“Aku benar-benar tidak tahu apa jadinya kalau kamu tidak ada di kerajaan ini,” ucap Rena setelah Nata menjelaskan seperti apa rencananya untuk meredam kerusuhan yang dibuat oleh dua kerajaan tetangga.
“Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, sebagai anggota Pentagram aku masih terikat dengan sumpahku untuk membebaskan dunia ini dari ketidak adilan,” ujar Nata seraya terus menatap Rena. Setiap kali mereka berdua berbincang, entah kenapa rasanya seolah dia sedang berbicara dengan Nira Alisia.
Rena hanya tersenyum mendengar perkataan Nata. Mereka selanjutnya mulai membahas topik tentang cara memulihkan Kerajaan Irish setelah perang tahta terjadi. Kerusakan dan kerugian yang dialami memang tidaklah besar, tapi terlalu banyak hal yang perlu dibenahi setelah belasan tahun ini sistem kerajaan dirusak oleh tirani Setra Kaladupa.
Nata dengan sabar menjelaskan setiap langkah yang telah dia siap
“Lalu bagaimana situasinya?” tanya Nata.“Saat ini kerusuhan tersebar di setiap kota yang ada di perbatasan, tapi kerusuhan di setiap kota juga tidak terkumpul di satu titik. Entah kenapa daripada berkumpul di depan bangunan pemerintahan kota, mereka malah menyebar dan merusak rumah-rumah penduduk lainnya yang tidak mau berpihak kepada mereka,” tutur Raspati, dialah pemimpin pasukan yang bertugas di Kota Wates.“Anehnya lagi setiap aku berangkat ke satu kota untuk meredam kerusuhan maka kerusuhan di kota lain akan semakin menjadi, tapi saat aku menuju ke kota tersebut keadaan kembali normal dan kerusuhan di kota lainnya menjadi kembali,” timpal Elis.“Aku mengerti. Dalang dibalik kerusuhan ini adalah dua kerajaan yang berbeda, tapi tampaknya mereka bisa bekerjasama untuk menghadapi kita,” ucap Nata.“Saya pikir juga akan sangat sulit meredam semua
Ledakan yang terjadi langsung membentuk satu kepulan asap besar yang berlapis lapis dengan campuran debu dari tanah yang luluh lantak, kepulan asap itu membumbung tinggi di udara seiring tanah yang terus bergetar. Lama kelamaan akhirnya getaran tanah mulai mereda, debu-debu yang beterbangan di udara kini mulai menyebar ke kota-kota di sekitar Trisula Emas.Tiga kota yang berdempetan itu langsung lenyap seketika, kini yang tersisa hanyalah satu cekungan tanah yang besar dan dalam bagaikan cekungan danau tanpa air. Tidak ada satupun rumput atau batuan yang tersisa, rumah-rumah penduduk beserta bangunan lainnya kini sudah musnah tanpa jejak.Tapi tidak ada satupun korban jiwa karena sejak awal ketiga kota itu memang sudah kosong berkat Lia yang menyebarkan rumor bahwa Nata Digjaya dari Pentagram akan menghancurkan ketiga kota itu sebagai balasan kerusuhan dan fitnah yang dilakukan Kerajaan Thymus dan Nigella kepada Kerajaan Irish yang kini diba
Semua orang di ruang tahta hanya terdiam setelah Arya Surawisesa membacakan surat dari Raja Wirya. Rena saat itu juga langsung mengalihkan pandangannya kepada Nata, saat itu juga Nata mengangguk paham. Sebenarnya sejak awal Nata sudah menduga jika Kerajaan Wisteria yang sangat menghormatinya menerima kabar keberadaannya di Kerajaan Irish pasti mereka akan segera bertindak, tapi Nata tidak mengira kalau Kerajaan Wisteria akan mengambil tindakan secepat itu.“Kerajaan Irish tidak perlu terlibat dalam masalah ini, biarkan saya yang langsung membereskannya,” ucap Nata seraya maju ke depan, terlihat jelas kalau pria yang membawa surat itu sangat terkejut saat melihat wajah Nata. Semua orang di Kerajaan Wisteria tentunya tahu seperti apa wajah penyihir legendaris yang mereka banggakan.“Mustahil,” ujar pria itu tanpa sadar, beberapa kali dia menggosok matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Tubuh utusan Raja Wisteria langsung mendarat di tepi pantai dengan raut wajah pucat, sementara Nata sendiri masih melayang di atas permukaan laut. Dia merasakan aliran mana Laja dan Lilis yang tidak stabil menahan kemarahan, karena itulah dia memilih untuk menjaga jarak terlebih dahulu.“Jika dilihat dari luapan mana di dalam tubuh mereka yang luar biasa, kelihatannya mereka berdua adalah penyihir utama Kerajaan Wisteria,” gumam Nata sambil menatap Laja dan Lilis yang mulai mengepalkan tangannya.“Siapa kau sebenarnya keparat! Berani-beraninya kau membuat wajahmu terlihat seperti tuan Nata Digjaya?” bentak Laja yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Mungkin dalam situasi biasa Nata akan tertawa mendengarnya, tapi hal itu akan memperburuk keadaan jika dilakukan saat ini.“Aku memanglah Nata Digjaya, aku tidak menyerupai siapapun di dunia ini,” jawab Nata sembari tersenyum karena m
Melihat hal itu Nata hanya tersenyum lalu tanpa bergerak kini di sekitar tubuhnya muncul titik-titik air yang langsung menggumpal membentuk seekor naga air, riuh angin yang menderu juga terasa semakin kencang tatkala dari awan yang ada di langit langsung muncul seekor naga angin yang melesat dan berputar di sekitar tubuh Nata.“Kekuatannya itu,” gumam Laja.“Sudah setara dengan seorang penyihir utama kerajaan,” batin Lilis. Dia dan Laja langsung menggerakan tangannya, saat itu juga sihir naga mereka langsung melesat menuju ke arah Nata. Tapi merespon serangan lawannya, sihir naga air dan sihir naga angin milik Nata langsung melesat menyongsong dua sihir lawannya.‘Dddhhhuuuaarrrr’Terdengar suara ledakan hebat saat sihir mereka beradu di udara, laut yang tadi bergelombang sedikit kini langsung membentuk lapisan-laspisan gelombang ombak tinggi sampai kapal-kapal yan
Namun di saat air laut turun bagaikan hujan belum reda, Laja dengan sangat cepat langsung menghantamkan tendangannya mengincar perut Nata. Tapi Nata sudah bisa merasakan pergerakan Laja berhasil menahan hantaman kaki kanannya dengan menggunakan kedua tangannya, kini kaki kanan Laja berhasil dipegang oleh Nata. Tapi tiba-tiba saja sekilat bayangan datang dari samping kirinya, mata Nata terbelalak saat Candra sudah berada di hadapannya dengan memutar tubuh dan melayangkan tendangan kaki kanannya dari bawah.“Pemuda ini.. melenyapkan aura mana di dalam tubuhnya?” batin Nata yang jelas kaget karena tidak merasakan pergerakan orang di sekitarnya.‘Dddaaakkhh’Terdengar suara benturan keras, tapi meski Nata telat menyadari pergerakan Candra namun dia masih sempat menyilangkan kedua tangannya untuk menahan tendangan keras Candra. Meski begitu tubuh Nata langsung terpental ke tengah laut, selain itu tubuh
Nata mulai membuka kedua telapak tangannya, saat itu juga semua sihir naga miliknya langsung bersatu membentuk tiga naga angin besar dengan campuran elemen yang berbeda. Air laut di bawah Nata tampak terangkat seakan tersedot ke dalam tiga naga angin besar yang bergerak di dekatnya. Ketiga naga angin besar itu langsung melesat menuju puting beliung angin yang bercampur dengan pusaran air raksasa.‘Wwwrrrrr’‘Sssssrrrriiinnnkk’Terdengar riuh angin bergemuruh seiring melesatnya tiga naga angin besar, suara gesekan sihir tersebut sudah terdengar meski jaraknya masih berjauhan. Sihir tingkat tinggi yang digunakan Laja dan Lilis terlihat goyah seakan terserap ke arah tiga naga angin yang datang, mereka berdua tentu saja terkejut melihatnya. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sihir yang pergerakannya bisa menyerap sihir lainnya.‘Bbbhhhhaaammmrrr’‘Bbbbhhuuuurrrrhh&
Lilis yang melihat hal itu segera menyilangkan tangannya ke depan, Nata tiba-tiba saja sudah berada di depannya dengan sebuah tendangan yang siap menghantam Lilis. Sebuah dinding air langsung tercipta di sekeliling tubuh Lilis, namun dinding air itu seakan terserap ke arah kaki Nata yang sudah diselimuti oleh sihir elemen angin tercepat.‘Dddaagghh’Nata berhasil menendang pinggang Lilis sampai tubuhnya terpental seperti Laja, tubuhnya melayang menghantam gelombang air yang bergerak menuju Pulau Koneng. Andaikan saja dia tidak melindungi dirinya dengan sihir air tadi maka pinggangnya mungkin sudah patah. Nata sendiri masih melayang di udara dengan darah yang mengalir dari mulut dan hidungnya, pakaiannya juga sudah sobek-sobek.“Andaikan saja aku tidak melakukan sihir healing untuk menyelimuti tubuhku, saat ini tubuhku pasti sudah terpotong-potong,” batin Nata dengan nafas yang memburu, tangan kana