Share

Cerita Klasik Untuk Masa Depan

Setelah seminggu di Jakarta, Alden dan keluarganya kembali ke Bali. Indira sangat penat dan lelah. Sehari setelah kepulangannya, ia jatuh sakit. Badannya demam dan kepalanya berputar seperti vertigo. Lila membuatkan sup dan bubur hangat, namun Indira tidak bisa makan dengan baik.

Menik mengunjunginya dan meminta Indira untuk menginap di rumah supaya ia bisa merawatnya. Dengan hati segan, Indira akhirnya mengiyakan. Alden memberikan kamarnya dan merelakan diri untuk tidur di kamar Renzo.

Setiap saat ia menengok Indira di kamar. Sesekali tangannya memeriksa kening Indira yang masih hangat. Menik juga tampak khawatir dan mendatangkan dokter hingga dua kali.

“Kamu belum menyentuh Indira kan, Al?” tanya Menik curiga. Mata Alden terbeliak.

“Astaga, Mama! Kejam banget nuduhnya. Belom, Ma. Masih perawan tingting!” elak Alden dengan gugup. Menik menarik napas lega.

“Syukurlah. Soalnya banyak jaman sekarang pasangan belum resmi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status