Share

Bab 12: Bertemu Wakil Direktur

Mendengar perkataan wanita yang merupakan tenaga kebersihan di lantai tersebut, Devano langsung memahami bahwa petugas keamanan sengaja menjebak dirinya, tapi tanpa mereka pahami, justru memang Devano ingin berada di lantai yang ada ruangan direktur.

Selain itu, Devano tidak mengira, jika petugas keamanan begitu sembrono menunjukkan lantai tempat direktur berada. Selain tempat ini adalah tempat khusus yang tidak semua orang bisa berada di sana, tapi juga menunjukkan bahwa petugas tidak memahami tentang mengamankan gedung dengan baik.

Dia tidak habis pikir, meski tujuan petugas tersebut ingin membuat dia malu dan juga bisa membuat dia langsung diangkut oleh petugas kepolisian. Pada hal, jika direktur jeli, maka bukan mustahil mereka sendiri yang bisa dipecat karena teledor dengan membiarkan orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruang tempat pimpinan perusahaan berada.

"Terima kasih banyak atas informasi yang disampaikan. Aku tidak tahu akan kemana, jika tidak mengetahui hal ini. Sungguh aku sudah ditipu, sehingga berada di lantai yang salah. Sekali lagi, aku mengucapkan banyak terima kasih," ujar Devano dengan suara yang tulus sambil tersenyum.

Tentu saja Devano sengaja berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada petugas kebersihan itu. Dia sama sekali tidak mengira, jika masih ada orang baik yang mau memberikan bantuan kepada dirinya.

"Jika kau mau bekerja sebagai petugas kebersihan, maka bisa melamar di kantorku saja, ini alamatnya," ucap petugas kebersihan itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama dengan alamat perusahaan outsourcingnya berada. "Meski tidak ada jaminan bisa ditempatkan di perusahaan ini atau pun gedung ini."

Sambil tetap tersenyum, Devano lalu berkata, "Apa aku boleh beristirahat di sini sebentar?"

Devano merasakan napasnya masih ngos-ngosan, selain itu keringatnya juga masih cukup banyak keluar.

"Baik. Tidak masalah. Kau bisa istirahat di sini dahulu, aku mau melanjutkan pekerjaan. Nanti kalau kau mau turun, maka bisa menggunakan lift yang ada di sebelah kanan."

Setelah berkata seperti itu, petugas kebersihan tersebut berjalan keluar meninggalkan Devano sendirian.

Pada saat punggung wanita tua yang sudah keluar dari ruangan sempit itu, Devano mengeluarkan kartu yang diberikan oleh orang suruhan kakeknya yang pernah bertemu di rumah sakit. Dia melihat sebuah nama di sana 'Sebastian Alba'.

"Sepertinya aku akan menemui direktur dengan menggunakan nama pria ini. Aku ingin melihat seberapa besarnya pengaruh dirinya di perusahaan ini," gumam Devano sambil berdiri, lalu keluar dari ruangan sempit yang biasa dijadikan tempat istirahat oleh petugas kebersihan.

Hanya saja, tanpa setahu Devano, Sebastian sudah mengatur semuanya di Horizon Solution untuk menyambut kehadiran dirinya. Dia juga sudah menunjukkan fhoto Devano kepada seseorang yang sangat berkuasa di Horizon Solution.

Orang yang bertanggung jawab untuk mengurus semuanya adalah seorang wanita bertangan besi yang bernama Alana Putri.

Alana Putri sangat dikenal sebagai wanita yang keras dan juga pintar. Melalui tangan dinginnya, Perusahaan Horizon Solution berkembang begitu pesat. Dia merupakan orang yang dididik secara langsung oleh Sebastian.

Meski Alana merupakan wanita yang berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan. Namun, Sebastian melihat potensi yang di milikinya. Dengan karier awal sebagai seorang penerima tamu atau receptionis, akhirnya Alana berhasil menjelma menjadi seorang sosok wakil direktur yang sangat luar biasa.

Meski dia terlihat keras dan kaku, tapi dia terkenal sangat menghargai serta baik kepada semua orang. Hal ini juga yang membuat banyak orang yang hormat serta setia dengan dirinya.

Asisten Alana sudah diberi tahu akan ada seorang lelaki yang akan menemui dirinya bernama Devano. Dia mengatakan kepada sang asisten untuk langsung membawanya masuk ke dalam ruangannya.

Benar saja, ketika Devano dibawa masuk bertemu dengannya, Alana cukup terkejut melihat raut wajah Devano yang masih terlihat sangat muda. Dia juga tidak mengira bahwa pakaian yang dikenakan Devano sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah cucu dari Bos besar, sekaligus pemilik Perusahaan Horizon Solution. Penampilan yang sangat sederhana dan tidak sama sekali terlihat berkelas.

Jika saja dia tidak diberi tahu oleh Sebastian, mungkin Alana sudah mengusir Devano dari hadapannya.

Dengan cepat Alana berusaha menunjukkan penghormatan kepada pria yang merupakan pemilik perusahaan, sekaligus Tuan Muda di Keluarga Winoto. Dia berusaha tersenyum sambil memberi sambutan hangat, "Salam kenal, Tuan Devano. Silahkan ikuti saya, untuk menuju ke ruangan Anda."

Devano menganggukan kepala, lalu mengikuti Alana di belakangnya. Dia pernah melihat Alana di sebuah stasiun TV. Wanita yang kaya pengalaman dan juga beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai seorang direktur yang berprestasi.

Setelah bertemu, Devano mengakui bahwa Alana adalah wanita yang enerjik dan juga ramah. Kecantikan yang dipadukan dengan kecerdasan menciptakan seorang wanita yang nyaris sempurna.

Dengan usia masih dua puluh sembilan tahun, dia sudah menduduki posisi yang cukup tinggi, maka bisa dikatakan bahwa wanita yang ada di depannya itu adalah bukan wanita sembarangan. Dia memiliki semua yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin perusahaan. Tidak salah, jika Sebastian memilih dirinya.

"Mengapa Tuan Devano diam saja?" tanya Alana yang membuat Devano terbangun dalam lamunan.

"Maaf," jawab Devano yang berusaha menenangkan diri karena memang tatapan Alano begitu menusuk dan membuat dirinya berusaha tetap tenang. "Aku tidak mengira bahwa pemimpin tertinggi di perusahaan ini adalah seorang wanita muda yang sudah cukup terkenal di dunia bisnis."

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status