Beranda / Romansa / Sang Miliarder Tersembunyi / Bab 12: Bertemu Wakil Direktur

Share

Bab 12: Bertemu Wakil Direktur

Penulis: Nobito
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-04 16:42:07

Mendengar perkataan wanita yang merupakan tenaga kebersihan di lantai tersebut, Devano langsung memahami bahwa petugas keamanan sengaja menjebak dirinya, tapi tanpa mereka pahami, justru memang Devano ingin berada di lantai yang ada ruangan direktur.

Selain itu, Devano tidak mengira, jika petugas keamanan begitu sembrono menunjukkan lantai tempat direktur berada. Selain tempat ini adalah tempat khusus yang tidak semua orang bisa berada di sana, tapi juga menunjukkan bahwa petugas tidak memahami tentang mengamankan gedung dengan baik.

Dia tidak habis pikir, meski tujuan petugas tersebut ingin membuat dia malu dan juga bisa membuat dia langsung diangkut oleh petugas kepolisian. Pada hal, jika direktur jeli, maka bukan mustahil mereka sendiri yang bisa dipecat karena teledor dengan membiarkan orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruang tempat pimpinan perusahaan berada.

"Terima kasih banyak atas informasi yang disampaikan. Aku tidak tahu akan kemana, jika tidak mengetahui hal ini. Sungguh aku sudah ditipu, sehingga berada di lantai yang salah. Sekali lagi, aku mengucapkan banyak terima kasih," ujar Devano dengan suara yang tulus sambil tersenyum.

Tentu saja Devano sengaja berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada petugas kebersihan itu. Dia sama sekali tidak mengira, jika masih ada orang baik yang mau memberikan bantuan kepada dirinya.

"Jika kau mau bekerja sebagai petugas kebersihan, maka bisa melamar di kantorku saja, ini alamatnya," ucap petugas kebersihan itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama dengan alamat perusahaan outsourcingnya berada. "Meski tidak ada jaminan bisa ditempatkan di perusahaan ini atau pun gedung ini."

Sambil tetap tersenyum, Devano lalu berkata, "Apa aku boleh beristirahat di sini sebentar?"

Devano merasakan napasnya masih ngos-ngosan, selain itu keringatnya juga masih cukup banyak keluar.

"Baik. Tidak masalah. Kau bisa istirahat di sini dahulu, aku mau melanjutkan pekerjaan. Nanti kalau kau mau turun, maka bisa menggunakan lift yang ada di sebelah kanan."

Setelah berkata seperti itu, petugas kebersihan tersebut berjalan keluar meninggalkan Devano sendirian.

Pada saat punggung wanita tua yang sudah keluar dari ruangan sempit itu, Devano mengeluarkan kartu yang diberikan oleh orang suruhan kakeknya yang pernah bertemu di rumah sakit. Dia melihat sebuah nama di sana 'Sebastian Alba'.

"Sepertinya aku akan menemui direktur dengan menggunakan nama pria ini. Aku ingin melihat seberapa besarnya pengaruh dirinya di perusahaan ini," gumam Devano sambil berdiri, lalu keluar dari ruangan sempit yang biasa dijadikan tempat istirahat oleh petugas kebersihan.

Hanya saja, tanpa setahu Devano, Sebastian sudah mengatur semuanya di Horizon Solution untuk menyambut kehadiran dirinya. Dia juga sudah menunjukkan fhoto Devano kepada seseorang yang sangat berkuasa di Horizon Solution.

Orang yang bertanggung jawab untuk mengurus semuanya adalah seorang wanita bertangan besi yang bernama Alana Putri.

Alana Putri sangat dikenal sebagai wanita yang keras dan juga pintar. Melalui tangan dinginnya, Perusahaan Horizon Solution berkembang begitu pesat. Dia merupakan orang yang dididik secara langsung oleh Sebastian.

Meski Alana merupakan wanita yang berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan. Namun, Sebastian melihat potensi yang di milikinya. Dengan karier awal sebagai seorang penerima tamu atau receptionis, akhirnya Alana berhasil menjelma menjadi seorang sosok wakil direktur yang sangat luar biasa.

Meski dia terlihat keras dan kaku, tapi dia terkenal sangat menghargai serta baik kepada semua orang. Hal ini juga yang membuat banyak orang yang hormat serta setia dengan dirinya.

Asisten Alana sudah diberi tahu akan ada seorang lelaki yang akan menemui dirinya bernama Devano. Dia mengatakan kepada sang asisten untuk langsung membawanya masuk ke dalam ruangannya.

Benar saja, ketika Devano dibawa masuk bertemu dengannya, Alana cukup terkejut melihat raut wajah Devano yang masih terlihat sangat muda. Dia juga tidak mengira bahwa pakaian yang dikenakan Devano sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah cucu dari Bos besar, sekaligus pemilik Perusahaan Horizon Solution. Penampilan yang sangat sederhana dan tidak sama sekali terlihat berkelas.

Jika saja dia tidak diberi tahu oleh Sebastian, mungkin Alana sudah mengusir Devano dari hadapannya.

Dengan cepat Alana berusaha menunjukkan penghormatan kepada pria yang merupakan pemilik perusahaan, sekaligus Tuan Muda di Keluarga Winoto. Dia berusaha tersenyum sambil memberi sambutan hangat, "Salam kenal, Tuan Devano. Silahkan ikuti saya, untuk menuju ke ruangan Anda."

Devano menganggukan kepala, lalu mengikuti Alana di belakangnya. Dia pernah melihat Alana di sebuah stasiun TV. Wanita yang kaya pengalaman dan juga beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai seorang direktur yang berprestasi.

Setelah bertemu, Devano mengakui bahwa Alana adalah wanita yang enerjik dan juga ramah. Kecantikan yang dipadukan dengan kecerdasan menciptakan seorang wanita yang nyaris sempurna.

Dengan usia masih dua puluh sembilan tahun, dia sudah menduduki posisi yang cukup tinggi, maka bisa dikatakan bahwa wanita yang ada di depannya itu adalah bukan wanita sembarangan. Dia memiliki semua yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin perusahaan. Tidak salah, jika Sebastian memilih dirinya.

"Mengapa Tuan Devano diam saja?" tanya Alana yang membuat Devano terbangun dalam lamunan.

"Maaf," jawab Devano yang berusaha menenangkan diri karena memang tatapan Alano begitu menusuk dan membuat dirinya berusaha tetap tenang. "Aku tidak mengira bahwa pemimpin tertinggi di perusahaan ini adalah seorang wanita muda yang sudah cukup terkenal di dunia bisnis."

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 48: Kesulitan di Mega Rejeki

    "Apa kau bisa melakukan proses akuisisi tanpa diketahui oleh nenek dari istriku? Berapa lama dan berapa besar uang dibutuhkan?" tanya Devano kepada Sebastian.Meski dia sudah menetapkan waktu selama dua bulan, tapi tetap saja, dia ingin mendengar pendapat yang ada di kepala orang kepercayaan dari kakeknya tersebut."Aku sama sekali tidak mau membuat kau terpaksa melakukan semua ini. Aku tahu bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, tapi pada saat ini, aku ingin tahu tanggapan darimu, jika memang kau tetap tidak mau melakukan, maka aku akan mencari jalan yang lain!"Kembali Devano berkata untuk menekankan bahwa dia sama sekali tidak sedang bermain-main.Sebastian sendiri memahami bahwa Tuan Mudanya sedang menjalan misi pertama setelah beberapa tahun menjadi orang biasa. Dia tentu saja akan mendukung apa pun keputusan tersebut, meski tidak masuk akal sekali pun. Uang yang akan digunakan untuk mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki tidak terlalu besar buat keluarga kakek Devano

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 47: Rencana Besar

    "Mengapa Anda ingin mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki? Apa semua ini karena dendam Anda, Tuan?"Sebastian bertanya seperti itu bukan tanpa maksud. Dia sebagai pembisnis sangat menghindari melakukan keputusan bisnis karena dendam atau kemarahan. Bisa banyak cara yang dilakukan untuk membalas dendam, tapi tentu saja tidak dengan mengorbankan diri untuk masuk ke dalam sebuah bisnis yang sudah pati akan merugi.Sebastian sudah tahu akan rencana Devano dari apa yang dikatakan oleh Alana. Alana juga sudah menyampaikan pendapatnya. Dia tidak mau Devano tetap melanjutkan proses akuisisi yang sangat tidak masuk akal."Apa kalian tidak mendukung aku untuk mengambil Perusahaan Mega Rejeki? Apa kalian menganggap apa yang aku lakukan ini sebuah kekonyolan dan juga karena dendam? Apa itu yang ada di pikiran kalian? Katakan saja, jika kalian tidak mau membantu. Aku sama sekali tidak memaksa kalian untuk ikut dengan apa yang aku rencanakan.""Tentu saja bukan itu yang saya maksudkan, Tuan. Saya aka

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 46: Dendam Terpendam

    "Kalian akan menyesali karena sudah berani mengindahkan dan menghina diriku, Tunggu saja!" ancam Handerson dengan suara berapi-api."Kau tidak sama sekali belajar dari pengalaman. Apa kau tidak sadar bahwa hukuman telah datang bertubi-tubi kepada dirimu. Apa kehilangan proyek di Perusahaan Horizon Solution tidak juga memberikan sebuah pembelajaran kepada dirimu? Sangat disayangkan."Mendengar hal itu, Handerson cukup terkejut, tapi dia langsung sadar bahwa semua informasi itu bisa saja diceritakan oleh Safira. Dia dengan raut wajah kesal kembali bertanya untuk mengalihkan pembicaraan, "Untuk apa kau datang ke gedung ini?"Devano berkata dengan sangat santai, "Aku ingin mencari pekerjaan. Siapa tahu di kantor ini mau menerima diriku.""Mencari pekerjaan?" Handerson dan istrinya langsung mencibir dengan sorot mata penuh penghinaan. "Apa kau yakin pemilik perusahaan ini akan menerima orang seperti dirimu. Akan lebih baik, kau menjadi pengemis saja di jalanan. Jangan permalukan dirimu. Aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status