Share

Bab 694

Author: Abimana
Tahanan itu berdiri di tengah air, tidak bergerak, wajahnya sedikit memerah.

Tubuh Dewi gemetar. Ekspresinya menjadi muram. "Di mana Arjuna?"

"Aswin!" Kemal menendang Aswin. "Paduka Kaisar bertanya padamu, di mana Arjuna?"

Kemal tampak sedikit marah.

Dia tahu bahwa tahanan itu membunuh orang dengan sangat cepat, apalagi pejabat lemah seperti Arjuna. Dia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan tahanan itu.

Dia sudah memberi tahu Aswin untuk tidak melemparkan Arjuna ke dalam sel yang sama dengan narapidana aneh tersebut begitu cepat.

Harus menunggu mereka akan tiba baru melemparkannya ke dalam.

Dengan begitu, Dewi baru bisa melihat Arjuna mati.

"Paduka Kaisar, Jenderal, Arjuna tiba-tiba bertengkar dengan ...." Aswin menunjuk ke arah tahanan hukuman mati. "Pencuri ini pagi ini. Entah apa yang mereka pertengkarkan. Ketika aku masuk, pintu sel Arjuna telah dihancurkan olehnya."

Pintu sel tempat Arjuna dipenjara memang berlubang.

Namun, bukan tahanan yang menghancurkannya, melainkan Aswin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 992

    Lidah sadis Faris benar-benar sesuai reputasinya.Hanya dengan beberapa patah kata, dia membuat Miko terdiam.Kata-kata, ritme, dan logika Faris sangat tepat. Tak satu pun kata yang dia ucapkan adalah omong kosong.Miko merupakan orang yang pandai berbicara di Bratajaya. Namun, dia tidak ada apa-apanya di depan Faris."Intinya ... Negara Kalima bersikap tidak masuk akal dan keterlaluan!"Wajah Miko memerah. Kata-kata yang paling sering dia gunakan adalah "tidak masuk akal" dan "kelewatan."Faris pandai bicara dan menantang, juga cukup arogan. Dia menatap Arjuna dan Yudha dengan penuh tantangan. "Kenapa? Hanya Menteri Ritus yang bisa bicara di Bratajaya?"Melihat Arjuna dan Yudha hanya diam, Faris makin arogan. "Sepertinya hanya Menteri Ritus yang bisa bicara dan cara bicaranya seperti anak kecil. Yang lain bisu."Perdana Menteri Negara Kalima, Santosa, yang bahkan tidak menyapa Arjuna dan Yudha dari tadi, bersifat sama arogannya. Dia minum teh lalu berujar, "Kalau tidak, bagaimana mung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 991

    Jatuhnya parah, tangan serta lututnya berdarah."Yang Mulia!" Orang-orang di sekitar Yudha panik."Jangan berteriak. Aku baik-baik saja. Negosiasi lebih penting!"Yudha mendorong orang-orang di sekitarnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit."Yang Mulia Arjuna, maaf karena aku ceroboh. Aku benar-benar sudah tua, naik tangga saja bisa jatuh." Yudha meminta maaf kepada Arjuna sambil berdiri."Yang Mulia tidak membalut luka dulu?" tanya Arjuna sambil melihat lutut Yudha yang berlutut."Tidak, tidak, urusan negara lebih penting!"Yudha terus berjalan maju. Makin dia menahan, makin banyak darah mengalir dari lututnya. Wajahnya sudah mulai memucat karena berdarah.Arjuna tidak mengatakan apa-apa lagi.Yudha sengaja.Dia berakting dengan susah payah agar Arjuna menghadapi utusan Negara Kalima sendirian.Jika negosiasi gagal, Arjuna yang menanggung kesalahannya."Yang Mulia!"Beberapa suara terdengar di sekeliling. Yudha yang kesakitan dan kelelahan pun terjatuh."Jangan khawatirkan aku. P

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 990

    Miko, yang sudah lama berhati-hati dan bergantung pada belas kasihan negara lain, telah terbiasa ditindas. Jadi, ketika Negara Kalima menawarkan untuk mengembalikan Kota Phoenix dengan 10 juta tael perak, Miko sungguh senang."Ya, 10 juta tael perak sebagai biaya hunian. Tidak boleh kurang sedikit pun!" Suara Arjuna terdengar tegas dan penuh tekad."Baik, Yang Mulia, aku pergi sekarang."Miko, yang merasa sangat gelisah, pergi ke aula samping untuk melanjutkan negosiasi dengan utusan Negara Kalima.Tak lama kemudian, Miko kembali dengan ekspresi muram."Yang Mulia, Paduka Kaisar, Negara Kalima tidak setuju dan bersikeras meminta 10 juta tael perak. Kalau tidak, pasukan mereka tidak akan mundur. Selain itu ...."Miko melirik Arjuna. "Negara Kalima juga mengatakan, 10 juta tael perak, tidak boleh kurang sedikit pun."Setelah mendengar kata-kata Miko, Yudha yang sedari tadi diam akhirnya tersenyum tipis.Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Kiri selama beberapa hari dan mengalahkan Ne

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 989

    "Apa syaratnya? Cepat katakan, Paduka Kaisar pasti akan mengambil keputusan," kata Yudha."Utusan Negara Kalima mengatakan bahwa Kota Phoenix sedang kacau belakangan ini, bandit merajalela dan rakyat menderita. Rakyat Kota Phoenix datang ke Negara Kalima untuk meminta bantuan Raja Kalima. Raja Kalima berbaik hati. Melihat Bratajaya dan Negara Surgajelita sedang berperang dan terlalu sibuk untuk mengurus kota, jadi beliau mengambil alih pengelolaan untuk sementara.""Setelah Negara Kalima mengambil alih Kota Phoenix, mereka menginvestasikan sumber daya militer dan keuangan, membalikkan situasi yang kacau dan menyedihkan.""Sekarang, jika Bratajaya bersedia membayar Negara Kalima 10 juta tael perak, Raja Kalima akan mengembalikan Kota Phoenix kepada kita. Utusan itu mengatakan bahwa Raja Kalima menekankan bahwa 10 juta tael perak ini bukan minta dari Bratajaya, tapi hanya meminta kembali uang yang telah diinvestasikan Negara Kalima di Kota Phoenix selama beberapa bulan terakhir.""Raja K

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 988

    Dia merasa Arjuna bukan tipe orang seperti itu. Dia berdebat dengan orang lain, tetapi tidak memenangkan perdebatan itu, alhasil dia marah. Kemudian tanpa disadari, dia datang ke depan rumah Arjuna."Apakah kamu tidak tahu bagaimana tuan kami memperlakukan saudara-saudara di Pasukan Patroli? Kalian mengatakan hal seperti ini di belakangnya benar-benar mengecewakan. Terutama kamu, Junaid. Memangnya kamu tidak tahu bagaimana tuanku memperlakukanmu?"Tidak puas, Disa terus mengomel. Wajah Junaid makin merah, akhirnya dia pun berlutut di hadapan Arjuna."Yang Mulia, aku salah. Aku seharusnya tidak memercayai omongan orang lain dan salah paham terhadap Anda. Aku pantas mati!"Saat berbicara, Junaid menampar wajahnya sendiri."Junaid, hentikan!" Arjuna mencondongkan tubuh, mencekal tangan Junaid, lalu memapahnya berdiri.Karena terlalu sibuk, Arjuna tidak pergi ke pemakaman para prajurit Pasukan Patroli yang gugur atau memberikan kompensasi kepada keluarga mereka. Dia meminta Galang untuk me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 987

    Awalnya, Yudha ingin memanfaatkan kekurangan orang untuk menyulitkan Arjuna. Alhasil, Amira menyediakan tenaga kerja.Bratajaya telah mengalokasikan sejumlah gandum untuk Negara Surgajelita, tetapi warga Negara Surgajelita menawarkan diri untuk datang ke Bratajaya guna membantu membangun kanal karena takut kelaparan. Mereka tidak butuh dibayar, yang penting memberi mereka makan tiga kali sehari.Selain itu, para wanita Bratajaya dikenal akan keterampilan memasak mereka.Mereka datang untuk bekerja, jika beruntung mungkin bisa mendapat seorang istri. Seandainya tidak pun, mereka bisa menikmati makanan lezat selama beberapa bulan.Hari ini, Arjuna baru kembali dari Kementerian Pekerjaan Umum.Dia pergi ke sana setiap hari untuk membahas pembangunan kanal.Ketika dia pulang, hari sudah gelap."Bang!" Sebuah batu menghantam kereta Arjuna dengan keras, dua sentimeter dari Arjuna.Meskipun batu itu tidak besar, jika mengenai kepala Arjuna, Arjuna pasti akan berdarah."Siapa?"Ayumi bergegas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status