Share

74. Ada Apa Lagi?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-19 21:03:14

Elliot hanya membalas, “Tidak bisakah aku sedikit bersantai? Kau tahu kan … aku baru saja bertarung melawan Putra Mahkota Kerajaan Sealand dan temannya itu?”

Jonas mendecakkan lidah, “Bertarung? Memangnya itu tadi bisa disebut dengan bertarung ya? Kau bahkan hanya menggunakan sedikit saja tenaga tapi mereka sudah tak berdaya.”

Elliot tidak membalasnya tetapi Richard segera bertanya karena penasaran, “Kau bertemu dengannya?”

“Iya, dia bersama dengan Leo Wein,” Elliot menjawab tanpa berhenti berjalan.

Kay cepat-cepat ikut berkata, “Mereka berdua menghianati teman-teman mereka.”

Richard tidak menanggapi, seakan-akan tahu bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi.

Sementara itu, Jonas terlihat mulai melemah dan hal itu pun juga dirasakan oleh Kay yang memapahnya.

Tiba-tiba saja Richard De Kruk berhenti berjalan begitu melihat kondisi Jonas yang memburuk. Pemuda itu hampir saja pingsan karena kehabisan darah.

“Kita tidak bisa kembali ke sana, Elliot. Kalau dia dipaksa berjalan lebih lama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    74. Ada Apa Lagi?

    Elliot hanya membalas, “Tidak bisakah aku sedikit bersantai? Kau tahu kan … aku baru saja bertarung melawan Putra Mahkota Kerajaan Sealand dan temannya itu?”Jonas mendecakkan lidah, “Bertarung? Memangnya itu tadi bisa disebut dengan bertarung ya? Kau bahkan hanya menggunakan sedikit saja tenaga tapi mereka sudah tak berdaya.”Elliot tidak membalasnya tetapi Richard segera bertanya karena penasaran, “Kau bertemu dengannya?”“Iya, dia bersama dengan Leo Wein,” Elliot menjawab tanpa berhenti berjalan. Kay cepat-cepat ikut berkata, “Mereka berdua menghianati teman-teman mereka.”Richard tidak menanggapi, seakan-akan tahu bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi. Sementara itu, Jonas terlihat mulai melemah dan hal itu pun juga dirasakan oleh Kay yang memapahnya.Tiba-tiba saja Richard De Kruk berhenti berjalan begitu melihat kondisi Jonas yang memburuk. Pemuda itu hampir saja pingsan karena kehabisan darah. “Kita tidak bisa kembali ke sana, Elliot. Kalau dia dipaksa berjalan lebih lama

  • Sang Dewa Perang Terkuat    73. Dia Bisa Mati!

    Alih-alih membalas apa yang kedua pemuda katakan, Elliot justru mengabaikan ejekan mereka sepenuhnya.Pria muda yang masih berusia 17 tahun itu malah mulai melemparkan bola-bola kecil miliknya itu dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh semua orang. Dia sungguh-sungguh menggunakan bola-bola kecil yang terbuat dari daun itu sebagai senjata.Bahkan, empat bola kecil yang dia gunakan berhasil mengenai dua bagian tubuh Jimmy dan Leo.“Sial!” umpat Jimmy yang terkena di bagian bibirnya hingga bibirnya berdarah.Selain bibir, jarinya pun juga terkena bola kecil itu hingga dia merasa salah satu jarinya patah.Sedangkan Leo terbelalak lebar saat merasa dagunya seperti patah. Di samping itu, dia pun juga merasakan nyeri di bagian lutut kanannya.“Kau ….” Leo refleks memegang dagu dan juga lututnya sekaligus.Pria muda itu bahkan telah jatuh terduduk di samping Jimmy yang sedang membersihkan bibirnya yang berdarah cukup banyak. Sementara itu, di bagian belakang Elliot, ada Jonas dan Kay

  • Sang Dewa Perang Terkuat    72. Kau Sudah Mau Mati?

    Elliot tidak langsung menjawab tapi malah melihat secara teliti ke arah sekeliling mereka sebelum kemudian berkata, “Ini memang sebuah kota yang dikosongkan.”Jonas langsung menanggapi dengan dahi mengerut, “Sebentar. Aku masih agak bingung.”“Apa yang membuatmu bingung?” Kay yang malah membalas bertanya kepadanya. Jonas melihat kakinya yang diperban oleh Elliot lalu berujar, “Orang-orang yang menyerang kita sebelumnya. Bagaimana bisa mereka mendapatkan pisau?”Jelas sekali luka sabetan di kakinya yang hampir membuatnya putus itu berasal dari pisau.Dia tidak mungkin salah. Pisau itu bukan pisau besar tapi bisa kecil yang digunakan oleh sang penyerang dengan begitu sangat cepat sampai-sampai dia tak sadar kakinya telah dilukai dengan begitu parah.“Bukankah setiap peserta tidak diizinkan membawa senjata? Sedangkan kotak-kotak kita semuanya itu masih bisa disegel dan kuncinya ada di tangan para staf penyelenggara. Lantas, di mana mereka bisa mendapatkan senjata itu?” ucap Jonas sembar

  • Sang Dewa Perang Terkuat    71. Berjanjilah untuk Tidak Berkhianat!

    Kharel terdiam sejenak, terlihat menimbang-nimbang perkataan Richard.Tapi, Richard tidak membiarkan pemuda itu berpikir terlalu lama karena didesak oleh waktu.Maka alih-alih memberikan banyak waktu bagi Kharel untuk berpikir, Richard berkata dengan cepat, “Jangan terlalu banyak membuang waktu untuk berpikir!”“Mereka … mungkin sedang menunggu bantuan,” Richard menambahkan.Kharel dengan sangat terpaksa mengangguk lalu menanggapi, “Baiklah. Kalau begitu kuserahkan keselamatan mereka padamu.”Richard membalasnya dengan sebuah anggukan kecil. “Jangan khawatir! Kau … urus mereka yang ada di sini.”Kharel mengangguk sekali lagi dan kemudian dia melihat Richard pergi dari area itu.Begitu Richard De Kruk pergi, Calvin Reid dengan segera berdiri dan berjalan mendekati Kharel, “Ke mana dia pergi?”“Untuk mencari teman-teman kita yang lain,” Kharel menjawab masih tanpa menoleh ke arah Calvin.Niall yang juga mendengarkan percakapan itu pun menanggapi, “Kenapa dia tidak membawa salah satu dar

  • Sang Dewa Perang Terkuat    70. Kau Tetap di Sini!

    Bukan First Kiansa yang menanggapi tapi justru Calvin Reid yang pertama kali berbicara, “Apa katamu? Menyerahkan barang-barang yang kami dapatkan kepadamu? Kau pikir kami ini pekerja sosial?”Calvin mendecakkan lidah dengan ekspresi malas.“Aku tidak sedang bicara denganmu, aku sedang berbicara dengan pangeran yang paling dihormati di Kerajaan Kiansa,” kata Kyland masih tersenyum sembari menatap ke arah First. Pemuda itu mengabaikan Calvin sepenuhnya.First Kiansa pun akhirnya menanggapi dengan tatapan dingin, “Kami tidak akan menyerahkan barang-barang kami kepada siapapun.”Senyuman di wajah Kyland pun seketika menghilang. “Yang Mulia, saya sudah meminta semuanya dengan cara yang baik. Jika Anda tetap keras kepala dan tidak mau menyerahkan barang-barang itu, jangan salahkan saya jika saya-”“Kau terlalu banyak bicara!” ucap Kharel yang sudah tidak sabar.Putra Mahkota Kerajaan Ans De Lou itu pun langsung menggunakan papan yang baru saja digunakannya untuk menghalau serangan dari Kyl

  • Sang Dewa Perang Terkuat    69. Fase Pertama

    Seorang staf penyelenggara laki-laki yang masih begitu sangat muda berkata, “Aduh, itu sungguh tidak diperlukan.”“Hah? Apa maksudmu?” balas temannya dengan alis kiri terangkat.Pemuda itu menyeringai, “Karena sudah pasti tebakan kita akan sama.”Dia lalu mengangkat bahu dan menambahkan, “Paling-paling yang lolos dari fase ini tidak lebih dari 10 orang seperti periode kompetisi yang lalu.”Seorang staf wanita berambut pirang tertawa nyaring, “Kau benar. Periode yang lalu hanya ada 10 peserta yang lolos fase pertama. Dan melihat bagaimana mereka dengan mudahnya terpecah belah, kupikir kali ini bahkan lebih sedikit yang akan lolos.”Staf wanita lain yang sedang membawa daftar peserta pun mendecakkan lidah, “Ah, sungguh sangat disayangkan! Empat kerajaan itu akan kehilangan para putra mahkota mereka.”“Oh, benar. Padahal mereka sangat tampan, terutama Jimmy Sealand,” sahut temannya yang melihat foto Jimmy Sealand di layar monitor.“Hah? Putra Mahkota Kerajaan Sealand yang hanya bisa meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status