Share

Bab 679

Author: Abimana
"Jemput Dinda? Apakah Dinda tidak ada di rumah?" Arjuna tampak bingung.

"Dinda pergi ke gedung sulam untuk belajar. Tuan sibuk akhir-akhir ini, jadi aku belum memberitahumu."

Gedung sulam adalah tempat para wanita dari keluarga kaya belajar di zaman kuno.

Bukan hanya belajar menyulam, tetapi juga belajar alat musik, catur, kaligrafi, lukisan, serta etiket dan lain-lain.

"Tuan, sudah ya, aku tidak bisa bicara denganmu lagi. Kelas Dinda sudah berakhir sekarang, aku harus cepat pergi."

"Aku saja yang pergi."

Arjuna menarik Daisha.

Setelah datang ke ibu kota, Arjuna sibuk beradu akal dan keberanian dengan keluarga Yudha. Dia sudah lama tidak bersama Dinda.

Gadis itu pasti menyalahkannya.

...

Gedung Sulam Pita Indah merupakan gedung sulam terbesar dan terbaik di ibu kota. Para pengajar di dalam adalah wanita istana yang sudah pensiun.

Para wanita istana ini dulu mengajarkan etiket kepada para selir dan putri di istana.

Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, Arjuna tetap terlambat.

Mawar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 996

    Perbedaan terbesar antara Arjuna dan Arga adalah Arjuna tidak pernah berbelit-belit, tetapi berbicara langsung.Cara ini seringkali membuat Yudha kewalahan."Bagus!" kata Arjuna dengan keras. "Jika Yang Mulia Yudha bersedia merahasiakannya, maka Pangeran Maruta dan aku akan aman.""Paduka Kaisar, tunggu saja kabar baik dariku."Setelah mengucapkan kata-kata ini, Arjuna berbalik lalu melangkah pergi.Sinar matahari menyinari punggung Arjuna, memancarkan lingkaran cahaya redup.Dewi sedikit linglung.Saat ini, Arjuna tampak seperti dewa.Dewi bukan satu-satunya yang merasakan hal yang sama, banyak menteri lain juga merasakan hal yang sama."Hei, menantuku tersayang, tunggu aku."Tubuh besar Pangeran Maruta berlari pergi, mengejar Arjuna, suaranya dipenuhi kegembiraan."Wow, ada tugas besar lagi! Aku suka tugas besar."Pangeran Maruta senang, tetapi yang lain tidak senang.Amira, khususnya. Dia datang jauh-jauh dari Negara Surgajelita untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan Arjuna da

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 995

    "Yang Mulia Arjuna, ini bukan lelucon. Anda sekarang adalah Perdana Menteri Kiri Bratajaya. Anda telah berbuat begitu banyak untuk rakyat Bratajaya sejak menjabat. Rakyat Bratajaya mencintai Anda. Melakukan hal ini terlalu berisiko. Bratajaya tidak bisa kehilangan Anda."Tak seorang pun, termasuk Arjuna, menyangka bahwa orang pertama yang keberatan adalah Yudha.Selain itu, alasan penolakannya adalah khawatir akan keselamatan Arjuna."Wow!" Arjuna mendesah, lalu menggelengkan kepalanya. "Yang Mulia Yudha, Anda tiba-tiba begitu perhatian padaku, aku tidak terbiasa.""Yang Mulia Arjuna, meskipun mungkin ada kesalahpahaman antara Anda dan aku, kita berdua adalah warga Bratajaya. Bagaimana mungkin aku tidak mengkhawatirkan keselamatan Anda?"Yudha berbicara sambil melirik Rendra."Yang Mulia!" Rendra segera berlutut. "Aku bersedia membawa saudara-saudara Garda Ibu Kota ke Kota Phoenix bersama Yang Mulia Arjuna untuk merebutnya kembali dari Pasukan Kalima."Galang segera berlutut. "Paduka K

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 994

    "Pangeran Maruta." Arjuna tersenyum. "Kamu benar-benar ayah mertuaku. Kamu tahu semua yang kupikirkan.""Arjuna, kamu juga ingin memenggal kepala Raja Kalima? Bagus, ayo kita pergi sekarang!"Setelah itu, Pangeran Maruta menarik lengan Arjuna, menyeretnya keluar."Hentikan mereka!"Suara Dewi dan Yudha terdengar hampir bersamaan.Yudha khawatir Pangeran Maruta akan memanfaatkan kesempatan untuk membawa Arjuna kabur.Dewi khawatir Arjuna akan mengikuti Pangeran Maruta pergi memenggal kepala Raja Kalima.Meskipun Raja Kalima saat ini berada di Kota Phoenix, dia tidak diragukan lagi dijaga ketat.Arjuna dan Pangeran Maruta memang masing-masing memiliki keterampilan luar biasa dan kekuatan bawaan.Namun bagaimanapun juga, mereka hanya dua orang. Bagaimana bisa mengalahkan puluhan ribu prajurit?Setelah Arjuna dan Pangeran Maruta dihentikan, Galang langsung berlutut."Paduka Kaisar, Kota Phoenix adalah wilayah Bratajaya. Aku bersedia memimpin Pasukan Patroli untuk melawan Pasukan Kalima unt

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 993

    Ketika gelisah secara emosional, kemampuan otak manusia untuk berpikir secara efektif menurun, mengakibatkan banyak kesalahan penilaian."Karena kamu mau berbicara denganku, mari kita mulai.""Bagaimana kamu ingin bernegosiasi? Kamu ingin langsung memberi kami 20 juta tael perak sekarang, atau 30 juta tael di malam hari?""Arjuna, aku sudah mencari tahu tentangmu sebelum datang.""Ingatanmu bagus. Kudengar kamu pernah menghafal sebuah buku dan membuat seorang cendekiawan muntah darah.""Ayo ...." hinaan Faris makin jelas. "Bacakan semua klausul negosiasi yang kamu hafal, biar aku dengar. Kalau belum hafal, aku bisa mengajarimu.""Aku tidak pernah menghafal itu," kata Arjuna datar."Baguslah kalau belum hafal, karena itu memakan waktu dan tidak berguna. Kurasa kamu cukup bijaksana. Berikan saja 20 juta tael perak sekarang, jangan berlama-lama.""Hm!" Arjuna mengangguk. "Memang terlalu berlama-lama."Begitu ucapannya terlontar, Arjuna mengeluarkan senapan kecil dari pinggangnya, kemudian

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 992

    Lidah sadis Faris benar-benar sesuai reputasinya.Hanya dengan beberapa patah kata, dia membuat Miko terdiam.Kata-kata, ritme, dan logika Faris sangat tepat. Tak satu pun kata yang dia ucapkan adalah omong kosong.Miko merupakan orang yang pandai berbicara di Bratajaya. Namun, dia tidak ada apa-apanya di depan Faris."Intinya ... Negara Kalima bersikap tidak masuk akal dan keterlaluan!"Wajah Miko memerah. Kata-kata yang paling sering dia gunakan adalah "tidak masuk akal" dan "kelewatan."Faris pandai bicara dan menantang, juga cukup arogan. Dia menatap Arjuna dan Yudha dengan penuh tantangan. "Kenapa? Hanya Menteri Ritus yang bisa bicara di Bratajaya?"Melihat Arjuna dan Yudha hanya diam, Faris makin arogan. "Sepertinya hanya Menteri Ritus yang bisa bicara dan cara bicaranya seperti anak kecil. Yang lain bisu."Perdana Menteri Negara Kalima, Santosa, yang bahkan tidak menyapa Arjuna dan Yudha dari tadi, bersifat sama arogannya. Dia minum teh lalu berujar, "Kalau tidak, bagaimana mung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 991

    Jatuhnya parah, tangan serta lututnya berdarah."Yang Mulia!" Orang-orang di sekitar Yudha panik."Jangan berteriak. Aku baik-baik saja. Negosiasi lebih penting!"Yudha mendorong orang-orang di sekitarnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit."Yang Mulia Arjuna, maaf karena aku ceroboh. Aku benar-benar sudah tua, naik tangga saja bisa jatuh." Yudha meminta maaf kepada Arjuna sambil berdiri."Yang Mulia tidak membalut luka dulu?" tanya Arjuna sambil melihat lutut Yudha yang berlutut."Tidak, tidak, urusan negara lebih penting!"Yudha terus berjalan maju. Makin dia menahan, makin banyak darah mengalir dari lututnya. Wajahnya sudah mulai memucat karena berdarah.Arjuna tidak mengatakan apa-apa lagi.Yudha sengaja.Dia berakting dengan susah payah agar Arjuna menghadapi utusan Negara Kalima sendirian.Jika negosiasi gagal, Arjuna yang menanggung kesalahannya."Yang Mulia!"Beberapa suara terdengar di sekeliling. Yudha yang kesakitan dan kelelahan pun terjatuh."Jangan khawatirkan aku. P

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status