Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 58. Merebut Posisiku?

Share

58. Merebut Posisiku?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-22 11:08:46

"Penasihat Perang? Merebut posisiku? Yang benar saja. Mana mungkin ada hal seperti itu di sini?" balas Jody sambil tertawa canggung.

Pria itu kemudian melanjutkan kata-katanya dengan menampilkan wajah terlihat agak serius.

"Kau tidak masuk akal, Dorothy. Kenapa aku harus takut pada orang baru macam dia?" ucap Jody yang kini mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak ingin melihat ke arah Dorothy.

Dorothy Winks tentu saja tertawa mendengarnya, "Aku? Tidak masuk akal? Kalau kau memang tidak takut posisimu itu direbut oleh dia, bukankah seharusnya kau malah merasa kesal karena kini kau harus berpikir sendiri untuk strategi perang?"

Jody Gardner tidak tahan lagi dengan perkataan kekasihnya yang begitu menyinggungnya itu. "Cukup! Aku tidak ingin membahasnya. Dia hanya sedikit mirip dengan Jenderal Mackenzie. Tak ada masalah jika aku membencinya. Aku tidak perlu harus menjelaskannya secara gamblang alasanku kan?"

Kesal, Dorothy memilih meninggalkan kekasihnya itu dengan begitu jengkel sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    121. Maafkan Aku!

    Suara ketiga prajurit muda itu seketika membuat dua orang yang sedang berbicara itu saling melempar pandang.Tetapi, dikarenakan mereka tidak memiliki waktu lebih untuk sekedar merespon ketiga prajurit itu, mereka pun segera kembali mengerjakan tugas masing-masing. Si pemberi pesan masuk lagi ke dalam ruangan yang menjadi tempat rapat penting itu, sementara si penerima pesan telah meluncur ke kediaman raja.Sedangkan ketiga prajurit yang terlihat belum pulih dari rasa kagetnya itu akhirnya memilih untuk membuka mulut mereka.“Ben menggantikan Reiner,” kata Shin.“Komandan Perang Darat,” Diego berujar pelan.Alen mengedipkan mata terlebih dulu sebelum ikut menanggapi, “Tidak bisa aku percaya.”Shin langsung menatapnya teman baiknya itu dengan tatapan setengah melotot.Alen cepat-cepat menambahkan, “Hei, bukannya aku tidak melihat kemampuan Ben yang memang luar biasa, tapi … hanya saja ini terlalu mengagetkan.”“Iya, maksudku … oh, tidak. Aku juga bukannya tidak suka, tapi … ah, sudahl

  • Sang Dewa Perang Terkuat    120. Pesan Penting

    Oh, James Gardner harus mengakui bahwa dia memang bukanlah orang yang pandai merangkai kata atau setidaknya dia sadar diri bahwa kemampuannya dalam menyusun kata-kata memang sangat buruk. Sungguh, dia tidak sedang bermain-main seperti yang dituduhkan oleh dua orang komandan perang itu. Dia hanya kesulitan mengatakan hal penting.Dia pun hanya bisa mendesah pelan ditatap dengan sorot mata jengkel Thyme dan Josh. Anehnya dia sama sekali tidak tersinggung sebab lagi-lagi dia menyadari kekurangannya yang satu itu.Dia juga tidak keberatan jika ada yang berkomentar tentang cara berkomunikasinya yang menyedihkan.Tetapi, dia jelas tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan cara memperbaiki cara berbicaranya sehingga dia segera beralih menatap Ben yang terlihat sedang menunggu penjelasan darinya lalu membuka mulut, “Aku tidak sedang berbicara omong kosong.”Sebelum kata-katanya disela atau dibantah oleh lawan bicaranya, James buru-buru berkata lagi, “Reiner sedang tidak ada di tempatnya un

  • Sang Dewa Perang Terkuat    119. Berhentilah Bermain-main!

    Ketika James Gardner mendengar nama lengkap salah satu sahabatnya itu disebut-sebut dia seketika menoleh ke arah komandan Thyme Sylis, memberi tatapan rumit yang jelas tidak bisa dimengerti oleh Thyme sendiri. Pria muda itu masih juga tidak membuka mulut hingga membuat Josh Cleve yang kesabarannya telah menipis itu pun berujar, “Oh, jangan terlalu banyak pikir! Kita tidak punya cukup banyak waktu.”“Cepat putuskan! Pilih siapapun yang menurutmu memang pantas, aku yakin kau tidak mungkin salah dalam memilih,” Thyme menambahkan.James mengangguk paham, “Sejujurnya baik Jason atau Ben … keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang bagus. Tapi … aku-”“Kenapa kau tiba-tiba menjadi ragu-ragu begitu? Seolah bukan seorang James Gardner saja,” Thyme memotong cepat-cepat.Hal itu juga membuat Josh mengernyitkan dahi dan langsung berpikir serius, “Ayolah! Meskipun kau akhirnya memilih Benedict Arkitson, salah satu sahabat baikmu itu, tidak akan ada yang mempertanyakan keputusanmu ini.”Memang be

  • Sang Dewa Perang Terkuat    118. Jangan Berpikir Lama!

    James malah tertawa santai menanggapi ucapan sahabat baiknya. Dia berjalan mendekat ke arah mereka dan kemudian berujar, “Kalian akan tahu nanti.” Diego sontak langsung menaikkan alis kirinya yang menandakan dia sangat jengkel.Shin sudah siap ingin menodong James dengan berbagai pertanyaan yang tidak bisa dia tahan lagi, tapi dia melihat James mengangkat tangan dengan isyarat menyuruhnya untuk tidak berbicara.Shin terpaksa mengatupkan mulutnya rapat-rapat dengan begitu kesal.“Biarkan aku bicara dengan mereka terlebih dulu!” James berkata cepat.Ben sontak mengernyitkan dahi, “Kau tidak membiarkan kami mendengarkan percakapan penting kalian ya?”“Jadi … kami harus menunggu kalian rapat, begitu?” Alen.“Sungguh kami tidak bisa di sini saja?” Shin bertanya dengan nada sedikit memohon akibat terlalu penasaran.“Tidak,” James menjawab tegas.Melihat ketegasan dalam nada suara James, sudah jelas bahwa mereka tidak akan bisa membuat James merubah keputusannya itu. Maka, dengan patuh saha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    117. Panik?

    Oh, tentu bukan tanpa alasan Xylan Wellington bisa berpikir sang kakak ipar sudah lebih dulu mengetahui identitas asli Gary Davis sebelum pria muda yang menikahi kakak perempuannya beberapa tahun lalu itu menghilang.Riley Mackenzie adalah seseorang yang tidak mungkin bertindak tanpa perhitungan. Tindakannya yang menjemput istri dan putranya pun sudah tentu memiliki alasan yang sangat kuat. Tidak heran jika Xylan sampai mengira Riley kemungkinan besar telah mengungkap fakta besar tersebut.“Tapi … jika dia sudah tahu, mengapa dia malah menghilang begitu saja? Apa … yang dia pedulikan hanya istri dan putranya saja?” kata Xylan.Dia menggelengkan kepala dan menghela napas pelan, “Oh, tidak masalah jika dia tidak peduli kepadaku. Maksudku … apa dia tidak peduli dengan nasib kerajaan ini? Juga … seluruh rakyat Ans De Lou?” “Riley tidak seperti itu, Yang Mulia,” sahut James cepat-cepat.Xylan mengulur bibir, “Hm, aku … juga tidak ingin menuduhnya begitu tapi … kau tahu sendiri. Ini terla

  • Sang Dewa Perang Terkuat    116. Kebetulan

    James Gardner tidak menjawab pertanyaan sang raja muda. Sebab, dia tahu Xylan Wellington tidak memerlukan jawaban. James pun juga membiarkan Xylan mengumpat dan tidak sekalipun dia menyela perkataan Xylan. Menurut James, Xylan butuh untuk menumpahkan rasa amarah serta kecewanya.Sudah tentu hal itu sangatlah sulit untuk Xylan. Pria muda itu sangat mempercayai dua orang itu, Gary Davis maupun Ronald Wings. Dikhianati oleh dua orang yang sangat dia percayai pasti membuatnya kesal luar biasa.James juga berpikir bahwa Xylan akan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan emosinya, tapi ternyata dia salah besar. Hanya selang beberapa menit Xylan sudah memanggil, “Jenderal Gardner.”“Iya, Yang Mulia,” sahut James yang terlihat agak kaget, terlebih lagi ketika dia melihat Xylan yang ekspresi wajahnya sudah kembali tenang.Dia bisa pulih secepat itu? Luar biasa, James membatin.“Tangkap Gary Davis dan jebloskan dia ke penjara sekarang!” Xylan memerintah dengan nada dingin.James membelal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status