Share

Bab 385

Penulis: Abimana
"Jangan!"

"Tuan!"

Ketiga Alsava bersaudari bergegas keluar pada saat yang sama.

Para wanita yang tidak tahan melihat adegan sadis pun menutup mata mereka.

"Tahan mereka!" Mois buru-buru memerintahkan orang untuk menghentikan Alsava bersaudari.

Ini adalah permintaan Arjuna sebelum naik ke panggung. Apa pun yang terjadi selama pertandingan, mereka harus melindungi istri-istrinya.

Jika mereka bergegas ke lapangan, mereka bukan saja tidak dapat membantu, mereka juga bisa terbunuh.

Aish!

Eshan memejamkan matanya dengan sedih.

Sudahlah.

Dengan kecepatan secepat itu, jika kaki kuda mengenai Arjuna, Arjuna tidak akan punya kesempatan untuk bertahan hidup.

Sugi, yang menghadap Eshan dari kejauhan, membuka mata dengan lebar. Kegembiraannya sama sekali tidak bisa disembunyikan.

Dia akan mati. Akhirnya anak itu akan mati!

"Wow!"

"Keren!"

"Hebat!"

Tiba-tiba teriakan orang-orang terdengar silih berganti.

Alsava bersaudari dan Eshan tidak berani membuka mata mereka.

Apakah kematian Arjuna terlalu tra
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 838

    "Kamu ...." Arjuna menatap Amara. Dia terlalu lemah, butuh waktu lama untuk lanjut berbicara. "Yakin aku tak bisa bertahan hidup?""Memangnya kamu pikir kamu masih bisa hidup?"Suara Amara sangat bagus. Arjuna, yang berbaring di tempat tidur, tersenyum tipis.Suara yang begitu bagus malah mengucapkan kata-kata yang begitu dingin dan kejam.Bagus!Arjuna tidak akan mati apa pun yang terjadi."Jika aku tidak mati, kamu ...." Arjuna berhenti sejenak sebelum berbicara lagi. "Harus beri tahu aku apakah liontin giok itu milikmu.""Setelah kamu berhasil bertahan hidup baru bahas," ujar Amara dengan datar.Arjuna mengatur napasnya untuk waktu yang lama sebelum menunjuk lehernya. "Terima kasih."Dia mengatakannya kepada Dewata Pedang Kuning.Dewata Pedang Kuning telah menggunakan kekuatannya untuk menutup luka Arjuna, mengurangi jumlah pendarahan. Jika tidak, sekalipun Arjuna tidak mati sekarang, dia akan koma."Sama-sama!" Dewata Pedang Kuning cemberut. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan uc

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 837

    Dewata Pedang Kuning mengabaikan kata-kata Amara. Dia berjalan cepat dengan Arjuna di punggungnya, menarik Amara dari kasur, kemudian melemparnya ke luar."Nona, Nona!" Khalisa berlari masuk dengan dua pembantu. Mereka memapah Amara yang dilempar oleh Dewata Pedang Kuning."Oh, sial!" Khalisa menunjuk Dewata Pedang Kuning sambil mengumpat. "Kamu mengambil tempat tidur nonaku dan melemparnya ke luar. Apakah kamu tidak takut disambar petir?"Dewata Pedang Kuning mengernyit.Wanita tua ini benar-benar berisik."Bu Khalisa, aku baik-baik saja. Tuan terluka parah. Sudah sepantasnya memberinya tempat tidur."Kata-kata Amara menyelamatkan nyawa Khalisa.Duduk di kursi, Amara masih tampak seperti peri.Matanya yang besar menunjukkan tatapan sinis ketika melihat Dewata Pedang Kuning yang sibuk menyelamatkan Arjuna di kasur.Sibuklah.Semua usaha hanya akan sia-sia.Tidak ada obat dan terjebak, dewa pun tidak akan bisa menyelamatkannya."Hei, di mana obatmu?" tanya Dewata Pedang Kuning kepada Di

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 836

    Restoran Khazanah Rasa dibangun di sebuah lembah yang dikelilingi empat gunung. Reruntuhan bangunan kayu seperti Restoran Khazanah Rasa dan penginapan bisa runtuh kembali kapan saja. Satu-satunya tempat yang aman adalah Pondok Salju tempat Amara berada."Astaga!"Banyak orang meratap dengan penuh keputusasaan.Jika mereka pergi, mereka harus menyaksikan sanak keluarga mereka tewas di bawah reruntuhan.Namun jika tetap tinggal, mereka juga akan tertimbun.Kemudian semua orang akan mati bersama-sama."Astaga, aku ... aku ...." bibir Ayumi gemetar. Suaranya nyaris tak terdengar. Dia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.Dia merasa telah mendatangkan malapetaka besar.Dia yang meledakkan pintu besi penginapan hingga runtuh sehingga membuat Restoran Khazanah Rasa ikut ambruk.Dialah sebab kematian begitu banyak orang."Dilarang masuk!"Para penyintas mendekati Pondok Salju, para pembunuh wanita langsung menghalangi mereka dengan pedang."Gadis-gadis, di luar sini dingin, biarkan kami masu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 835

    "Lihat." Pria berbaju hijau itu menunjuk seorang wanita di bagian bawah bangunan kecil."Bukankah itu pengawal wanita Arjuna?""Benar. Sana, bawa dia ke penginapan."Bangunan kayu tiga lantai di bawah kaki kedua pria itu adalah penginapan Kota Harmonika.Anggoro sengaja membangunnya di sebelah Restoran Khazanah Rasa untuk memudahkan berbagai pejabat yang datang dari ibu kota untuk meninjau.Ayumi tidak boleh masuk ke Pondok Salju, jadi dia menunggu di luar. Setelah menunggu lama dan tidak melihat Arjuna keluar, dia mencari-cari cara untuk masuk ke Pondok Salju.Terlalu sulit untuk masuk ke Pondok Salju dari Restoran Khazanah Rasa, jadi dia datang ke penginapan untuk melihat apakah ada peluang.Begitu Ayumi masuk ke penginapan, pria berbaju hijau segera memerintahkan. "Suruh semua orang mundur dan buka semua pintu yang mengarah ke halaman belakang, kecuali gerbang besi yang terhubung dengan Pondok Salju.""Kak, penjaga wanita itu membawa toples anggur peledak. Gerbang besi sama sekali t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 834

    Saat alat musik petik tradisional berbunyi, dua puluh pembunuh wanita itu tiba-tiba seperti mengonsumsi obat. Mata mereka merah, mereka bergegas menuju Dewata Pedang Kuning dengan sekuat tenaga.Menusuk, menggigit, mencengkeram, memeluk, menghalangi.Tidak ada yang tidak dapat mereka lakukan kecuali apa yang tidak dapat kalian bayangkan.Satu orang tewas, orang kedua mengambil alih.Tujuan mereka adalah membuat Dewata Pedang Kuning tidak dapat bergerak."Memainkan trik kekanak-kanakan seperti itu?"Dewata Pedang Kuning meraung, memegang pedang lalu berbalik dengan cepat. Lengan para pembunuh wanita yang memeluknya semuanya terputus, kemudian mereka terhempas oleh energi pedang."Jreng, jreng!"Jari-jari Amara berayun, alunan musik terdengar cepat dan menakutkan.Di luar paviliun, orang-orang muncul lagi.Sekelompok pembunuh wanita lainnya datang.Dalam alunan musik Amara, mereka menjadi makin gila dan nekat.Dewata Pedang Kuning melenyapkan tiga kelompok pembunuh wanita secara beruruta

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 833

    Tatapan tak biasa melintas di mata Dewata Pedang Kuning."Dasar wanita, banyak bicara sekali. Aku ke sini bukan untuk mengobrol denganmu."Setelah itu, Dewata Pedang Kuning menoleh ke arah Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa, kemudian berkata, "Mau bertarung atau tidak? Kalau mau bertarung, cepatlah!"Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa menatap tangan kanan Dewata Pedang Kuning pada saat bersamaan.Mereka tadi mendengar Amara mengatakan bahwa tangan kanan Dewata Pedang Kuning telah lumpuh.Dewata Pedang Kuning berkata dengan santai. "Tangan kananku memang lumpuh, tapi tangan kiriku cukup untuk melawan kalian berdua."Sambil berbicara, Dewata Pedang Kuning mengulurkan tangannya ke arah Disa."Kemarilah!"Disa merasakan aliran udara yang kuat. Sebelum dia sempat bereaksi, pedang di tangannya telah melayang ke tangan Dewata Pedang Kuning.Dewata Pedang Kuning menoleh ke arah Hantu Ibu Bersalin dan Dua Rakshasa. "Sini bertarung. Setelah itu, aku akan pergi.""Pergi?"Suara manis Amara tiba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status