共有

Bab 630

作者: Abimana
"Paduka Kaisar!" Begitu melihat Dewi di istana, Arjuna segera melaporkan Ratna kepadanya. "Panglima Ratna mendambakanku, ingin mencabuliku di kereta."

"Si ... siapa yang ingin mencabulimu? Jangan memandang tinggi dirimu sendiri." Perkataan Arjuna membuat Ratna panik.

"Masih mengelak? Kalau aku tidak memanggilmu tadi, kamu sudah mau menyentuhku."

"Aku tidak bermaksud menyentuhmu. Aku ...." Wajah Ratna seperti tomat. "Aku hanya merasa pengap di kereta, ingin menyingkirkan tirai."

"Sudahlah, kamu memang ingin menyentuhku." Arjuna tidak ingin membiarkan Ratna lolos begitu saja.

Pagi-pagi, dia bahkan belum sempat berganti pakaian atau mencuci muka, Ratna sudah menggendongnya ke kereta. Memangnya Arjuna tidak punya rasa malu?

"Kamu terus menatap dadaku sejak naik ke kereta. Kalau kamu ingin menikah denganku, katakan saja. Aku bisa meminta Paduka Kaisar mengatur pernikahan untuk kita. Kamu tidak perlu menggunakan trik seperti itu."

"Ratna, kalau begitu kamu salah. Kemarin aku bilang akan meni
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 645

    Pada sidang pagi hari ini, Bara adalah orang pertama yang berbicara.Dia memegang giok, berdiri di tengah aula. "Paduka Kaisar, setelah Arjuna dinaikkan menjadi Wakil Menteri Keuangan, posisi Penentu Nasib Perbendaharaan Negara masih kosong. Perbendaharaan negara adalah fondasi dinasti kita. Semoga Paduka Kaisar segera memilih seseorang untuk mengisi kekosongan posisi tersebut.""Kandidat Penentu Nasib Perbendaharaan Negara memang harus segera ditetapkan."Begitu Dewi selesai berbicara, Bara mengeluarkan sebuah daftar dari lengan bajunya.Hanya ada satu orang dalam daftar Bara. Setelah membaca nama yang tertera pada daftar, dia menambahkan, "Paduka Kaisar, aku sudah menunjukkan kandidat ini kepada Yang Mulia Perdana Menteri. Perdana Menteri juga merasa bahwa orang ini memiliki kemampuan dan memenuhi syarat untuk menjadi Penentu Nasib Perbendaharaan Negara."Bara menyebut Yudha.Dengan kata lain, dia tidak membiarkan Dewi membuat keputusan, melainkan hanya memberitahunya.Yudha tidak me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 644

    Wanita itu menggendongnya, lalu melompat ke kereta lain."Yang Mulia! Cepat lindungi Yang Mulia!"Tiga penjaga melompat turun entah dari mana, kemudian mengepung kereta itu.Para penjaga ini adalah Pengawal Kegelapan Dewi. Meskipun Arjuna telah menolak sebelumnya, Dewi masih khawatir dan diam-diam meminta Ratna untuk membuat pengaturan.Arjuna sudah tahu bahwa ketiga penjaga ini mengikutinya, tetapi dia tidak ingin menyinggung Dewi, jadi dia pura-pura tidak tahu.Sebuah tangan terulur dari kereta, melambai kepada tiga pengawal tersebut."Kalian mundur, aku baik-baik saja."Arjuna sungguh baik-baik saja, karena ...."Aku merindukanmu sekali!"Arjuna dengan tak berdaya menatap wanita yang duduk di atas pangkuannya, kemudian melancarkan serangan ciuman terhadapnya.Ciuman ganas tidak dapat lagi memuaskannya, jadi wanita itu mulai menanggalkan pakaian Arjuna."Plak!"Arjuna menampar pantat wanita itu."Tuan, kenapa kamu memukul pantatku? Sakit sekali." Wajah cantik Disa berkerut. Meskipun

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 643

    Setelah beberapa saat, Gita menangkap seekor ayam. Arjuna ingin membantu Gita mengurus ayam tersebut, tetapi Gita menolaknya.Karena tidak dapat membujuknya, Arjuna pun melakukan beberapa pekerjaan sederhana yang memerlukan usaha lebih.Mentari berdiri di depan pintu dapur, memandang Arjuna dan Gita yang sedang sibuk di dapur. Sudut bibirnya melengkung ke atas, memperlihatkan lesung pipi yang lucu.Ketika mereka bertiga duduk untuk makan, Mentari tiba-tiba mengambil sepotong paha ayam untuk Arjuna.Begitu Arjuna mengucapkan terima kasih, Mentari mengatakan sesuatu yang mengejutkan. "Ayah, Mentari mengambil paha ayam untuk Yang Mulia, jadilah ayahku ya, Yang Mulia?""Hmph!"Arjuna langsung tersedak makanannya.Gita dengan cepat menutup mulut Mentari."Mentari, jangan bicara sembarangan!""Hm ... hm ... hm ...."Meskipun Mentari berbicara tidak jelas, Arjuna dan Gita mendengarnya dengan jelas.Dia bertanya, "Ibu, apakah Ibu tidak menyukai Yang Mulia?"Mendengar hal tersebut, rona merah s

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 642

    Tindakan dan kata-katanya yang lembut akan mengacaukan seluruh hidup Mentari.Pada saat ini, jantung Mentari berdetak lebih cepat, wajahnya memerah sehingga dia tidak dapat mengendalikan dirinya.Karena takut Gita dan Arjuna akan menyadari, dia pun berlari keluar dengan panik.Gita menggelengkan kepalanya. Dia hanya mengira Mentari sedang tantrum.Setelah Mentari keluar, Arjuna dan Gita pun membicarakan bisnis pembuatan pakaian.Selain membuat pakaian jadi, Arjuna juga ingin menjual mesin jahit."Yang Mulia, Anda benar. Kita harus menjual mesin tak-tak. Lihat, Yang Mulia ...."Gita mengambil kuas dan kertas lalu menghitung sambil berkata, "Sepuluh tael adalah harga tertinggi untuk sehelai pakaian, tapi mesin tak-tak bisa dijual seharga lima ratus tael per unit. Aku sudah mengamati bahwa banyak bagian dari mesin tak-tak perlu diganti setelah digunakan untuk jangka panjang.""Ketika pelanggan-pelanggan itu mau mengganti bagian-bagian itu, mereka harus membeli dari kita. Awalnya, Paduka K

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 641

    Dia segera meletakkan sendok sayur yang ada di tangannya, kemudian menarik-narik pakaiannya dengan kaku dan canggung. "Yang Mulia sudah sampai. Kenapa tidak menyuruh seseorang memberitahuku agar aku bisa mengganti pakaian.""Menurutku pakaian Ibu sudah bagus, tidak perlu menggantinya," sahut Mentari.Gita memelototi Mentari. "Apa yang kamu tahu?""Aku sependapat dengan Mentari. Aku juga merasa bahwa penampilan Selir Gita sangat bagus," timpal Arjuna sambil tersenyum tipis.Bukan menyanjung atau meringankan rasa malu Gita, Arjuna benar-benar merasa bahwa pakaian Gita bagus.Karena terbiasa melihat pakaian-pakaian cantik di ibu kota selama ini, pakaian kasual ketat berwarna polos milik Gita benar-benar membuat Arjuna merasa enak dipandang.Kepalanya tidak mengenakan aksesoris rambut apa pun, hanya sanggul yang diikat dengan pita bunga, membuatnya tampak sangat anggun.Seperti perasaan tenang dan damai yang dirasakan setelah melalui hal-hal sepele dalam hidup.Setelah menerima pujian Arju

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 640

    "Maksudmu, langkahmu selanjutnya adalah menyingkirkan Bara untuk menjadi Menteri Pekerjaan Umum?"Tanpa menunggu Arjuna berbicara, Dewi segera menggelengkan kepalanya dan melarang. "Tidak boleh, ini terlalu berbahaya. Kesampingkan sulitnya menyingkirkan Bara, sekalipun kamu benar-benar menyingkirkannya, uang adalah nyawa Yudha, dia tidak akan membiarkanmu menjadi Menteri Pekerjaan Umum.""Bagaimana kita tahu apakah itu akan berhasil atau tidak kalau kita tidak mencobanya?" ucap Arjuna dengan tegas."Sembarangan!" Dewi sangat marah. "Tahukah kamu apa akibatnya kalau kamu gagal? Nyawamu, nyawa adik-adikku, bahkan nyawaku."Melihat Dewi begitu tegang, Arjuna pun berkata dengan tenang. "Jangan khawatir, kamu belum menikah denganku, bagaimana mungkin aku mati? Bagaimana mungkin aku membiarkanmu mati?""Kamu ...." Wajah Dewi memerah tanpa terasa. "Dasar bajingan tak tahu malu!"Dia mengambil sebuah barang dari sampingnya, lalu melemparkannya ke Arjuna. "Selir Menengah Gita selalu menginginka

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status