Satria terus berjalan hingga akhirnya terowongan yang dia lalui berakhir setelah cukup lama berjalan, kini di depannya terdapat sepuluh pintu gua yang lebih lebar dan tinggi dari pintu masuk Dungeon. Satria hanya tersenyum sejenak karena dia masih ingat betul bahwa lantai 1 sampai lantai 10 Dungeon Luxurie adalah gua-gua besar seperti labirin, hanya ada satu gua yang terdapat jalan untuk ke lantai berikutnya.
“Kalau tidak salah di dalam game juga pintu lantai berikutnya itu selalu berubah-ubah setiap waktunya,” gumam Satria sambil menatap tajam kesepuluh pintu gua yang ada di depannya.
“Ranger,” ucap Satria mengubah job classnya. Api di tangannya juga langsung lenyap karena dia mengubah job classnya.
“Apakah tidak ada satupun petualang yang sedang menjelajahi lantai satu ya?” gumam Satria sambil memfokuskan indera pendengarannya untuk mendengar suara dari semua gua.
<Satria berjalan menuju kelima orang yang datang dari belakang monster skeleton raksasa. Dari penampilan dan senjatanya saja Satria langsung bisa menebak job class mereka. Seorang swordman pria yang tadi menghantam tulang skeleton terlihat berjalan menghampiri Satria.“Kami tidak menyangka jika kamu akan bisa mengalahkan skeleton raksasa itu dengan mudah,” ucap pria yang bernama Raven itu.“Lea tadi mendengar suara banyak monster di sini jadi kami kembali untuk mengeceknya,” ucap wania beranama Vi dari penampilannya dia adalah seorang archer.“Iya, aku juga mendengar hanya ada satu orang manusia saja di sini jadi aku meminta mereka kembali untuk menolongmu. Tapi aku tidak menyangka kamu akan mampu mengalahkannya,” timpal gadis bernama Lea dengan job class ranger.“Terima kasih, aku tidak tahu jika ada petualang lain di jalur yang aku ambil ini,” ucap Sat
Satria dan Squad Raven terus berjalan menyusuri jalur gua yang ada di lantai 2 Dungeon Luxurie. Beberapa kali mereka harus balik lagi karena jalur yang mereka pilih ternyata buntu. Tapi akhirnya mereka menemukan jalan menuju ke lantai 3. Semakin dalam lantainya monster yang mereka hadapi juga semakin tinggi levelnya, bahkan monster skeleton yang sangat lemah di lantai 1 bisa cukup merepotkan jika semakin dalam.“Kelihatannya jalur yang kita pilih memang tepat,” ucap Satria saat melihat di depan mereka muncul lima skeleton raksasa diiringi oleh skeleton-skeleton kecil.“Fireball!” ucap Zord menggunakan sihirnya mencoba menyerang skeleton raksasa yang mendekat tapi kekuatan sihirnya hanya mampu membuat tubuh skeleton raksasa itu oleng.“Cih, seperti biasa kelihatannya kita harus mengalihkan perhatian mereka saja dan berlari menjauh,” kata Raven sambil menghunuskan pedangnya. 
“Oh iya, aku cukup penasaran dengan percakapan kalian tadi tentang Loner King. Apakah kalian pernah bertemu dengannya?” tanya Satria saat mereka mulai melangkah di jalur gua nomor 2.“Ah, kami hanya mendengar rumornya saja. Sangat jarang ada yang pernah bertemu dengan petualang hebat sepertinya, bahkan sebagian orang hanya menganggapnya mitos belaka,” jawab Raven.“Begitu rupanya. Memang tidak heran, terlebih sekarang aku dalam wujud asliku. Penampilan, wajahku dan postur tubuhku berbeda jauh dengan karakterku di dalam game. Meskipun ada yang mengingat wujud karakterku tapi mereka belum tentu akan mengenaliku,” batin Satria.“Oh iya Satria, sebenarnya kamu berasal dari kota mana? Rasanya baru kali ini aku melihatmu,” tanya Zord.“Aku tinggal di Kota Lunar. Tapi aku berasal dari tempat yang sangat jauh, di tempat kelahiranku aku benar-benar dituntu
“Fireball!” ucap Zord yang langsung menyerang dengan sihir bola api dari jarak jauh.“Bagus Zord,” ucap Raven.“Mereka cari mati ya,” batin Satria yang langsung maju berlari.‘Bhoomr’Sihir itu meledak tepat di kepala skeleton raksasa, tiba-tiba saja skeleton itu langsung melesat menuju Zord. Satria terlihat kesal karena petualang yang datang bersamanya ternyata hanya bisa menyerang sembarangan saja. Zord dan Raven tampak terkejut karena skeleton di hadapannya jauh lebih cepat dibandingkan yang lainnya.‘Ttttrrraaanngg’Skeleton menghantamkan pedang di kerangka tangannya, tapi Satria langsung melompat dan menahan tebasan skeleton itu dengan bilah tombaknya. Suara dentingan senjata terdengar begitu nyaring dan menggema, squad Raven terlihat kaget karena mereka tidak menyangka jika Satria akan mampu me
‘Bbbhhoommmrrr’‘Ggggrrrr’Suara dentuman dahsyat langsung terdengar saat tombak yang Satria lemparkan menghantam bahu kiri Skullix. Kilatan petir berwarna biru langsung menyambar hingga ruangan tempat mereka berada disinari oleh gradasi cahaya berwarna biru. Tubuh Skullix yang besar terlihat oleng ke belakang saking kuatnya hantaman serangan dari tehnik yang Satria gunakan.Tanah yang mereka pijak terasa mulai bergetar hingga akhirnya mereda saat gradasi cahaya berwarna biru mulai memudar dan lenyap. Raven dan teman-temannya tidak bisa berkata apa-apa mereka tampak takjub dengan kekuatan yang barusan Satria tunjukan.“Mustahil,” gumam Raven.“Dia bisa menggunakan tehnik seorang lancer?” ujar Zord.“Lihatlah! Apa yang kalian takutkan juga tetap bisa diserang, apakah kalian hanya ingin mati tanpa melakukan perlawanan? Ji
“Fireball!” teriak Zord yang sudah bangkit sambil mengarahkan tongkat sihirnya. Sebuah bola api langsung tercipta dan menghantam skeleton raksasa yang datang menuju Vi.“Raven! Lihatlah ke depan!” teriak Zord dengan keras, saat itu juga Raven langsung menggerakan kepalanya menatap ke depan tepat melihat Satria yang berhadapan dengan dua skeleton raksasa serta Skullix sekaligus.“Apa kau melihatnya? Seorang priest yang bertarung di barisan depan! Meski kita baru pertama kalinya bertemu tapi kau pasti bisa melihatnya, tidak ada sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Apakah seorang swordman sepertimu hanya akan tertunduk dan mengharap perlindungan priest? Di mana harga dirimu!” teriak Zord lagi sambil terus menggunakan sihirnya untuk menyerang skeleton raksasa yang mendekat.Vi dan Lea terus menerus melesatkan panahnya menuju skeleton hingga dia kesusahan untuk bergerak, sementara itu Si
“Guardian,” ucap Satria mengubah job classnya.“Maksimal defend!” sambung Satria dengan buru-buru.Suara riuh angin langsung bergemuruh seiring Skullix menebaskan pedang di tangan kirinya. Satria berusaha menahan tebasan Skullix yang menggunakan skillnya tapi pedang yang dia pakai langsung patah dan tebasan Skullix dengan telak berhasil menghantam tubuh Satria.‘Wwrrrr’‘Trang’‘Ddhhhooommrrr’Dentuman hebat terdengar begitu menggelegar hingga Squad Raven harus kembali menutup telinga mereka saking bisingnya suara ledakan yang terjadi. Bongkahan-bongkahan tanah di sekitar Skullix langsung terangkat ke udara dan melebur menjadi abu menyisakan cekungan tanah yang besar di sekitar kakinya.Tubuh Satria saat itu juga langsung terpental dan menghantam dinding tanah di lantai 10 Dungeon Luxurie, armor yang Satria
Suara tulang-tulang yang hancur langsung terdengar saat tekanan udara yang tercipta dari pukulan Satria menghantam ribuan tulang yang melesat ke arahnya. Ratusan tulang yang tidak terhantam tekanan udara langsung menancap di tanah tanah yang terkena tulang-tulang tersebut terlihat berubah ungu pertanda tulang yang menancap itu mengandung racun.Skullix yang sudah kehilangan kedua tangannya tampak berusaha untuk bangkit lagi, sementara Satria tidak membuang waktu dan melesat menuju ke arah tangan kiri Skullix yang tergeletak di tanah. Dengan satu tangan saja Satria mengangkat pedang besar berukuran raksasa milik Skullix, tanpa ampun Satria langsung menebaskan pedang Skullix ke tubuhnya sendiri hingga pinggangnya terpotong.Tubuh Skullix langsung terbagi dua dan kembali ambruk ke tanah, melihat tuannya terpotong. Skeleton raksasa yang sedang dilawan oleh Squad Raven langsung bergerak menuju Satria, tapi dengan cepat Satria melemparkan pedang b