Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai.
Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik.Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini.Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut.Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan.Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikannya lebih cepat dari Kultivator kebanyakan.Tiap hari Bai Lihai berlatih. Hingga pada akhirnya, dalam waktu kurang dari satu bulan, ia sudah mencapai ranah Qi Refining 1.Sudah barang tentu, si pemuda menjadi senang. Sekarang ia resmi menjadi seorang Kultivator."Akar Roh Ungu benar-benar membuat Kultivasi-ku berlangsung cepat. Jika seperti ini, dalam waktu satu tahun aku sudah akan berada di ranah Qi Refining 6!"Kultivasi terbagi dalam beberapa tingkat. Mulai dari Qi Refining, diikuti dengan Initial Foundation, Core Formation, Gold Core dan Nascent Soul.Tiap tingkat juga terbagi lagi dalam beberapa tingkat. Qi Refining, Initial Foundation dan Core Formation terbagi dalam sembilan tingkat. Sedangkan, Gold Core dan Nascent Soul dibagi dalam tiga tingkat, yaitu, dasar, tengah dan puncak.Selain mempelajari Manual Kultivasi Tujuh Langit, Bai Lihai juga tertarik mempelajari dua Manual lain, yaitu Manual Mata Angin dan Manual Formasi Bintang.Manual Mata Angin adalah Manual yang berisi tentang teknik beladiri, sedangkan Manual Formasi Bintang lebih banyak membahas tentang ilmu Array.Seorang Kultivator biasanya tidak hanya sekedar berkultivasi. Mereka juga mempelajari sejumlah bidang ilmu di mana Beladiri dan Array adalah dua di antaranya."Pihak yang mengatur ini benar-benar telah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik. Tiga Manual ini saling berhubungan satu sama lain. Dia benar-benar ingin menjadikanku seorang Kultivator yang hebat."Sepanjang hari, Bai Lihai terus mempelajari ketiga Manual secara bergantian. Si pemuda terus berada di dalam goa tanpa pernah pergi keluar. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan, di dalam Cincin Ruang-nya dipenuhi oleh makanan, sehingga ia tidak takut kelaparan.Selama berada di Sekte Gerbang Naga, Bai Lihai memang sudah berlatih beladiri. Bidang ini memang bisa dilakukan tanpa membutuhkan Kultivasi, meski teknik yang dipelajari tidak akan setinggi yang dipelajari oleh seorang Kultivator.Dibandingkan teknik yang ia pelajari di Sekte Gerbang Naga, teknik dari Manual Mata Angin ini terasa lebih baik menurut si pemuda.Satu hal yang baru di pelajari oleh Bai Lihai dari Manual Mata Angin adalah tentang Irama Pedang. Penting bagi seorang Kultivator Beladiri untuk memahami irama dari senjata yang mereka gunakan, entah itu pedang atau senjata lain."Irama Pedang! Aku baru pertama kali mendengar ini. Sepengetahuanku, Sekte Gerbang Naga tidak pernah membahas tentang ini. Bahkan, aku juga tidak pernah mendengar sekte lain membahas ini!"Maksud dari Irama Pedang adalah seorang Kultivator Beladiri tidak hanya menjadikan pedang sebagai sebuah alat. Namun, seorang Kultivator Beladiri harus menjadikan pedang atau senjata apapun sebagai perpanjangan tubuh.Untuk itu, Kultivator Beladiri perlu memahami bagaimana pedang bergerak. Tubuh harus memiliki kesatuan dengan pedang, sehingga gerak pedang akan seirama dengan gerak tubuh."Bagian ini yang harus aku pelajari terlebih dahulu. Jika aku bisa memahami Irama Pedang, maka akan mudah bagiku untuk menguasai teknik-teknik lain."Tiap hari Bai Lihai berlatih. Semakin lama, pemahamannya tentang Irama Pedang semakin baik. Dan ketika ia sudah memahami Irama Pedang sepenuhnya, barulah ia mempelajari teknik beladiri lain.Di samping berlatih teknik Beladiri, Bai Lihai tidak melupakan praktik Kultivasi-nya. Dalam beberapa bulan, ia sudah mencapai ranah Qi Refining 3. Itu artinya ia sudah siap untuk mempelajari Manual Formasi Bintang.Memang, ilmu Array tidak bisa dipelajari begitu saja. Untuk mempelajari ilmu paling dasar saja, setidaknya dibutuhkan Kultivasi ditingkat Qi Refining 3.Bai Lihai mulai dari teknik yang paling dasar, yaitu mengalirkan Qi pada goresan yang ia buat. Tujuannya adalah untuk untuk menciptakan Roh Array pada goresan tersebut.Bai Lihai mulai membuat sebuah garis pada sebuah kertas. Namun, sayangnya pada percobaan pertama Bai Lihai gagal menciptakan Roh Array pada garis tersebut.Bukan hanya pada percobaan pertama, tapi Bai Lihai juga gagal pada percobaan-percobaan berikutnya. Mungkin sudah ratusan kali Bai Lihai gagal dalam melakukannya."Ini lebih sulit dari pada yang aku bayangkan. Lebih mudah mempelajari teknik beladiri dari pada ilmu Array ini. Tapi, aku tidak boleh menyerah! Aku harus menguasai ilmu ini!"Bai Lihai menolak menyerah. Ia terus berusaha meski mengalami kegagalan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hingga pada akhirnya, ia berhasil menciptakan Roh Array.Tidak berhenti di situ, Bai Lihai melanjutkan pada tahap yang berikutnya, yaitu membuat sebuah Jimat.Bai Lihai mulai membuat pola-pola tertentu pada sebuah kertas. Ia menirukan pola-pola yang ada di dalam Manual Formasi Bintang.Meski pola-pola itu terlihat sederhana, tapi tidak mudah membuatnya. Tiap goresan harus presisi dan sesuai dengan skala yang ditentukan.Satu Jimat selesai dibuat oleh Bai Lihai. Jimat ini disebut dengan Jimat Bola Api. Ia pun mulai mengalirkan Qi pada kertas tersebut dan melemparkannya.Seketika kertas terbakar dan kurang dari satu detik, kertas tersebut berubah menjadi bola api dan melayang ke arah salah satu sudut goa."Tidak buruk!"Untuk percobaan pertama, pencapaian Bai Lihai sudah memuaskan. Ia berhasil melakukannya dengan sempurna. Selanjutnya, ia akan mencoba membuat Jimat yang lebih rumit.Praktik seperti itu terus dilakukan Bai Lihai setiap hari. Tidak terasa, satu tahun berlalu. Kini, kemampuan si pemuda sudah jauh meningkat dari pada saat ia pertama masuk ke goa ini.Kultivasi Bai Lihai kini sudah berada di ranah Qi Refining 6. Namun, ada sedikit masalah yang dihadapi Bai Lihai. Untuk menerobos ke ranah berikutnya, Bai Lihai membutuhkan sebuah ramuan yang bahan bakunya tidak ada di dalam Cincin Ruang-nya."Aku memang tidak bisa terus berada di dalam goa ini. Sepertinya 'Dia' sengaja tidak memberikan bahan itu agar aku tidak terus bersembunyi."Huf... satu tahun sudah aku terus berada dalam persembunyian. Apa Sekte Gerbang Naga masih memburuku sekarang!"Bai Lihai pun mulai keluar dari goa. Saat pertama kali melewati mulut goa, matanya langsung terasa perih. Satu tahun sudah ia tidak melihat sinar matahari. Si pemuda membutuhkan adaptasi untuk menerimanya.Tidak butuh waktu lama bagi si pemuda untuk menyesuaikan diri. Kini, ia sudah kembali terbiasa. Tanpa buang waktu, Bai Lihai langsung bergerak menuju kota terdekat.Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup. "Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri. Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga. "Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu. "Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi. "Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri. Saat ini, Bai Lihai berada di teng
"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini
Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal
"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve
"Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item
Bai Lihai menghentikan langkah. Lima orang yang mengikuti mereka ini benar-benar membuat Bai Lihai waspada.Si pemuda melihat ke sekeliling, tempat kelima orang ini berada. Meski mereka bersembunyi, nyatanya Mata Kosmik Bai Lihai bisa mendeteksi mereka. Kelima orang ini diselimuti aura gelap yang cukup tinggi untuk ukuran Kultivator yang masih berada di ranah Qi Refining. Sudah jelas tujuannya bukanlah untuk sesuatu yang baik. "Apa yang sebenarnya kau lihat?" Xiao Qiumei merasa penasaran dengan tingkah Bai Lihai yang terus melihat ke sekeliling. "Sebaiknya kau diam!" ucap Bai Lihai dengan nada dingin. "Kau ini memang pria yang aneh! Jadi, cepat kembalikan Pedang Purnama-ku!" Xiao Qiumei menengadahkan tangan sambil tersenyum. Bai Lihai langsung memberi tatapan tajam pada Xiao Qiumei. Gadis itu terus saja membicarakan tentang Pedang Purnama. "Qiumei...!"Tiba-tiba saja, terdengar suara yang memanggil nama si gadis. Keduanya langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat dua orang
"Matahari sebentar lagi akan terbenam. Tidakkah sebaiknya kita menginap dahulu di kota ini untuk satu malam!" ucap Xiao Qiumei. "Tidak Qiumei! Kita harus pergi sore ini juga atau kita akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak!" Ma Liqian menolak pendapat Xiao Qiumei. Xiao Qiumei garuk-garuk kepala. Ia kebingungan, kenapa teman-temannya ini begitu terburu-buru. Padahal, waktu ujian masuk Sekte Bulan Perak masih cukup lama. Bahkan, jika mereka berangkat dua minggu dari sekarang, mereka tidak akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak. "Kenapa kita pergi ke arah ini! Gerbang kota ada di sebelah sana!" Xiao Qiumei merasa heran. Seharusnya mereka menuju ke arah gerbang kota, tapi teman-temannya ini justru membawanya ke tempat yang berbeda. "Ada barang yang perlu kami ambil. Ini tidak akan lama," jawab Ma Liqian. Entah kenapa, Xiao Qiumei merasa suasananya begitu mencekam. Ketiga temannya terlihat begitu tegang, tidak seperti mereka biasanya. "Hei... kenapa kalian begitu tegang! Liqi