LOGIN“Aku tidak berkata bahwa kalian dilarang. Tapi-”“Cukup, itu saja yang perlu kami tahu. Jadi, kami tidak melanggar peraturan apapun,” Kharel memotong dengan tidak sabar perkataan staf wanita yang sempat memandang rendah dirinya.Richard langsung mengangguk pada Kharel.Dua pemuda itu pun bergegas masuk kembali ke area fase pertama, meninggalkan staf wanita yang menatap mereka dengan tatapan tak percaya. Jeremy, temannya yang telah berada di area itu pun mendekati wanita itu selalu berkomentar dengan nada rendah, “Kau sepertinya sudah mulai berubah pikiran ya.”Carlyta mendecakkan lidah saat mendengar temannya sedang menggoda dirinya itu, “Kau benar. Putra Mahkota Kerajaan Ans De Lou dan Putra Mahkota Kerajaan De Kruk … memang sangat mengagumkan. Tapi … bukankah mereka itu sangat bodoh?”“Bodoh? Menjadi seorang pahlawan bagi teman-temannya, kau bilang itu … bodoh, Carlyta?” balas Jeremy sembari mengangkat alis kirinya. Carlyta mengangkat bahu sambil menatap kosong ke arah dua pemuda
Staf penyelenggara itu tersenyum samar dan menjawab, “Mengapa kau tidak mencoba untuk mencari tahu saja, Pangeran Richard?”Richard tidak menjawab dan langsung bangkit dan kemudian menata semua kotak-kotak yang telah mereka dapatkan. Calvin membantunya untuk mengaturnya sementara Keen mulai memeriksa kunci-kunci yang mereka dapatkan dari staf penyelenggara.Calvin mengerutkan kening dan berujar, “Di sini ada nomornya. Apa di kotak-kotak itu juga ada nomornya?”Kharel yang masih duduk di samping Jonas sembari memperhatikan keadaannya pun menoleh ke arah Calvin, “Aku tidak melihat adanya nomor di kotak-kotak itu.”Keen bergegas memeriksa kotak-kotak itu kembali dan kemudian memekik, “Hei, ada nomornya.”Dia menunjukkannya pada Richard dan Calvin dengan segera. Rupanya nomor itu tertulis di bagian belakang kotak dan berukuran sangat kecil tapi ditulis dengan warna putih sehingga bisa terbaca jelas.“Sekecil itu tulisannya, siapa yang akan tahu?” ucap Calvin.Keen mengangguk, “Kita sesua
Elliot hanya membalas, “Tidak bisakah aku sedikit bersantai? Kau tahu kan … aku baru saja bertarung melawan Putra Mahkota Kerajaan Sealand dan temannya itu?”Jonas mendecakkan lidah, “Bertarung? Memangnya itu tadi bisa disebut dengan bertarung ya? Kau bahkan hanya menggunakan sedikit saja tenaga tapi mereka sudah tak berdaya.”Elliot tidak membalasnya tetapi Richard segera bertanya karena penasaran, “Kau bertemu dengannya?”“Iya, dia bersama dengan Leo Wein,” Elliot menjawab tanpa berhenti berjalan. Kay cepat-cepat ikut berkata, “Mereka berdua menghianati teman-teman mereka.”Richard tidak menanggapi, seakan-akan tahu bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi. Sementara itu, Jonas terlihat mulai melemah dan hal itu pun juga dirasakan oleh Kay yang memapahnya.Tiba-tiba saja Richard De Kruk berhenti berjalan begitu melihat kondisi Jonas yang memburuk. Pemuda itu hampir saja pingsan karena kehabisan darah. “Kita tidak bisa kembali ke sana, Elliot. Kalau dia dipaksa berjalan lebih lama
Alih-alih membalas apa yang kedua pemuda katakan, Elliot justru mengabaikan ejekan mereka sepenuhnya.Pria muda yang masih berusia 17 tahun itu malah mulai melemparkan bola-bola kecil miliknya itu dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh semua orang. Dia sungguh-sungguh menggunakan bola-bola kecil yang terbuat dari daun itu sebagai senjata.Bahkan, empat bola kecil yang dia gunakan berhasil mengenai dua bagian tubuh Jimmy dan Leo.“Sial!” umpat Jimmy yang terkena di bagian bibirnya hingga bibirnya berdarah.Selain bibir, jarinya pun juga terkena bola kecil itu hingga dia merasa salah satu jarinya patah.Sedangkan Leo terbelalak lebar saat merasa dagunya seperti patah. Di samping itu, dia pun juga merasakan nyeri di bagian lutut kanannya.“Kau ….” Leo refleks memegang dagu dan juga lututnya sekaligus.Pria muda itu bahkan telah jatuh terduduk di samping Jimmy yang sedang membersihkan bibirnya yang berdarah cukup banyak. Sementara itu, di bagian belakang Elliot, ada Jonas dan Kay
Elliot tidak langsung menjawab tapi malah melihat secara teliti ke arah sekeliling mereka sebelum kemudian berkata, “Ini memang sebuah kota yang dikosongkan.”Jonas langsung menanggapi dengan dahi mengerut, “Sebentar. Aku masih agak bingung.”“Apa yang membuatmu bingung?” Kay yang malah membalas bertanya kepadanya. Jonas melihat kakinya yang diperban oleh Elliot lalu berujar, “Orang-orang yang menyerang kita sebelumnya. Bagaimana bisa mereka mendapatkan pisau?”Jelas sekali luka sabetan di kakinya yang hampir membuatnya putus itu berasal dari pisau.Dia tidak mungkin salah. Pisau itu bukan pisau besar tapi bisa kecil yang digunakan oleh sang penyerang dengan begitu sangat cepat sampai-sampai dia tak sadar kakinya telah dilukai dengan begitu parah.“Bukankah setiap peserta tidak diizinkan membawa senjata? Sedangkan kotak-kotak kita semuanya itu masih bisa disegel dan kuncinya ada di tangan para staf penyelenggara. Lantas, di mana mereka bisa mendapatkan senjata itu?” ucap Jonas sembar
Kharel terdiam sejenak, terlihat menimbang-nimbang perkataan Richard.Tapi, Richard tidak membiarkan pemuda itu berpikir terlalu lama karena didesak oleh waktu.Maka alih-alih memberikan banyak waktu bagi Kharel untuk berpikir, Richard berkata dengan cepat, “Jangan terlalu banyak membuang waktu untuk berpikir!”“Mereka … mungkin sedang menunggu bantuan,” Richard menambahkan.Kharel dengan sangat terpaksa mengangguk lalu menanggapi, “Baiklah. Kalau begitu kuserahkan keselamatan mereka padamu.”Richard membalasnya dengan sebuah anggukan kecil. “Jangan khawatir! Kau … urus mereka yang ada di sini.”Kharel mengangguk sekali lagi dan kemudian dia melihat Richard pergi dari area itu.Begitu Richard De Kruk pergi, Calvin Reid dengan segera berdiri dan berjalan mendekati Kharel, “Ke mana dia pergi?”“Untuk mencari teman-teman kita yang lain,” Kharel menjawab masih tanpa menoleh ke arah Calvin.Niall yang juga mendengarkan percakapan itu pun menanggapi, “Kenapa dia tidak membawa salah satu dar







