Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 46. Jabatan atau Imbalan Lain?

Share

46. Jabatan atau Imbalan Lain?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-05-12 21:51:58

Sang ratu kerajaan Ans De Lou, Monica Wilhelm pun menyerah karena tidak mungkin lagi dia bisa memperbaiki ataupun menggagalkan apa yang sedang diinginkan oleh suaminya itu.

Keannu Wellington adalah orang yang paling keras kepala yang pernah dia kenal seumur hidupnya. Jika dia sudah memiliki keinginan yang sangat kuat, maka bagaimanapun caranya dia pasti akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Meskipun, hal itu harus menggunakan cara kotor sekalipun.

Apalagi, dia sekarang ini sudah menjadi seorang raja yang memiliki kekuasaan yang bisa dikatakan tidak terbatas, sehingga keinginannya pun tak akan terbendung lagi.

Maka, tanpa ingin berusaha lagi Monica memilih untuk segera meninggalkan Keannu dan pergi ke kediamannya sendiri. Ia menunggu kedatangan William Mackenzie yang memang sudah dipastikan akan kembali ke istana meskipun dengan sebuah paksaan.

"Bawa ke sini Penasihat Perang malam ini juga," perintah Keannu sambil masih memegang gelas yang berisi minuman memabukkan.

Frederick, pria
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    114. Rahasia Besar

    Gary Davis pun menjawab tanpa keraguan sedikitpun, “Tentu saja aku yakin. Kalau tidak, mana mungkin aku segera memintamu untuk melakukan tugas itu?”“Tapi, Yang Mulia. Anda akan sendirian di sini. Saya … jujur saja saya tidak terlalu percaya pada mereka, maksud saya para menteri, staf yang ….” Ronald Wings menghentikan ucapannya, tampak agak khawatir dan juga sekaligus bingung.Gary menghela napas panjang, “Aku juga tidak percaya pada mereka.”Perkataan Gary tersebut langsung membuat Ronald membelalakkan mata, “A-pa? Lalu … mengapa Anda malah meminta saya pergi?”Gary mendesah pelan, “Yah, karena menghentikan Reiner Anderson akan sangat membantuku.”Ronald mengerutkan dahi, terlihat masih kebingungan.“Pada intinya tidak ada siapapun yang aku percaya di istana selain diriku sendiri dan juga … kau, Ron. Para menteri dan staf istana, lalu para prajurit yang berkata berpihak kepadaku … hm, siapa yang akan bisa menebak mereka bisa bertahan sampai akhir?” Gary berkata panjang lebar.Seolah

  • Sang Dewa Perang Terkuat    113. Menyuruh Saya untuk Mati?

    Mendengar pertanyaan Ronald Wings yang mulai menjurus ke arah tugas yang sebenarnya itu, Gary Davis pun kembali tersenyum miring.Senyuman itu lebih mirip dengan seringaian seorang penjahat kala mendapatkan seorang mangsa yang dia incar.Pria muda itu meminta Ronald mendekat dengan jari tangannya dan berbicara, “Kemarilah, Ron!”Ronald berjengit, kaget. Tidak biasanya sang pangeran memintanya untuk berbicara dengan jarak yang dekat seperti itu. Hal itu tentu saja demi menghindari kecurigaan orang-orang. Biasanya cara berkomunikasi mereka lebih sering hanya menggunakan tatapan mata atau hanya berupa bisikan.Akan tetapi, setelah Ronald melihat sekeliling dia pun langsung paham mengapa Gary terlihat berani memintanya mendekat kepada pangeran muda itu.Para prajurit dan seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou memang tahu bahwa Ronald dan Gary memang terlihat tidak dekat. Bahkan, bisa dibilang kedua orang itu jarang sekali berinteraksi di depan publik.Maka dari itu tidak heran jika banyak

  • Sang Dewa Perang Terkuat    112. Perintah Gary

    Andai saja Gary Davis bukanlah seseorang yang amat Ronald Wings hargai dan hormati, sudah tentu dia akan langsung berteriak jengkel di depan wajah pria muda itu.Oh, dia tadi sudah mengatakan alasannya. Dia pun tidak tahu mengapa James Gardner melakukan hal yang cukup aneh itu. Tapi, mengingat pesan terakhir kedua orang tuanya untuknya bahwa dia harus melindungi Gary Davis dengan nyawanya, dia tentu tidak bisa melakukannya.Maka, dengan begitu sabar dia berkata lagi, “Itu yang saya juga tidak tahu, Yang Mulia. Saya tidak bisa menemukan alasan itu. Dan … Komandan Anderson tidak hanya pergi dari istana sendirian, tapi-”“Tapi apa? Apa James Gardner juga mengusir prajurit lain, Ron?” Gary memotong perkataan Ronald dengan tidak sabar.Ah, lagi-lagi Ronald harus berusaha keras menahan diri agar tetap bersabar.“Bukan, Yang Mulia. Komandan Anderson pergi dari istana ditemani oleh istrinya, Mary Kesley,&rdq

  • Sang Dewa Perang Terkuat    111. Apa Itu, Ron?

    Mendengar ucapan Diego Greco, Reiner Anderson dan para sahabat mereka pun sontak terdiam.Diego yang melihat adanya celah itu sontak mengambil kesempatan untuk segera menjelaskan lebih lanjut, “Yah, seharusnya kalian tahu kalau James tidak terlalu berbeda dari Riley. Mereka berdua itu sama."Masih hening. Tidak ada satupun di antara empat orang sahabat Diego itu membuka mulut mereka, seakan mereka berusaha berpikir lebih dalam.“Mereka … tidak akan mungkin mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Dan … selalu semuanya membawa hasil yang baik. Aku tidak pernah sekalipun melihat mereka membuat sebuah keputusan yang merugikan orang lain,” jelas Diego.Reiner menggigit bibir, berusaha menekan rasa kesalnya yang masih ada.Tapi, kemudian dia masih mendengar Diego berbicara, “James mungkin memang bukan orang yang akan berkata lembut atau manis. Yah, pada dasarnya dia memang bermulut tajam seperti pisau. Aku yakin kalian juga sadar dan tahu tentang hal ini.”Ben tersenyum miring dan terli

  • Sang Dewa Perang Terkuat    110. Kenapa Dia Melakukan Ini?

    “Brengsek!” Reiner mengumpat.Berikutnya Reiner membuat istrinya, Mary terbelalak kaget ketika dia melihat Reiner tiba-tiba mencekik James.Mary sampai memekik kaget dan menutup mulutnya sendiri secara spontan dengan menggunakan kedua tangannya. James terkejut tapi pria itu hanya menatap Reiner dengan tatapan datar dan dingin.Reiner mengernyitkan dahi melihat ekspresi dingin James, “Kau … kau pikir aku sebodoh itu sampai aku tidak bisa memusatkan pikiranku?”James menjawab dengan ekspresi tenang, “Bagiku kau memang bodoh.”“JAMES!” Reiner berteriak marah.“Jangan kau pikir karena kita bersahabat, kau bisa berkata apapun sesuka hatimu. Kau-”“Cukup, Rei. Aku tidak punya waktu untuk ini. Kau … lebih baik segera pergi dari istana ini atau ….”Reiner yang masih mencekik James meskipun tidak terlalu kuat itu pun mendelik jengkel, “Atau apa?”“Atau aku akan memerintahkan kau untuk diusir dari istana,” kata James santai.Seketika Reiner melepaskan cengkraman tangannya dari leher James. “K

  • Sang Dewa Perang Terkuat    109. Itu Akan Sangat Merepotkan!

    Reiner tidak bisa melanjutkan kata-kata.“Jenderal Gardner.” Mary memanggil dengan tatapan penuh rasa tidak percaya.Sepasang suami istri itu tentu saja tidak pernah menyangka kalimat itu terucap dari James Gardner.“Kau … pasti sedang bercanda kan?” Reiner memilih berkata lagi seraya terkekeh.Tetapi, James sama sekali tidak terlihat tersenyum atau bahkan tertawa. Hal itu membuat Reiner menggelengkan kepala dan berujar, “James. Ayolah! Kau tidak bisa melakukan hal itu. Aku-”“Aku bisa, Rei. Aku adalah pemimpin tertinggi para prajurit Kerajaan Ans De Lou. Aku memiliki otoritas penuh dalam hal mengizinkan atau melarang setiap prajurit yang akan berperang bersamaku,” James menjelaskan dengan nada serius.Bibir Mary seketika bergetar.Dia melihat sang suami yang tampak kebingungan. Ah, tiba-tiba semua terasa begitu salah. Wanita itu sama sekali tidak mengerti. Sebelumnya dia memang sangat ingin suaminya tidak ikut berperang. Bahkan, dia memang sangat ingin meninggalkan istana dan hidup

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status