Terima kasih GOODNOVEL, bersama kamu aku tumbuh menjadi penulis yang terus berusaha memperbaiki karyaku. Semoga kedepannya akan terus mengalir karya terbaik lainnya yang selalu aku tulis dengan penuh cinta. I LOVE GOODNOVEL.
“Kau sudah mendapatkan informasinya?” tanya seorang pria dengan kharisma yang sangat luar biasa hebat itu kepada asistennya yang sedari tadi mengiringi langkahnya di pelataran hotel berbintang tujuh tersebut. “Sudah Tuan, istri Anda … tercatat pernah melahirkan empat bayi kembar yang sangat manis.
Angin menderu lebih kencang dari biasanya, tapi udara dingin yang terpancar dari tubuh Andrew jauh lebih menggentarkan seorang Tom Abellard. ‘Dia sudah mulai tak waras rupanya!’ batin Tom sambil melangkah masuk menemui Dylan yang sudah menunggunya. “Di mana Celline?” tanya Tim mendadak mencemaska
Andrew terus memandangi dengan sangat lekat, gambar wajah empat anak kecil itu. Bola matanya menyipit seketika saat melihat kalung yang menjuntai di leher Celline adalah kalung yang sangat dikenalnya. Udara dingin kota Muloz malam ini, nyatanya tak jauh lebih dingin dari jiwa Andrew yang tengah m
“Heyy sampah! Masih bernyali juga dirimu berada di sini ya?” ucap Dylan sengaja dilantangkan. Andrew tak menggubrisnya, dia terus saja melangkah diikuti Jhon. “Tak perlu mengantarku Jhon, kembalilah ke dalam dan urus penguntit itu sebelum aku kesal,” ucap Andrew sambil melanjutkan langkahnya.
"A-ku? A-ku hanya seorang penggemarmu, aku melihatmu tadi.Sangat keren!" ucap Andrew dengan sedikit terbata-bata mengatakannya. Andrew kemudian berjongkok di depan anak kecil yang tengah menatapnya intens tersebut. "Siapa namamu?" tanya Andrew sambil memandangi wajah Celline yang tergariskan begit
Keheningan membungkam situasi di kediaman Abellard, kharisma sang Dewa Perang seolah menjadi sebuah daya sihir magis yang membuat semua orang tunduk dan patuh. Tidak ada yang berani lagi bicara kali ini, semua diam menyaksikan bagaimana Anderson dengan sepuluh stafnya tengah mengeluarkan uang tunai
"Maafkan aku Tuan Craig, tapi sepertinya aku sangat sibuk untuk undangan Anda, terima kasih atas tawarannya,” ucap Celine sambil melepaskan kain tule yang masih menghiasi rambutnya. Dengan gaun pengantin yang masih dikenakannya, Celline kinibisa bernafas lega karena dia berhasil lolos dari pernikaha
Suara Bariton Andrew yang sangat khas terdengar seperti sebuah cemeti yang mencambuk punggung para prajurit negara Muloz. Semua merunduk dan membungkuk dengan sangat takjim menyambut kedatangan sang dewa perang. Salju yang sangat dingin nyatanya tidak mampu membekukan langkah Andrew yang terus saj