Home / Urban / Sang Pemilik Tahta / Bab 4. Tekad pembalasan.

Share

Bab 4. Tekad pembalasan.

Author: inoz eL
last update Last Updated: 2022-01-15 04:14:12

"Apa? Aku? memohon? Apakah kau bercanda? Aku tidak akan pernah memohon pada orang miskin sepertimu di dalam hidupku."

Varra menyilangkan tangan tepat di bawah dadanya dan menyeringai ke arah Edward.

Melihat keributan di hadapannya, pada saat itu juga, Gandon Hagan melangkah maju dan berbicara. "Emix, siapa dia? Kenapa kau berdebat dengannya di sini? Apakah kau tidak tahu Direktur baru mungkin akan segerah datang? Bagaimana jika Direktur baru melihat semua hal ini?"

"Ayah? Maaf ayah, aku akan segera menyuruhnya pergi dari sini." Kemudian Emix melihat ke arah Edward dan membentak. "Pergi dari sini sekarang atau aku akan memanggil keamanan dan kau diusir dari sini!"

"Aku adalah  Direktur baru yang akan mengambil alih perusahaan Grade ini. Sebaiknya kau bersikap sopan kepadaku." 

Dengan berani, Edward memproklamirkan posisinya di depan wajah Emix. Nada suaranya-pun terdengar begitu tegas.

Emix tertawa terbahak-bahak disaat dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Edward.

"Kau? Orang sepertimu mengaku sebagai Direktur baru? Kau sangat berani membual ternyata!"

Karyawan yang hadir juga tidak bisa menahan tawa mereka. Itu karena mereka melihat bahwa Edward mengenakan setelan murahan dan tampak seperti mahasiswa. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang bisa menjadi seorang Direktur.

Di saat Edward mengatakan pengakuan itu, tentu saja membuat Varra merasa malu. Bagaimanapun juga, Varra adalah mantan pacar Edward. 

"Edward, aku mohon pergi dari sini. Beraninya kau menyamar sebagai Direktur baru? Sebagai mantan pacarmu, aku merasa sangat malu padamu!"

"Aku tidak main-main dengan kata-kataku."

"Edward, kau masih saja mencoba untuk berbohong. Aku tahu keluargamu! Dan kau adalah orang yang sangat-sangat miskin, kau tidak bisa membodohiku." 

Tidak menunggu lebih lama, Emix berteriak. "Keamanan, usir dia!" 

Selusin penjaga keamanan berlari ke arah Edward. Pada saat itu, sebuah Porsche Panamera melaju dan perlahan berhenti di depan kerumunan orang yang sedang menyambut Direktur baru perusahaan Grade itu.

Melihat hal itu, seluruh percobaan pengusiran pada Edward berhenti. Sejalan dengan itu, perhatian seluruh karyawan yang semula bertumpu pada Edward pun mulai berpindah pada mobil eksklusif yang sudah berhenti sempurna itu. rin.

"Pasti ini direktur baru kita telah datang!" kata para karyawan dengan penuh semangat.

Kemudian Gandon menginstruksikan dengan keras, "Semuanya, semangat dan bersiaplah untuk menyambut Direktur baru kita!"

Dengan itu, dia berlari keluar dari arah lobby perusahaan, menuju mobil yang datang itu bersama para staf eksekutif.

Sementara itu, Varra mencibir pada Edward. Menurutnya, inilah kesempatan emas untuk mempermalukan mantan kekasihnya itu berkali-kali lipat. 

"Edward, bukankah kau menyamar sebagai Direktur yang baru? Sekarang dia ada di sini! Aku akan melihat bagaimana kau akan menjelaskan ini."

Edward tersenyum mendengar tantangan tersebut. "Ya, aku juga ingin tahu."

Pada saat itu, pintu mobil Porsche Panamera itu terbuka dan seorang pria paruh baya keluar dari mobil. Edward segera mengenali pria itu. Dia adalah pria yang  bersama Kakek Richard kemarin. Dia adalah sekretaris Kakek Richard.

"Tuan Warden, mengapa hanya Anda yang ada di sini? Di mana Direktur yang baru?" Gandon bertanya dengan senyum di wajahnya.

"Direktur baru seharusnya sudah tiba sekarang, apakah kamu belum melihatnya?" ucap Vale Warden.

"Tidak, saya belum melihat Beliau, sama sekali." Gandon terlihat begitu bingung.

Sekretaris Warden melihat sekeliling, dan akhirnya melihat Edward tidak jauh dari sana. Lalu, dengan senyum di wajahnya, dia berlari ke arah Edward. Begitu juga dengan para eksekutifnya dan berlari kecil mengikuti Vale Warden dari arah belakang.

Gandon tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia masih mencoba untuk mencerna semuanya. 

Setelah Sekretaris Warden tiba di depan Edward, dia bahkan membungkuk pada Edward. Lalu dia berkata, "Tuan Muda, saya minta maaf. Jalannya macet, jadi saya terlambat."

Semua orang yang ada  di tempat itu menjadi bingung setelah melihat sikap sekretaris Warden ini, terutama Varra dan Emix Hagan. Mereka berdua membuka mulut lebar-lebar karena terkejut.

"Ada apa ini? Kenapa Sekretaris Warden bahkan sampai membungkuk pada Edward? Dia juga memanggil Tuan Muda Edward?" ucap Varra dengan lantang.

Pada saat yang sama, Sekretaris Warden menoleh dan berkata dengan wajah serius, "Tuan Hagan, perkenalkan beliau adalah Direktur baru Grade."

"Dia adalah Direktur yang  baru?" Gandon Hagan bertanya dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.

Semua karyawan ikut tercengang. Emix bahkan lebih terkejut sampai matanya terbelalak, dan tidak bisa mempercayai apa yang sudah dia dengar.

"Tidak! Tidak mungkin! Dia hanya orang udik yang miskin. Aku mengenal keluarganya dengan baik." Tubuh Varra nyaris limbung mendengar pernyataan tersebut. Namun kemudian, dia menolak dengan modal telah mengenal keluarga Edward dengan baik. "Saya tidak percaya jika dia bisa menjadi Direktur baru di perusahaan Grade ini."

Gandon Hagon juga berkata, "Sekretaris Warden, saya ingin bertanya, apakah benar-benar tidak ada kesalahan di sini? Dia tidak berpakaian seperti layaknya seorang Direktur."

"Ini surat penunjukannya. Kau juga bisa menghubungi Ketua Hovd untuk mengkonfirmasi semuanya jika memang kamu masih meragukan apa yang aku katakan."

Kemudian Sekretaris Warden menyerahkan surat penunjukan Edward sebagai direktur kepada Manajer Gandon.

Segera, Gandon melihat lebih dekat informasi identitas di dalamnya, dan orang di foto itu benar-benar Edward.

Sekretaris Warden melanjutkan. "Edward adalah cucu Tuan Hovd." 

Tidak ada kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan keterkejutan semua orang yang ada di sana ketika mereka mendengar apa yang diucapkan oleh Sekretaris Warden.

Emix adalah yang paling terkejut di antara semua orang yang ada di sana. Dan, dia terkulai lemas di lantai, wajahnya memutih, pucat pasi dan jantungnya berdetak begitu hebat. Yang lebih parah lagi, dia tidak percaya dia mencuri pacar dari cucu Ketua Grup Hovd.

Di sisi lain, Varra menatap lurus ke arah Edward dengan tatapan tidak percaya. "Tidak, ini tidak mungkin!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 63

    Varra terdiam, Dia mulai berpikir bagaimana meluruskan keadaan ini kedepannya. Dia kini mulai ingat jika Edward pernah berkata kepada dirinya untuk menyembunyikan identitasnya dari siapapun“Apa Kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Varra?”Edward yang mengetahui dilema Varra kini mencoba untuk meluruskan hal itu sendiri.“Huehehe” Varra tersenyum kepada Dhisa untuk sekedar membantu Edward menyembunyikan statusnya.Sejujurnya Varra benar-benar tidak tahu bagaimana caranya untuk memulai, meyakinkan Dhisa jika dirinya berbohong. Mengingat semua yang Dia ucapkan sebenarnya adalah sebuah kebenaran.“Tapi, Benarkah itu?” Tanya Dhisa dengan menunjukkan sedikit keraguan.Sejujurnya, memang Dhisa tidak suka dengan para orang-orang kaya dan orang kelas atas karena dirinya merasa mereka semua sering merendahkan orang lain yang mereka anggap lemah.Namun, yang tidak diketahui oleh Edward dan Varra adalah, Dhisa mulai berpikir akan sesuatu,“Mungkin jika Mereka adalah Edwar

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 62

    “Varra. Ayo kita pergi.”Ucap Dhisa yang disambut dengan senyum manis oleh oleh Varra.Tidak lupa Varra masih mendengus ke arah Whiny, seolah menghina Whiny sebelum akhirnya dia berpaling muka.“Aku pergi Ayah, Ibu.”“Whiny juga, jaga kesehatanmu, kita masih akan bertemu di universitas.”Dhisa berpamitan kepada anggota keluarganya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Aku berharap kalian tidak akan mengganggu Dhisa lagi.”Edward berbicara untuk terakhir kali, sebelum akhirnya mereka pergi.Setelah kepergian mereka, kini Pearl beserta anak istrinya mulai mengeluarkan sumpah serapah.Cacian dan makian keluar dari mulut mereka.Setelah mereka tenang, mereka kini memilih untuk di duduk bersama dan berunding.Pearl memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi Owl, sementara sebelumnya dirinya sudah menjanjikan Dhisa untuk Owl, sebagai bentuk “pelancar” urusan bisnis diantara keduanya.“Apa yang harus Kita lakukan sekarang suamiku?” Nessy bertanya kepada sang suami.“Aku juga tidak tahu.”

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 61.

    “Kau. Berhenti di tempatmu sekarang!” Hardik Pearl.Edward terus berjalan tanpa menghiraukan peringatan dari Pearl, sampai akhirnya kini dirinya sudah sangat dekat dengan Pearl, tanpa sadar hal itu membuat Pearl mengambil beberapa langkah ke belakang dan mengakibatkan dirinya terjatuh karena kehilangan keseimbangan.“Kenapa Kau begitu lemah?”Edward mulai menghina Pearl dengan tatapan yang sangat meremehkan.“Biarkan Dhisa pergi,” Ucap Edward yang kemudian membungkukan bada mendekatkan wajahnya ke wajah Pearl.“Atau Kau ingin bernasib sama dengan Owl?” Ancam Edward, tanpa diketahui oleh yang lain Edward berbicara dengan sorot matanya menjadi begitu tajam menantang.“Dhisa, lebih baik kamu bereskan barangmu, Kami akan menunggumu.” Dengan menoleh serta tersenyum manis Edward berkata kepada Dhisa yang sedari tadi masih terpaku melihat dirinya.“Iya.” Jawab Dhisa singkat dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat hangat. Untuk sekilas, terlihat senyum Dhisa yang penuh akan kebahagiaan

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 60

    Pearl bermaksud mendekat ke arah Dhisa yang sepertinya memiliki tujuan untuk memukul atau sekedar mengasari Dhisa yang menurut Dirinya sudah membuat masalah.Namun, hal itu ia urungkan saat Dia melihat ada seseornag yang masuk ke dalam rumah, mengekor Dhisa.Itu adalah Edward.“Ka–kau! Kenapa Kau disini?”Pearl seketika menjadi gagap saat dirinya melihat hadirnya Edward disana.Masih tergambar jelas di benak Pearl apa yang sudah Dia lihat tadi malam.Pemuda di hadapan-nya sekilas seperti pemuda pada umumnya, akan tetapi Pemuda itu juga yang seketika menjadi ganas tak bisa dikendalikan saat dalam kondisi marah.“Kenapa?” tanya Edward dengan sorot matanya yang begitu mengintimidasi Pearl.“Tidak apa-ap–”“Tunggu” Pikir Pearl menghentikan ucapanya sebelumnya dengan berbicara kepada dirinya sendiri.“Bukankah ini di rumahku?” Ucap Pearl masih dalam hatinya.“Seharusnya Dia tidak berani macam-macam di rumahku,” Pikir Pearl dengan satu tangan memegang dagu miliknya.“Apa yang kau lakukan di

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 59

    Edward dan kedua wanita itu kini sedang berjalan hendak pergi dari hotel,tempat mereka beristirahat. Kini sedang di dalam lift menuju basement parkir.Tidak lupa Edward memberikan kabar kepada Warden, perihal beberapa perintah.Pertama Edward minta kepada Warden untuk dicarikan satu kondominium untuk tempat tinggal Varra dan juga Dhisa, Edward meminta yang tidak terlalu jauh dari kampus mereka belajar. Yang kedua Eddward memberikan perintah kepada Warden untuk mengambil mobil miliknya di basement parkir hotel, karena dia akan ikut bersama dengan Dhisa di mobil Varra.Tidak menunggu waktu lama, sebelum mereka sampai di mobil milik Varra, satu notifikasi masuk di ponsel Varra.Itu adalah titik alamat kondominium apartemen untuk nya, beserta dengan aksesnya.Setelah membaca pesan di ponselnya Varra segera menghadap ke Edward dan mengangguk, sebagai tanda sudah diketahuinya letak kondominium untuk tempat tinggal baru Dia dan juga Dhisa.“Sebaiknya Aku kembali kerumah dulu untuk mengambil

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 58.

    *** Mereka bertiga kini sudah bersiap untuk pergi dari hotel.Dhisa masih bingung. Dia merasa ragu untuk pulang, mengingat apa yang sudah dilakukan oleh orang tua angkatnya.Bukan bermaksud untuk menjadi seseorang yang tidak tahu balas budi, akan tetapi dia memikirkan kelangsungan hidupnya, jika terus bersama dengan mereka maka dia ragu akan dapat menjalani kehidupan dengan tenang. “Apa yang akan kamu lakukan sekarang?” varra bertanya kepada Dhisa untuk sekedar memastikan, akankah saingan cintanya itu kembali kepada keluarga yang sudah memiliki niat jahat kepada dirinya. “Aku…” tampak sekali keraguan dan kebingungan di wajah Dhisa.Dia benar-benar bingung dan tidak tahu harus apa. Tidak mungkin baginya untuk pergi ke panti asuhan kembali. “Kenapa kamu tidak tinggal dengan Varra?” tanya Edward yang membuat Varra memutar kepala untuk menoleh kepadanya yang saat ini ada dibelakang Varra. Tidak lupa juga, wanita mengernyitkan dahinya, seolah tidak habis pikir dengan pertanyaan Ed

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status