Share

6. Kultivasi

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2023-03-20 11:15:09

Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai.

Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik.

Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini.

Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut.

Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan.

Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikannya lebih cepat dari Kultivator kebanyakan.

Tiap hari Bai Lihai berlatih. Hingga pada akhirnya, dalam waktu kurang dari satu bulan, ia sudah mencapai ranah Qi Refining 1.

Sudah barang tentu, si pemuda menjadi senang. Sekarang ia resmi menjadi seorang Kultivator.

"Akar Roh Ungu benar-benar membuat Kultivasi-ku berlangsung cepat. Jika seperti ini, dalam waktu satu tahun aku sudah akan berada di ranah Qi Refining 6!"

Kultivasi terbagi dalam beberapa tingkat. Mulai dari Qi Refining, diikuti dengan Initial Foundation, Core Formation, Gold Core dan Nascent Soul.

Tiap tingkat juga terbagi lagi dalam beberapa tingkat. Qi Refining, Initial Foundation dan Core Formation terbagi dalam sembilan tingkat. Sedangkan, Gold Core dan Nascent Soul dibagi dalam tiga tingkat, yaitu, dasar, tengah dan puncak.

Selain mempelajari Manual Kultivasi Tujuh Langit, Bai Lihai juga tertarik mempelajari dua Manual lain, yaitu Manual Mata Angin dan Manual Formasi Bintang.

Manual Mata Angin adalah Manual yang berisi tentang teknik beladiri, sedangkan Manual Formasi Bintang lebih banyak membahas tentang ilmu Array.

Seorang Kultivator biasanya tidak hanya sekedar berkultivasi. Mereka juga mempelajari sejumlah bidang ilmu di mana Beladiri dan Array adalah dua di antaranya.

"Pihak yang mengatur ini benar-benar telah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik. Tiga Manual ini saling berhubungan satu sama lain. Dia benar-benar ingin menjadikanku seorang Kultivator yang hebat."

Sepanjang hari, Bai Lihai terus mempelajari ketiga Manual secara bergantian. Si pemuda terus berada di dalam goa tanpa pernah pergi keluar. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan, di dalam Cincin Ruang-nya dipenuhi oleh makanan, sehingga ia tidak takut kelaparan.

Selama berada di Sekte Gerbang Naga, Bai Lihai memang sudah berlatih beladiri. Bidang ini memang bisa dilakukan tanpa membutuhkan Kultivasi, meski teknik yang dipelajari tidak akan setinggi yang dipelajari oleh seorang Kultivator.

Dibandingkan teknik yang ia pelajari di Sekte Gerbang Naga, teknik dari Manual Mata Angin ini terasa lebih baik menurut si pemuda.

Satu hal yang baru di pelajari oleh Bai Lihai dari Manual Mata Angin adalah tentang Irama Pedang. Penting bagi seorang Kultivator Beladiri untuk memahami irama dari senjata yang mereka gunakan, entah itu pedang atau senjata lain.

"Irama Pedang! Aku baru pertama kali mendengar ini. Sepengetahuanku, Sekte Gerbang Naga tidak pernah membahas tentang ini. Bahkan, aku juga tidak pernah mendengar sekte lain membahas ini!"

Maksud dari Irama Pedang adalah seorang Kultivator Beladiri tidak hanya menjadikan pedang sebagai sebuah alat. Namun, seorang Kultivator Beladiri harus menjadikan pedang atau senjata apapun sebagai perpanjangan tubuh.

Untuk itu, Kultivator Beladiri perlu memahami bagaimana pedang bergerak. Tubuh harus memiliki kesatuan dengan pedang, sehingga gerak pedang akan seirama dengan gerak tubuh.

"Bagian ini yang harus aku pelajari terlebih dahulu. Jika aku bisa memahami Irama Pedang, maka akan mudah bagiku untuk menguasai teknik-teknik lain."

Tiap hari Bai Lihai berlatih. Semakin lama, pemahamannya tentang Irama Pedang semakin baik. Dan ketika ia sudah memahami Irama Pedang sepenuhnya, barulah ia mempelajari teknik beladiri lain.

Di samping berlatih teknik Beladiri, Bai Lihai tidak melupakan praktik Kultivasi-nya. Dalam beberapa bulan, ia sudah mencapai ranah Qi Refining 3. Itu artinya ia sudah siap untuk mempelajari Manual Formasi Bintang.

Memang, ilmu Array tidak bisa dipelajari begitu saja. Untuk mempelajari ilmu paling dasar saja, setidaknya dibutuhkan Kultivasi ditingkat Qi Refining 3.

Bai Lihai mulai dari teknik yang paling dasar, yaitu mengalirkan Qi pada goresan yang ia buat. Tujuannya adalah untuk untuk menciptakan Roh Array pada goresan tersebut.

Bai Lihai mulai membuat sebuah garis pada sebuah kertas. Namun, sayangnya pada percobaan pertama Bai Lihai gagal menciptakan Roh Array pada garis tersebut.

Bukan hanya pada percobaan pertama, tapi Bai Lihai juga gagal pada percobaan-percobaan berikutnya. Mungkin sudah ratusan kali Bai Lihai gagal dalam melakukannya.

"Ini lebih sulit dari pada yang aku bayangkan. Lebih mudah mempelajari teknik beladiri dari pada ilmu Array ini. Tapi, aku tidak boleh menyerah! Aku harus menguasai ilmu ini!"

Bai Lihai menolak menyerah. Ia terus berusaha meski mengalami kegagalan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hingga pada akhirnya, ia berhasil menciptakan Roh Array.

Tidak berhenti di situ, Bai Lihai melanjutkan pada tahap yang berikutnya, yaitu membuat sebuah Jimat.

Bai Lihai mulai membuat pola-pola tertentu pada sebuah kertas. Ia menirukan pola-pola yang ada di dalam Manual Formasi Bintang.

Meski pola-pola itu terlihat sederhana, tapi tidak mudah membuatnya. Tiap goresan harus presisi dan sesuai dengan skala yang ditentukan.

Satu Jimat selesai dibuat oleh Bai Lihai. Jimat ini disebut dengan Jimat Bola Api. Ia pun mulai mengalirkan Qi pada kertas tersebut dan melemparkannya.

Seketika kertas terbakar dan kurang dari satu detik, kertas tersebut berubah menjadi bola api dan melayang ke arah salah satu sudut goa.

"Tidak buruk!"

Untuk percobaan pertama, pencapaian Bai Lihai sudah memuaskan. Ia berhasil melakukannya dengan sempurna. Selanjutnya, ia akan mencoba membuat Jimat yang lebih rumit.

Praktik seperti itu terus dilakukan Bai Lihai setiap hari. Tidak terasa, satu tahun berlalu. Kini, kemampuan si pemuda sudah jauh meningkat dari pada saat ia pertama masuk ke goa ini.

Kultivasi Bai Lihai kini sudah berada di ranah Qi Refining 6. Namun, ada sedikit masalah yang dihadapi Bai Lihai. Untuk menerobos ke ranah berikutnya, Bai Lihai membutuhkan sebuah ramuan yang bahan bakunya tidak ada di dalam Cincin Ruang-nya.

"Aku memang tidak bisa terus berada di dalam goa ini. Sepertinya 'Dia' sengaja tidak memberikan bahan itu agar aku tidak terus bersembunyi.

"Huf... satu tahun sudah aku terus berada dalam persembunyian. Apa Sekte Gerbang Naga masih memburuku sekarang!"

Bai Lihai pun mulai keluar dari goa. Saat pertama kali melewati mulut goa, matanya langsung terasa perih. Satu tahun sudah ia tidak melihat sinar matahari. Si pemuda membutuhkan adaptasi untuk menerimanya.

Tidak butuh waktu lama bagi si pemuda untuk menyesuaikan diri. Kini, ia sudah kembali terbiasa. Tanpa buang waktu, Bai Lihai langsung bergerak menuju kota terdekat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
nehru siregar
bermimpi untuk jadi hebat
goodnovel comment avatar
Mr Hanhan
seru mantap
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Kultivator Terbuang   127. Meyakinkan Jiang Durong

    "Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me

  • Sang Kultivator Terbuang   126. Munuju Sekte Lembah Bambu

    Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc

  • Sang Kultivator Terbuang   125. Mencari Ide

    Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha

  • Sang Kultivator Terbuang   124. Kesepakatan

    "Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"

  • Sang Kultivator Terbuang   123. Mengidentifikasi Racun

    Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d

  • Sang Kultivator Terbuang   122. Mununggu Lu Jiwen

    Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status