Share

Sandiwara Cinta
Sandiwara Cinta
Penulis: Yunita Cihuy

What Menikah?!

"Bulan depan kalian menikah!"

"Heuhh!"

"Apa menikah?" Kayara membulatkan mata sangat terkejut. Namun, Rendy santai saja sekalipun dia sama terkejut.

Dua manusia yang kini, tengah duduk sebelahan saling memandang wajah terkejut. Seketika Rendy bangun menarik tangan Kayara.

"Mau kemana Rendy?" tanya Guntur, melihat anaknya, menarik calon istrinya, terlihat akan pergi.

"Mau bicara berdua dengan Kayara penting," sahutnya dan Kayara bengong. Namun, orang tua hanya mengangguk.

"Heuh, bicara?" ucap Kayara menatap calon suaminya yang baru beberapa hari dia mengenalnya, karena kedua orang tua yang menjodohkan mereka.

Seketika Rendy menarik tangan Kayara untuk keluar dari ruang tamu dan gadis ini mengikuti kemana Rendy akan membawanya, sedangkan yang lain di dalam.

"Ikut gue dulu," pinta Rendy. Lalu tersenyum pada orang tua dan semua mengangguk tersenyum. Namun, tidak dengan Mami Rendy yang sedari awal memasang wajah datar.

Rendy membawa Kayara ke taman. Keduanya duduk saling berhadapan. Seketika, Rendy melihat pada tubuh Kayara dengan tatapan mesum.

Sedangkan gadis ini yang tahu tatapan pria ini mencurigakan, menyilangkan tangan di depan dada merasa pria di depannya tidaklah baik.

"Apaan sih, lihatnya begitu? Dijaga ya, itu mata. Mau gue colok?!" seru Kyara dan Rendy berdecak.

"Cih, najis amat jual mahal. Padahal mah halal-halal saja orang gue ini calon suami lo!" kata Rendy senyum devil, menatap Kayara.

"Heh, ingat baru calon, bukan sudah!" tepis Kayara menekan perkataan Randy.

"Berisik lebih baik dengarkan gue baik-baik, kan kita mau nikah nih ya, sebentar lagi. Bahkan lusa tunangan. Ini gue mau bilang sama lo, jika nanti kita nikah jangan kaget gue punya pacar dan gue menerima ini semua demi warisan. Agar tidak jatuh pada panti asuhan. Ya kali, gue yang kerja keras lalu diamalkan begitu saja pada yayasan, rugi!" kata Rendy dan Kayara bengong ternyata calon suaminya tipe pria yang perhitungan.

Astaga pria macam apa ini? Dia perhitungan sekali hidupnya, bagaimana nanti berumah tangga? Jangan-jangan, aku nanti cuma dikasih makan dengan garam. Batin Kayara, tidak habis pikir pada pria ini yang begitu perhitungan pada amal saja.

"Lalu lo menerima ini karena warisan saja?" tanya Kayara memastikan dugaannya.

"Jelas, itu karena warisan keluarga Guntur, lo pikirlah jika semua itu jatuh pada yayasan apa yang terjadi? Semua miskin!" celetuk Rendy menegaskan pada Kayara.

Pria ini membeberkan semua pada Kayara kenapa dia setuju dengan pernikahan yang direncanakan oleh sang Papi.

"Tapi walaupun ini karena warisan ingat pernikahan kita sah dan kewajiban lo melayani suami itu wajib. Tidak ada istilah pisah kamar dan kawin kontrak! lo, istri. Gue suami. Jalankan seperti suami istri," jelas Rendy dan Kayara bengong tidak habis pikir pada pria ini.

"Lalu bagaimana simpanan lo?" protes Kayara masih bingung dengan keadaan.

"Lah, dia kan di luar rumah kenapa lo pusing-pusing mikirin? Toh gue dan Manda nggak main di depan lo, begitu juga gue dan lo tidak main di depan dia, bereskan?" ucap Rendy dan Kayara semakin sesak mendengarnya.

"Apa lo gila?!" teriak Kayara.

"Hey, jangan berteriak di depan muka gue miskin!"

Sontak Kayara tersentak akan kenyataan calon suaminya amatlah menakutkan. Ternyata ketampanan tidak mencerminkan perilaku.

Bahkan dia tidak percaya akan menikah dengan seorang pria gila, seperti Rendy yang begitu kasar pada wanita. Bukan ini harapan suami idaman Kayara.

"Lo kasar Ren," protes Kayara terkejut mendapatkan suami seperti ini. Terlebih sikap Rendy amatlah bar-bar menakutkan.

Seketika Rendy menarik rambut Kayara dengan kuat dan gadis ini semakin terkejut jika pria ini ringan tangan.

"Auw, sakit Randy!" keluh Kayara memberontak namun Randy malah tertawa.

"Hahaha!!!"

"Ini baru dimulai Kayara, lo pikir gue mau dengan lo, ciih, menjijikan anak miskin," kata Randy dengan wajah keki pada Kayara, gadis yang datang tiba-tiba, sebagai calon istrinya sebagai pilihan Guntur sang Papi.

"Dengar baik-baik jangan cerita pada semuanya tentang kita, jika lo, cerita ingat Papa lo, akan mati dengan penyakit jantungnya," ucap Rendi. Lalu melepaskan jambakan dan berdiri kembali membenarkan, penampilannya. Lalu pergi ke dalam kembali untuk menemui semuanya kembali.

Seketika Kayara terpaku akan kisah apa ini bagaimana bisa dia terjerat dalam sebuah pernikahan, tanpa cinta yang jelas akan menjadi momok menakutkan bagi dia.

Bahkan inilah sosok Rendy yang sebenarnya kejam tanpa kebohongan di depan matanya. Kini malah membuat Kayara merasa menyesal, telah setuju dengan permintaan sang Papa. Namun apa daya. Semua telah terjadi dan terlanjur, bagaikan nasi telah menjadi bubur tidak bisa dia merubahnya kembali.

Kayara meneteskan air mata kesakitan akankah dia masuk dalam neraka, setelah sah menjadi istri Rendy. Entahlah, hanya takdir yang tahu seperti apa nanti rumah tangganya yang dimulai dengan rasa sakit dan tekanan.

Kayara menghapus air matanya yang kini telah tumpah, bahkan kini hatinya ingin menjerit. Namun tidak bisa.

"Mungkin ini adalah takdir Kayara menikah dengan pria kejam seperti Rendy," ucapnya lalu bangun untuk masuk ke dalam rumah lagi. Karena semua telah menunggu untuk makan malam. Bahkan Rendy telah masuk lebih dulu tadi.

"Kayara mana, Ren?" tanya Yopi calon mertuanya.

"Eum. Itu Om, lagi di luar katanya cari angin dulu, nanti nyusul," kilahnya sambil senyum.

Semua saling senyum bahagia terlihat pada wajah masing- masing namun, berbeda dengan Mia orang tua Rendy yang terlihat tidak suka namun, dia paksakan.

"Kalau begitu kita langsung makan malam aja yuk, nggak enak kalau sudah dingin," ajak Yopi dan Nia mengangguk.

Semua bangun dari ruang tamu untuk makan sebelum pulang, seketika Kayara datang dengan wajah dingin. Terlihat murung, sontak Rendy yang melihat kedatangan wanita ini mendekat dan menggandeng tangan Kayara, seketika gadis ini bingung pada sikap Rendy sesaat dia ingat ini di depan orang tua.

"Lepaskan gue, Ren," gumamnya. Namun, pria ini melotot seakan tatapan mata berkata diam dan ikuti saja.

Seketika Kayara mengalah dan pasrah akan pria ini membawanya kemanapun. Walau kini hidup dengan topeng kepalsuan.

"Tunjukan wajah bahagia, jika kamu tidak mau Papamu masuk rumah sakit setelah ini," bisik Rendy pada telinga Kayara, dan wanita ini hanya diam sekalipun pria ini sangatlah membuat dia jengkel.

Tidak mungkin dia membatalkan pernikahan ketika semua telah di depan mata. Bahkan sang Papa begitu bahagia.

"Cih, pria nggak punya akhlak," balas Kayara kesal sekali pada Rendy. Namun pria ini seolah pura-pura tidak mendengar. Dia menarik kursi untuk Kayara semua keluarga tersenyum namun tidak dengan Mia.

"Silahkan duduk calon istriku," kata Rendy semua menahan tawa sedangkan Kayara menahan mual.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status