Varra dan Edward memalingkan pandangannya ke arah dokter tersebut.Itu bukanlah dokter yang menangani luka, Varra sebelumnya.“Kenapa mereka ada di sini?” Edward bertanya kepada si dokter dengan tatapan mata yang begitu dingin.“Kamu siapa?” Tanya si dokter kepada Edward.“Apa hakmu untuk bertanya?” Tambah si dokter dengan sikap yang sedikit arogan.“Ini adalah ruangan milik temanku, kenapa bisa ada orang lain yang menggunakannya?”Edward telah merasa dicurangi oleh orang-orang itu.Sedari awal ruangan ini sudah ditempati oleh Varra. Lantas kenapa bisa di saat mereka meninggalkan ruangan
Dokter sombong itu, menjadi bingung.Dia merasa tidak melakukan kesalahan, tapi kenapa kepala rumah sakit memarahi dirinya.Dokter sombong itu menoleh ke arah pasangan pemuda, anak pengusaha tadi, yang sedang dirawat oleh dirinya.“Apa mungkin kepala rumah sakit marah karena aku membuat mereka tidak nyaman.”Dokter itu mulai berspekulasi sendiri, dan berbicara dalam hati.“Tuan Muda?” tanya dokter itu lagi dalam hatinya.Matanya mulai melihat ke sekeliling, melihat ke arah pemuda dan pemudi anak pengusaha tadi.Setelah itu melihat ke arah Edward dan Varra.Dalam hatinya kini mulai bingung.Dia kembali mengambil spekulasi sendiri, berpikiran bahwa tidak mungkin jika laki-laki berpenampilan seperti Edward akan dipanggil sebagai tuan muda.Itu berarti satu kemungkinan yang jelas adalah, di saat kepala rumah sakit datang dan meneriakkan nama “Tuan Muda” sebelumnya, karena kepala rumah sakit memanggil pasien yang sedang dirawat oleh dirinya.Itulah yang ada di pikirannya untuk saat ini.“I
Si Dokter sombong itu seketika berubah menjadi diam seribu bahasa.Dia sedang berpikir, apa benar jika pemuda yang ada di depan ini adalah seorang tuan muda.“Dari keluarga mana?” tanya si Dokter itu dalam hatinya.Dia sama sekali tidak tahu perihal Edward.“Bukankah kamu bilang jika, kamu lulusan luar negeri dan kepala rumah sakit tidak akan rela memecat dirimu?” Edward bertanya kepada Dokter sombong itu dengan mata yang mulai berubah menjadi sebuah mata yang memicing tajam.“Memang kenapa?”Dokter Subang itu soalnya masih belum mau untuk merendah di hadapan Edward.“Bahkan jika itu dirimu, takkan bisa kamu untuk memecat diriku.” Tambah si dokter sombong.Sungguh percaya diri yang sangat besar.“Apa yang kamu bicarakan? Lebih kamu sekarang malah jaga sikap.”Kepala rumah sakit itu mulai untuk menasehati si dokter sombong.Dia tahu betul juga si dokter sombong sangatlah hebat kerjanya. Dia sangat begitu ahli dalam hal kedokteran. Namun sikapnya yang begitu sombong akan membuatnya menj
“Ap–apa maksudmu?”Edward tidak menjawab, dan justru menunjuk ke arah saku si laki-laki.Di mana ternyata, di saku itulah si laki-laki tadi menyimpan ponselnya yang saat ini mulai berdering.“Halo ayah?”Suara speaker ponselnya yang lumayan besar, membuat beberapa orang bisa mendengar apa yang dikatakan oleh ayah dari laki-laki itu.“Apa yang sudah kamu lakukan?!”Teriak sih ayah.“Kamu telah membunuh keluarga kita.”“Siapa yang kamu singgung?!”Si ayah tanpa menunggu jawaban dari putranya, mengeluarkan kata-kata kotor untuk memarahi sang putra.“Anak bajing*n!”“Gara-gara kamu. Kini perusahaan Grade memutuskan kontrak kerjasama dengan kita!”Si laki-laki yang ada yang ada di hadapan Edward itu kini mulai khawatir, matanya menatap ketakutan ke arah Edward.“Ke–kenapa begitu ayah?” Tanya si anak laki-laki itu.“Aku juga tidak tahu!”jawab ayahnya dengan suara membentak.“Bahkan perusahaan Grade, mengeluarkan pengumuman, pemblokiran perusahaan milik kita di industri ini!” jelas sang ayah
Varra yang mendengar apa yang telah diucapkan oleh si wanita seketika mencoba untuk menjelaskan.“Tidak!”“Ka–kami…”Belum selesai Varra berbicara, teman sekolahnya itu langsung memotong perkataan Varra.“Kalian masih sama saja ternyata…” Ucap wanita itu. “Masih terlihat miskin!” Lanjutnya yang kemudian tertawa. Sering kali Edward mendapatkan hinaan. Bahkan untuk saat ini. Itu karena penampilan nya yang selalu sederhana. Dia memang suka berpenampilan sederhana, hanya menggunakan pakaian santai seperti pemuda lainnya.Tidak menunjukkan jika dirinya sebenarnya saat ini adalah seorang CEO muda yang kaya raya.“Untuk apa kalian datang kesini?”Tanya wanita itu. Sebenarnya, Varra merasa geram dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Tapi, meskipun begitu, Varra tidak mau terlalu ambil pusing dan lebih memilih untuk diam.“Edward…” panggil Varra untuk mengisyaratkan kepada Edward.“Oh… kami datang untuk membeli sebuah mobil.” Ucap Edward. “Mobil?” Tanya wanita yang dulu teman seke
“Apa yang kamu bicarakan?”“Kenapa kamu sekolah tidak percaya?”Dikala Edward hanya terdiam, justru Varra yang membela dirinya.Edward memilih terdiam bukan karena dia takut dia cuman merasa malas untuk membuang-buang tenaganya membalas ucapan dari orang yang tidak berguna seperti wanita itu.Varra tampak hendak melangkahkan kakinya lebih mendekat ke arah wanita yang dulunya ada teman sekolahnya itu.Edward dengan sikap menahan Varra.Dengan satu tangannya yang memegang bahu Varra.Selain itu, Edward kemudian menggelengkan kepalanya, perlahan, lembut, dan tampak bijaksana di hadapan Varra.Hal itu dia lakukan karena dia merasa jika percuma saja berbicara kepada orang seperti Wanita itu, tidak akan dimengerti, karena dia adalah wanita dengan hati tercemar.“Sudah, gesek saja.”“Lakukan pembayaran sekarang juga.”Edward meminta kepada Wanita itu dengan mata yang mulai memancarkan sebuah keseriusan.Wanita itu sendiri sedikit merasakan bulu kuduknya berdiri, saat melihat ekspresi Edward.
Iya, itu adalah suara Varra, yang memintakan maaf atas nama wanita itu.“Bukan kata dia sudah menghina kita?” “Kamu yakin akan memaafkan ya?”“Setiap orang pernah berbuat kesalahan Edward,” jejak Varra dengan menunduk.“Apa kamu tidak ingin, Dia merasakan juga apa yang kamu rasakan kemarin?”Varra mendengarkan apa yang dikatakan oleh Allah hanya bisa terdiam dan menunduk.Dia mengingat bahwa dirinya telah melakukan hal yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh wanita.Melihat para yang menunduk, dan tidak menjawab. Lewat kemudian mengambil kesimpulan dan berbicara kepada manajer showroom.“Aku tidak akan membaca dia, tapi aku ingin dia menjadi seorang cleaning service di sini.”“Tukang bersih-bersih.” Ucap si Edward menekankan.Wanita itu sebenarnya kaget dengan apa yang dikatakan oleh Edward.Namun meskipun begitu wanita itu seolah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena yang berbicara kini adalah seorang yang berada di luar jangkauannya.“Ini termasuk aku mengampunimu, sebenarn
“Apa yang kau lakukan di sini?” Varra, wanita yang sedari tadi ditunggu oleh Edward berkata dengan mata menyalang. Padahal, Edward berniat memberikan kejutan makan malam gratis dengan voucher yang berhasil dia dapatkan cuma-cuma. Ini adalah hari jadi mereka yang ketiga, Edward pikir Varra akan berlari kesenangan dengan kejutan sederhana yang telah dia persiapkan.“Varra, aku–”Kata-kata Edward terputus, saat dia menyadari kekasihnya tengah menggandeng pria lain. Dari penampilannya, pria yang digandeng Varra terlihat berada di kelas atas. Hal itu terbukti dari jas rapi, jam tangan Fossil yang bertengger di pergelangan tangannya, dan juga sebuah kunci mobil merek BMW yang ditenteng riang. “Bukankah aku sudah bilang kepadamu? Aku ingin kau jauh-jauh dari kantor tempat aku bekerja!” ucap Varra dengan mata yang sedikit mengintimidasi. “Aku tidak ingin ada orang kantor yang tahu jika pacarku adalah orang sepertimu! Karena, itu akan membuatku merasa malu!”Tidak peduli kehadirannya ditolak