. Maaf ya, bagiku orang macam Herdi dan keluarganya adalah contoh nyata orang MISKIN. Mereka memang punya uang banyak, tapi uang milyaran itu pun bahkan tak mampu membayar utang yang hanya sepuluh juta. Aku hanya terdiam tak menanggapi cibiran Herdi, tapi hatiku nyeri, rasanya aku telah tertipu ratusan kali oleh pria jahat ini. Bodohnya, aku selalu terperangkap, terjebak lagi dan lagi. Kupikir ia benar-benar akan berubah, namun ternyata kesempatan kedua memang sebaiknya tidak diberikan untuk orang berakhlak sampah!“Aww!” Entah mengapa, tiba-tiba kurasakan nyeri di perut

  • Sandal Putus   Bab 38 Lebih Bodoh dari Keledai

    POV Oki Fariani“Keledai saja tidak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali, sayangnya ... banyak manusia yang gak sepintar keledai!” Deg! Jantungku terhantam dengan pernyataan itu.Aku tahu ucapan Desy itu diperuntukkan bagiku, aku juga malu sebenarnya kalau masih harus meminta bantuan ke Desy, tante, ataupun om seperti sekarang ini, padahal jelas-jelas rujuk kembali dengan Herdi adalah keputusanku sendiri.Tapi mau bagaimana lagi, saat ini aku dan Bayu tidak ada tempat untuk tinggal, selama rumah di sana masih direnovasi, aku tak mau tinggal di apartemen bersama keluarga Herdi terutama selama ada tante Dewi. Jadi, aku harus menebeng kembali di rumah tante ini, yaa menebeng tempat tinggal, menebeng makan tiga kali sehari, menebeng segala-galanya.“Hush Des, jangan ngomong sembarangan, lagi di meja makan kok nyinyir!” ucap tante membelaku. Desy terlihat cemberut.“Jadi, rumah almarhum bapak direnovasi sampai kapan, Ki?”“Katanya sih dua bulan selesai Tan, makanya selama dua bulan ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status