Share

Bab 383

Auteur: Abimana
Atas desakan Sugi.

Wasit pertandingan yang berdiri di pojok pun berjalan ke tengah-tengah panggung penonton.

"Pertandingan hari ini adalah antara Arjuna dari Kabupaten Damai dan Hendra dari Kabupaten Sentosa. Kedua belah pihak telah tiba. Silakan maju!"

Saat Arjuna mengangkat kakinya, Daisha yang berdiri di sampingnya tiba-tiba menarik lengannya.

"Tuan!"

Kekhawatiran dan ketakutan meluap dari mata Daisha yang lembut dan penuh kasih. Dia tidak ingin Arjuna berpartisipasi dalam kompetisi karena dia takut kehilangan Arjuna.

Disa pun mendekat lalu berkata, "Tuan, ini terlalu berbahaya. Biar aku yang maju saja."

"Apa yang kamu bicarakan? Memangnya tidak berbahaya kalau kamu maju?" Arjuna berpura-pura marah.

"Berbahaya, tapi aku ...."

"Sudahlah!" Arjuna benar-benar marah. Jika Disa lanjut berbicara, dia pasti akan mengatakan bahwa dia hanya seorang wanita.

Seperti yang Arjuna katakan, dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang-orang zaman ini. Di dalam hatinya, istrinya sama berhargan
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Masnauli Manjorang
terlalu bertele-tele cerita, dialok Mulu, persis sinetron, mau tanding aj dialognya sampai beberapa bab hadehhhh
goodnovel comment avatar
Hasanudin Along
sampah, semoga kompetisinya seri dan lanjut kompetisi berikutnya sebanyak 7 bsb bisa dijadikan kompos. separoh bintang buat novel ini.
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 834

    Saat alat musik petik tradisional berbunyi, dua puluh pembunuh wanita itu tiba-tiba seperti mengonsumsi obat. Mata mereka merah, mereka bergegas menuju Dewata Pedang Kuning dengan sekuat tenaga.Menusuk, menggigit, mencengkeram, memeluk, menghalangi.Tidak ada yang tidak dapat mereka lakukan kecuali apa yang tidak dapat kalian bayangkan.Satu orang tewas, orang kedua mengambil alih.Tujuan mereka adalah membuat Dewata Pedang Kuning tidak dapat bergerak."Memainkan trik kekanak-kanakan seperti itu?"Dewata Pedang Kuning meraung, memegang pedang lalu berbalik dengan cepat. Lengan para pembunuh wanita yang memeluknya semuanya terputus, kemudian mereka terhempas oleh energi pedang."Jreng, jreng!"Jari-jari Amara berayun, alunan musik terdengar cepat dan menakutkan.Di luar paviliun, orang-orang muncul lagi.Sekelompok pembunuh wanita lainnya datang.Dalam alunan musik Amara, mereka menjadi makin gila dan nekat.Dewata Pedang Kuning melenyapkan tiga kelompok pembunuh wanita secara beruruta

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 833

    Tatapan tak biasa melintas di mata Dewata Pedang Kuning."Dasar wanita, banyak bicara sekali. Aku ke sini bukan untuk mengobrol denganmu."Setelah itu, Dewata Pedang Kuning menoleh ke arah Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa, kemudian berkata, "Mau bertarung atau tidak? Kalau mau bertarung, cepatlah!"Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa menatap tangan kanan Dewata Pedang Kuning pada saat bersamaan.Mereka tadi mendengar Amara mengatakan bahwa tangan kanan Dewata Pedang Kuning telah lumpuh.Dewata Pedang Kuning berkata dengan santai. "Tangan kananku memang lumpuh, tapi tangan kiriku cukup untuk melawan kalian berdua."Sambil berbicara, Dewata Pedang Kuning mengulurkan tangannya ke arah Disa."Kemarilah!"Disa merasakan aliran udara yang kuat. Sebelum dia sempat bereaksi, pedang di tangannya telah melayang ke tangan Dewata Pedang Kuning.Dewata Pedang Kuning menoleh ke arah Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa. "Sini bertarung. Setelah itu, aku akan pergi.""Pergi?"Suara manis Amara tiba

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 832

    Sosok itu mendarat di lantai, lalu berbicara dengan santai."Kamu?"Melihat pria berpakaian kuning di depannya, Disa terkejut lagi."Ya, aku."Begitu berbalik, roh peri dari lengan baju yang berkibar menghilang seketika, digantikan oleh senyuman berlebihan. Dia menggunakan jari kelingkingnya yang berkuku panjang untuk menyingkirkan rambut berminyak yang tersebar di hidungnya.Pria berpakaian kuning itu membuka bibirnya, memperlihatkan dua baris gigi kuning."Apakah kalian terkejut?""Lebih banyak takut daripada terkejut," jawab Arjuna, yang bersandar di bahu Disa.Orang ini memberi kesan minta dihajar. Sekalipun dia membantu, mereka tidak berterima kasih padanya."Tadi aku sudah membaik, tapi terlambat." Lelaki tua berpakaian kuning itu menyisir rambut yang ada di dahinya dengan kedua tangannya. Dia berkata dengan sedikit malu, lalu mendekati Arjuna dan Disa."Kenapa kamu menyelamatkan kami? Apa tujuanmu? Siapa yang mengirimmu?"Disa sudah takut. Dia melangkah mundur sambil memapah Arj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 831

    Entah karena sisa dari suara alunan musik masih ada atau bukan. Ketika Amara menanyai Disa, tatapan mata Disa mulai berubah lagi.Untungnya, Arjuna menghentikannya tepat waktu.Wanita ini ....Mungkin lebih hebat dari yang Arjuna duga.Disa memegang pedang. Dia meluncurkan pedang dari wajah Amara ke telinganya, akhirnya berhenti di tali kerudung.Dia tidak langsung memotong tali itu, karena takut akan merasa kecewa lagi dengan hasil.Dia takut Amara adalah Dira, tetapi dia juga berharap begitu.Jika Amara adalah kakaknya, dia jelas hidup dengan baik. Kenapa dia tidak mencari mereka, malah membiarkan mereka mengkhawatirkannya siang dan malam?Selain itu, kenapa dia begitu kejam? Memanfaatkannya untuk membunuh Arjuna.Sekarang Arjuna sudah berbeda dari sebelumnya, tidak bisakah Amara meluangkan waktu untuk mengerti? Haruskah dia membunuh Arjuna begitu bertemu?Jika dia bukan Dira, lalu di mana Dira? Dia bahkan kehilangan liontin giok. Apakah dia mengalami kecelakaan?Disa memejamkan mata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 830

    "Disa, jangan!""Jreng!""Jreng, jreng!"Suara alat musik petik tradisional itu kacau dan cepat, seperti suara berdengung.Arjuna merasakan depresi yang tidak bisa dia keluarkan di dadanya.Cahaya perak makin dekat dengannya, Arjuna mengangkat senapan mesin ringan di tangannya lagi, membidik Disa."Dor!"Tembakan itu menembus lapisan salju yang tebal.Penonton di aula konser yang masih menunggu penampilan Amara terkesiap.Semua orang saling memandang, bingung.Apa yang terjadi?Di paviliun, Pondok Salju.Suara alat musik berhenti tiba-tiba.Arjuna mengangkat senapan mesin ringan di tangannya, lalu mengarahkannya ke ... Amara!Pada saat menarik pelatuk, Arjuna membalikkan tubuhnya ke arah Amara.Pada saat ini, Amara duduk di lantai sambil menatap alat musik petik tradisional yang telah rusak menjadi potongan-potongan.Jika bukan karena dia mungkin Dira, atau dia tahu keberadaan Dira, bukan alat musik petik tradisional yang ditembak, melainkan dirinya.Disa berdiri dengan linglung, akhir

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 829

    Arjuna tiba-tiba merasa jijik dan benci terhadap tubuh ini."Tang!"Suara pedang terhunus.Disa mencabut pedang dari pinggangnya.Pedang itu diberikan kepada Arjuna oleh Dewi, lalu Arjuna memberikannya kepada Disa."Disa!"Arjuna mengira Disa kesal dengan permainan Amara sehingga ingin memenggal Amara. Namun begitu dia berbalik, Disa mengangkat pedang dan menusuknya."Disa, kamu gila!"Disa seolah tidak mendengarnya. Dia terus berteriak, "Aku akan membunuhmu! Kamu memukuli kakakku dan adikku! Aku akan membunuhmu!""!!!"Arjuna teringat adegan di mana Arjuna sebelumnya menyiksa Alsava bersaudari yang terus terulang dalam benaknya tadi.Jangan-jangan ....Disa juga memiliki adegan seperti itu dalam benaknya.Alunan musik! Pasti karena alunan musik tersebut.Ketika Arjuna menoleh untuk melihat Amara, dia menemukan ada aura membunuh yang aneh dalam mata yang indah itu.Tangan Amara yang memetik senar makin cepat.Disa juga menjadi sepenuhnya gila dalam alunan musik yang makin cepat. Matany

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status