Share

Bab 283

Author: Abimana
"Tidak!" Buana berteriak kaget, lalu dia tiba-tiba memeluk Fiona untuk melindungi putrinya itu. "Fiona, jangan bicara lagi. Jangan bicara lagi."

Semua salah dirinya yang terlalu senang hingga melupakan fakta bahwa meski mereka bercerai, sekalipun Pahan setuju membiarkan Fiona mengikuti Buana. Bagaimanapun, Fiona tetap putrinya Pahan.

Pada Dinasti Bratajaya di mana laki-laki dianggap jauh lebih mulia daripada wanita, anak perempuan melawan ayah adalah hal yang menentang langit.

Pahan mengeluarkan cambuk kuda, dia akan mencambuk Fiona.

Di Dinasti Bratajaya, sah hukumnya bagi seorang ayah untuk memukuli putrinya yang tidak patuh.

Hukuman cambuk tidak menakutkan, yang menakutkan adalah hukuman cambuk mengharuskan penerima hukuman melepas pakaian luar, hanya mengenakan pakaian dalam.

Jika seorang gadis yang belum menikah hanya mengenakan pakaian dalam di depan umum, dia tidak akan bisa menikah seumur hidupnya.

Karena gadis yang sudah telanjang di muka umum tidak akan diinginkan oleh laki-la
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 629

    "Kembali! Dasar anak yang gagal membantu, malah bikin kacau!" marah Yudha."Ayah memberiku racun, bukankah untuk meracuni Arjuna?" tanya Kemal dengan polos."Kak, racun sudah pernah digunakan sekali, tidak akan mempan lagi. Kalau Arjuna sebodoh itu, kepalanya pasti sudah dipenggal oleh Ayah sejak lama," jelas Kemil."Kalau begitu katakan, kalau bukan untuk meracuni orang, apakah Ayah memberiku racun untuk memberikannya kepada seseorang?" tanya Kemal dengan ketus.Begitu Kemil berbicara, ekspresi muram Yudha segera membaik. Kemal yang melihatnya merasa sangat tidak senang. Jelas-jelas dia anak pertama, tetapi Kemil selalu merebut perhatian darinya."Kak, apa yang kamu katakan mungkin benar. Ayah ingin kamu memberikannya kepada seseorang.""Hm, untuk diberikan kepada seseorang." Yudha mengangguk."Dasar bodoh!" Yudha menendang Kemal. "Kenapa kamu masih diam? Cepat antar!"...Arjuna baru saja bangun, dia belum berganti pakaian atau mencuci mukanya."Bam!"Pintu kamar tidur didorong terbu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 628

    "Memang ....""Hmph!"Terdengar suara tawa dari samping.Arjuna dan Dewi menoleh ke arah suara tawa tersebut secara bersamaan.Ratna berkata dengan canggung. "Aku tidak tertawa, aku tidak tertawa. Sesuatu masuk ke hidungku sehingga aku bersin. Kalian lanjut saja.""Tidak, tidak." Arjuna tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Sudah larut malam, Paduka Kaisar. Sebaiknya kamu cepat istirahat. Semalam aku tidak pulang, Disa dan yang lain pasti mengkhawatirkanku. Aku kembali dulu.""Aish, setelah mengusirnya, sekarang merasa tak rela, 'kan?"Ratna berkata sambil menatap Dewi yang terus memandang punggung Arjuna."Bicara lagi, maka aku akan menikahkanmu dengannya."Ratna tidak menyangka bahwa Dewi akan membalasnya seperti ini. "Jangan, jangan, jangan. Lebih baik aku tetap di sisi Paduka Kaisar."Malam itu, Ratna yang jarang bermimpi pun bermimpi.Mimpi itu ....Setelah bangun, Ratna merasa malu untuk waktu yang lama, seluruh tubuhnya terasa panas. Dia pergi ke halaman untuk berlatih ped

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 627

    Arjuna tersenyum bodoh lagi. "Tentu saja Paduka Kaisar."Dewi memelotot. "Masih melawan!"Arjuna mengangkat bahu sebagai tanda bahwa dia tidak berani lagi.Tama tidak dapat menahan rasa merindingnya ketika menyaksikan interaksi kecil antara Arjuna dan Dewi.Mereka tidak seperti atasan dan bawahan, tetapi lebih mirip ....Berhenti, berhenti! Tama tidak berani meneruskan pikirannya.Pria dan pria.Aish!Tama menatap Arjuna dengan sedikit menyesal.Sepertinya Arjuna menjadi simpanan kaisar bukan karena terpaksa, tetapi atas kemauannya sendiri.Kenapa pria yang begitu hebat memiliki kelainan seperti itu?Padahal Tama ingin menikahkan adiknya dengan Arjuna. Sayang sekali.Waktu mendesak, jadi Arjuna kembali serius. Dia mengucapkan beberapa patah kata, kemudian segera pergi ke Departemen Pakaian Istana untuk mengatur pekerjaan.Dia sibuk hingga dini hari. Ketika enam ratusan mesin jahit bekerja, dia baru merasa lega.Enam ratusan mesin jahit bekerja bersamaan. Pemandangan ini mengejutkan Dew

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 626

    "Yang Mulia Kemil, masalah ini disebabkan oleh Yang Mulia Perdana Menteri yang tidak percaya bahwa pakaian bulu bebek lebih hangat daripada pakaian katun, dan ingin membunuh Yang Mulia Arjuna. Kenapa sekarang jadi tidak ada hubungannya dengan dia?"Tama sangat bersemangat ketika berdebat dengan Kemil. Ini adalah kefasihan verbal terbaiknya dalam dua puluhan tahun dia hidup.Semua karena Arjuna.Jika Arjuna tidak membuat mantel bulu bebek yang begitu ajaib, dia tidak akan sesenang ini.Dulu, setiap kali Tama kembali untuk meminta makanan, pakan ternak, serta pakaian, Yudha dan yang lainnya selalu mempersulitnya. Tama juga tidak bisa melawan. Dia merasa kesal dan tertindas setiap kali kembali.Jika Danis tidak memperingatkannya berulang kali, Tama pasti sudah memenggal orang sejak lama.Yudha tidak dapat lagi bersikap tenang, raut wajahnya terlihat sedikit mengenaskan dan canggung. Namun, Tama tidak akan membiarkannya lolos begitu saja. "Yang Mulia Perdana Menteri, jangan jadi pengecut."

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 625

    Tama yang gembira pun melepas jaket Yudha."Oh, Perdana Menteri, kamu benar-benar kepanasan."Bagian tubuh Yudha yang ditutupi jaket bulu basah oleh keringat, menyebabkan Tama berseru kaget."Seperti yang semuanya tahu, ayah dan adikku takut panas. Jendela-jendela aula tidak dibuka, suasananya berisik dan panas, jadi mereka ....""Jangan mengelak lagi. Pakaian bulu bebek memang lebih hangat daripada pakaian katun. Kalian kalah!"Setelah berjalan mengelilingi aula dengan jaket bulu dan berkeringat di sekujur tubuh, Tama pun menyela Kemal dengan kasar.Meskipun pangkat militer Kemal lebih tinggi darinya, Tama tidak pernah takut pada Yudha yang tidak memiliki kemampuan.Melihat ekspresi tidak senang dari keluarga Yudha, Tama menjadi makin bersemangat. "Karena sudah taruhan, maka harus menerima kekalahan. Jadi orang harus dapat dipercaya, apalagi seorang pejabat tinggi. Bukankah begitu, Yang Mulia Perdana Menteri?"Yudha menjawab dengan enggan. "Benar, Kapten Tama.""Hm!" Tama mengangguk p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 624

    Yudha dan Kemil tampak tenang dan santai, tidak terlihat panas dan tidak ada keringat di dahi mereka."Hukuman seribu luka, belah pinggang, dicabik kereta, penggal kepala, pengulitan, dikubur hidup-hidup, tarik usus. Arjuna, pilihlah cara kematian yang kamu rasa nyaman." Sebelum Kemal menyelesaikan kata-katanya, terdengar banyak suara muntah di pengadilan.Tak ada satu pun cara yang disebut Kemal merupakan cara yang nyaman untuk mati. Semuanya merupakan siksaan yang mengerikan."Tidak mudah untuk memilih, 'kan?" Melihat Arjuna tidak mengatakan apa-apa, Kemal menjadi makin puas, bahkan membantu Arjuna memilih. "Cara paling nyaman untuk mati di antara semua itu seharusnya penggal kepala, karena matinya cepat. Tidak, tidak ...."Sambil berbicara, Kemal menggelengkan kepalanya. "Sekelompok algojo pensiun beberapa tahun lalu karena usia. Kelompok algojo yang baru belum begitu terampil. Mereka mungkin tidak dapat memenggal kepala dengan sekali penggalan, mungkin harus beberapa kali. Jadi itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status