Share

7. Hewan Roh

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2023-03-21 13:00:53

Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup.

"Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri.

Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.

Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga.

"Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"

Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu.

"Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi.

"Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri.

Saat ini, Bai Lihai berada di tengah hutan. Ia tidak menemukan desa atau kota di dalam perjalanan, sehingga memutuskan tidur di alam terbuka. Si pemuda pun membangkitkan diri untuk melanjutkan kembali perjalanannya.

Namun, tiba-tiba saja Bai Lihai mendengar suara keributan dari tempat tersebut. Seperti terjadi sebuah pertarungan. Si pemuda pun berjalan mendekat ke arah sumber suara.

"Sekte Gerbang Naga! Mereka ada di sini!" Gumam Bai Lihai setelah melihat apa yang terjadi.

Terdapat sekitar enam anggota Sekte Gerbang Naga yang saat ini sedang bertarung dengan sebuah laba-laba berukuran besar.

"Laba-laba Racun! Untuk apa mereka memburu Hewan Roh ini?"

Laba-laba itu bukanlah laba-laba biasa, melainkan sejenis Hewan Roh yang disebut Laba-laba Racun.

Hewan Roh sendiri adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk berkultivasi. Ada sedikit perbedaan bentuk antara Hewan Roh dengan hewan aslinya, terutama dalam segi ukuran tubuh.

Dibandingkan dengan Kultivasi manusia, Kultivasi Hewan Roh juga sedikit berbeda. Kultivasi Hewan Roh cenderung akan menonjolkan Elemen yang ia miliki. Sangat berbeda dengan manusia yang butuh teknik khusus untuk menggunakan Elemen.

Selain itu, Elemen milik Hewan Roh juga sedikit berbeda. Ada beberapa jenis Elemen yang tidak dimiliki manuasi, tapi dimiliki oleh Hewan Roh, salah satunya adalah Racun.

"Cepat buat formasi! Kita serang binatang ini dari berbagai arah!" Teriak salah seorang anggota Sekte Gerbang Naga memberi perintah pada teman-temannya.

Keenam Kultivator itu segera membuat formasi untuk melakukan serangan. Serangan dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah pola yang terstruktur.

Laba-laba Racun sama sekali tidak terpengaruh dengan serangan tersebut, yang ada hewan itu justru membalas menyerang. Keenam Kultivator langsung menghindar karena takut terkena racun dari binatang itu. Formasi yang mereka buat seketika menjadi hancur.

"Bodoh! Hewan Roh ini berada di ranah Initial Foundation. Serangan seperti itu tidak akan berpengaruh padanya!" Gumam Bai Lihai yang melihat pertarungan dari persembunyian.

Satu orang Kultivator terlempar karena mendapat serangan dari Laba-laba Racun. Tubuhnya menghantam pohon tempat di mana Bai Lihai melihat pertarungan.

Seketika, Kultivator itu melihat keberadaan Bai Lihai. Ia mengenali wajah pemuda itu.

"Kau...! Bukankah kau si sampah yang telah membuat lumpuh cucu Tetua Agung!"

Bai Lihai menatap sejenak pada Kultivator itu. Tidak ada balasan yang diucapkan si pemuda. Kembali ia mengarahkan pandangan pada pertarungan.

"Hewan Roh dengan Eleman berunsur Racun jarang ditemui. Inti Roh hewan ini sudah pasti memiliki nilai jual yang tinggi." Bai Lihai kembali bergumam.

"Apa yang kau katakan? Setelah sekian lama kau menghilang, akhirnya kau muncul juga. Tidak akan kubiarkan kau lolos kali ini!"

Kultivator itu berusaha menangkap Bai Lihai. Namun, dalam satu pukulan, si pemuda berhasil membuat Kultivator itu tersungkur.

Tidak berselang lama, Bai Lihai mengeluarkan sebuah pedang dari Cincin Ruang-nya dan segera bergerak ke arah Laba-laba Racun.

Si pemuda menjatuhkan diri dan menyusur tanah. Ia melewati bagian bawah Hewan Roh dan menyerang bagian perut hewan itu. Seketika, Laba-laba Racun langsung tumbang.

Meski Bai Lihai masih berada di ranah Qi Refining, tapi ia bisa menumbangkan Hewan Roh yang berada di ranah Initial Foundation dalam satu kali serangan.

Itu dikarenakan Bai Lihai menyerang bagian paling lemah Hewan Roh tersebut dan juga menggunakan senjata yang lebih baik.

Di sisi lain, Kultivator Sekte Gerbang Naga langsung memandangi Bai Lihai yang datang secara tiba-tiba.

"Bukankah itu si sampah yang menjadi buronan sekte!"

"Berani sekali dia muncul dihadapan kita! Apa dia berniat menyerahkan diri!"

"Sepertinya ini hari keberuntungan kita. Kita akan mendapatkan Inti Roh Laba-laba Racun sekaligus menangkap buronan sekte. Tetua Agung pasti akan memberi penghargaan pada kita!"

Bai Lihai sama sekali tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh mereka. Ia lebih sibuk membelah tubuh Hewan Roh itu dan mengambil Inti Roh-nya. Langsung saja, si pemuda memasukkannya ke dalam Cincin Ruang.

Sontak, apa yang dilalukan Bai Lihai itu membuat para anggota Sekte Gerbang Naga terkejut.

"Inti Roh itu milik kami! Kembalikan itu pada kami!" Teriak salah seorang Kultivator.

Bai Lihai memandangi mereka dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. "Aku yang membunuh Hewan ini, jadi aku yang berhak memiliki Inti Roh hewan ini!"

Jelas saja para anggota Sekte Gerbang Naga marah dengan perkataan Bai Lihai. Namun, kemarahan itu cepat menghilang setelah menyadari bahwa pemuda yang ada dihadapannya hanyalah seorang sampah. Tidak akan sulit merebut Inti Roh itu kembali.

"Hahaha...! Untuk apa Inti Roh itu bagimu! Sebentar lagi kau akan kami bawa kembali ke Sekte Gerbang Naga." Ucap salah seorang Kultivator.

"Dengan kemampuan yang kalian miliki, aku tidak yakin kalian bisa melakukannya!" Bai Lihai membalas.

Keenam Kultivator saling memandang. Dalam beberapa detik, mereka langsung tertawa terbahak-bahak. Ucapan Bai Lihai terasa bagai lelucon bagi mereka.

"Apa yang dimakan si sampah ini sampai dia berpikir bahwa dia hebat!"

"Dia bukan salah makan, tapi kepalanya tertimpa buah kelapa jatuh. Otaknya jadi rusak dan dia tidak sadar dengan dirinya sendiri!"

Bai Lihai tidak menghiraukan ledekan mereka. Ia segera beranjak pergi meninggalkan mereka yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa kalian malah tertawa! Dia berniat kabur!" Ucap salah seorang Kultivator.

Langaung saja, keenam Kultivator itu mengejar Bai Lihai yang telah berjalan.

Si pemuda menyadari apa yang dilakukan oleh keenam orang itu. Dengan gerak cepat, ia mengindari setiap upaya yang dilakukan oleh Kultivator Sekte Gerbang Naga dalam menangkapnya.

Salah satu kelebihan seorang Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir adalah ia bisa bergerak lebih cepat dari pada Kultivator yang setingkat dengannya.

"Bagaimana dia bisa bergerak secepat itu. Kecepatannya setara dengan Kultivator Initial Foundation!"

"Apa isu yang beredar selama ini benar, si sampah itu menyembunyikan kemampuan yang sebenarnya!"

Hanya dalam satu gerakan Bai Lihai sudah bisa membuat keenam orang itu menjadi sedikit lebih waspada pada dirinya. Setidaknya, di sini Bai Lihai sudah memberi penegasan, bahwa ia bukan lagi seorang sampah seperti dahulu.

Bai Lihai melayangkan tatapan tajam pada keenam orang itu. Raut wajahnya datar tanpa ekspresi, tapi menunjukkan sebuah kepercayaan diri yang tinggi.

"Jika aku menyerahkan diri, hukuman apa kira-kira yang akan kudapatkan?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Bai Lihai.

Keenam orang itu membalas dengan sebuah senyum sinis. "Jadi kau ingin tau? Kalau begitu, ikut saja dengan kami. Kau akan tau apa hukumanmu setelah kami membawamu pada Tetua Agung!"

Bai Lihai tersenyum kecil. Ia tidak akan mendapatkan jawaban dari orang-orang itu. Seketika, ia berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan anggota Sekte Gerbang Naga.

"Berhenti! Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah bertemu kami!" teriak salah satu Kultivator.

Mereka berenam langsung mengejar Bai Lihai. Dalam beberapa langkah, mereka sudah mengepung si pemuda. Masing-masing mereka mengacungkan bilah pedang pada Bai Lihai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
nehru siregar
senang menjadi peran utama
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Kultivator Terbuang   127. Meyakinkan Jiang Durong

    "Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me

  • Sang Kultivator Terbuang   126. Munuju Sekte Lembah Bambu

    Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc

  • Sang Kultivator Terbuang   125. Mencari Ide

    Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha

  • Sang Kultivator Terbuang   124. Kesepakatan

    "Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"

  • Sang Kultivator Terbuang   123. Mengidentifikasi Racun

    Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d

  • Sang Kultivator Terbuang   122. Mununggu Lu Jiwen

    Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas

  • Sang Kultivator Terbuang   121. Perdebatan Di Restoran

    Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se

  • Sang Kultivator Terbuang   120. Misi Berikutnya

    Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat

  • Sang Kultivator Terbuang   119. Kesembuhan Gao Lin

    Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status