Beranda / Fantasi / Sang Penentang Aturan / kehebatan para jenius

Share

kehebatan para jenius

Penulis: Mr.Xg
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-26 17:30:10

Setelah Wo Long berhasil mengalahkan lawannya, ia memberikan busur hormat yang singkat, lalu keluar dari dalam arena dan duduk di tribun penonton khusus para peserta. Ia menghela napas lega.

​"Huh..." Wo Long bergumam, merasakan adrenalinnya perlahan mereda.

​"Kawan, kamu hebat sekali bisa mengalahkannya!" Tiba-tiba, seorang peserta laki-laki yang duduk di sebelahnya menyapa dengan antusias.

​Wo Long menoleh dan meresponnya dengan ramah. "Kemampuanku belum cukup hebat, tapi masih bisa jika harus bertarung dengan seseorang yang kultivasinya masih satu ranah."

​"Perkenalkan, namaku Si Wuya," ucapnya memperkenalkan diri, berbicara seolah mereka telah lama kenal.

​"Namaku Wo Long," balas Wo Long.

​Setelah perkenalan singkat itu, mereka kembali memfokuskan perhatian ke arena untuk melihat pertarungan peserta selanjutnya.

​"Wah... lihat itu, Wo Long! Bai Yue, wanita tercantik di kerajaan yang sering di juluki si Dewi Es. Dia akan bertarung. Aku tidak sabar untuk melihat kemampuannya yang te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Penentang Aturan   ejekan di kantin

    Di sebuah ruangan khusus para tetua, suasana terasa tegang. Tetua Bao Li dan Tetua Yu Meng terlihat berbicara dengan serius, wajah Bao Li tampak kesal."Sebenarnya kenapa kamu malah menyuruhku mengajari murid-murid baru di Kelas B itu tentang berpedang?" celoteh Tetua Bao Li, wajahnya merengut. "Bukankah kamu juga tahu kalau semua murid di kelas itu tidak memiliki latar belakang tinggi, jadi sudah pasti mereka tidak pernah diajari cara berpedang! Sebaiknya mereka diajari bela diri dasar saja terlwbih dulu. Tadi saja aku dibuat pusing oleh anak-anak itu! Untung saja masih ada satu murid yang bisa diajari dengan mudah."Tetua Yu Meng hanya tersenyum tipis, duduk santai di kursi. "Murid yang masih bisa diajari itu bernama Wo Long, bukan?" ucapnya.Tetua Bao Li mengangguk. "Iya, itu nama murid yang masih bisa diajari. Tapi sebenarnya apa alasanmu menyuruhku seperti itu? Aku tahu kamu bagaimana—jika tidak ada tujuan, kamu pasti tidak akan menyuruhku seperti itu." Ia ikut duduk di kursi y

  • Sang Penentang Aturan   belajar berpedang di hari pertama

    Tentu, mari kita buat adegan pelajaran bela diri dan insiden Tetua Bao Li menjadi lebih seru dan menarik, menonjolkan perbedaan kemampuan Wo Long serta konfliknya dengan statusnya di akademi. Kelas Bela Diri: Ujian Pedang dan Cemoohan Setelah selesai makan siang, bel masuk segera terdengar. Wo Long dan Si Wuya bergegas berpisah. Di tengah perjalanan menuju kelas, Wo Long memeriksa sisa uangnya: hanya tinggal lima keping koin perak dan dua koin tembaga. "Uangku tinggal sedikit, dan harga makanan di akademi saja menghabiskan sekitar setengah koin perak," Wo Long dibuat pusing. Untung saja pihak akademi memberikan perlengkapan yang cukup lengkap di asramanya. Ia memutuskan untuk memikirkan cara menghasilkan uang nanti sambil bertanya pada Si Wuya. Sesampainya di kelas, Wo Long melihat pengajar baru yang berdiri di depan. Pria itu terlihat jauh lebih muda, namun wajahnya garang dengan garis tegas dan tubuh yang besar berotot. Bajunya ketat, memperlihatkan cetakan ototnya yang kuat.

  • Sang Penentang Aturan   Kecerobohan Wo Long

    ​Keesokan harinya, sebelum matahari terbit sempurna, Wo Long dan Si Wuya sudah terlihat berjalan di lorong akademi. ​"Wo Long, ini masih pagi buta! Kualitas tidur Ranah Pembentukan Qi-ku belum terpenuhi," keluh Si Wuya, yang berjalan sambil menggosok matanya. ​Wo Long memegang lengan Si Wuya agar tidak menabrak pilar. "Melakukan aktivitas sepagi ini sangat baik. Energi Qi saat ini sedang sangat murni, kesempatan emas untuk berlatih!" ​Si Wuya hanya mendengus. Setibanya di papan pengumuman, Wo Long menemukan dirinya di Kelas B, sementara Si Wuya di Kelas A. ​"Yah! Kita tidak satu kelas!" Si Wuya cemberut, ekspresinya lucu di wajahnya yang tegas. ​"Tenanglah, kita masih bisa bertemu. Lagipula, wajah cemberutmu itu sangat mengganggu estetika pagi hari," canda Wo Long. ​Wo Long kemudian berjalan santai menuju Kelas B di lantai dua. Lorong itu sepi. Saat masuk, Wo Long tertegun. Ruangan kelas itu luar biasa. Ia duduk di bangku dekat jendela, menikmati pemandangan bukit yang masih dis

  • Sang Penentang Aturan   tatapan aneh

    ​Brakkk... ​Wo Long kini membaringkan tubuhnya di atas kasur yang sangat empuk dan nyaman. Setelah upacara pemberian apresiasi dan berbagai fasilitas dari para tetua, ia langsung bergegas ke asrama elite tempatnya tinggal, yang ternyata jauh lebih mewah daripada asrama murid lainnya. ​Sebelum pergi, ia sempat berbicara dengan Si Wuya agar mereka bertemu kembali setelah istirahat. ​"Huh..." Wo Long menghela napas lega. Setelah menjalani hari-hari yang berat selama beberapa bulan terakhir, akhirnya ia bisa merasakan kenyamanan untuk berbaring lagi, seperti pada masa-masa dirinya menjadi seorang pemalas yang tidak mau tahu urusan dunia luar. ​Sambil menatap langit-langit kayu yang dicat berwarna putih, ia membayangkan seolah itu adalah langit lembah. Semua ingatan tentang kehidupannya dulu langsung memenuhi pikirannya. Ia memejamkan matanya untuk menikmati kenangan itu, sadar bahwa ia mungkin tidak akan bisa melakukan ini lagi. ​Namun, ketenangan itu terusik. Ingatannya kembali

  • Sang Penentang Aturan   10 besar

    Setelah pertarungan selesai, yang merupakan ujian terakhir untuk masuk akademi, dari 800 pendaftar awal, kini hanya tersisa 80 orang yang dinyatakan lulus. ​Semua peserta yang lulus telah berkumpul di lapangan. Di atas altar tinggi, para petinggi akademi duduk dengan wibawa. ​"Selamat untuk semua peserta yang kini telah resmi menjadi murid Akademi Daun Semanggi!" ucap seorang instruktur, suaranya menggema. ​Semua orang bertepuk tangan, memberikan selamat pada diri masing-masing atas pencapaian besar ini. ​Instruktur tersebut kemudian menyingkir dan menyerahkan sebuah gulungan kepada para tetua akademi yang duduk di atas altar. ​"Saya akan mengumumkan siapa saja yang mendapatkan nilai terbaik dalam ujian ini. Dan untuk yang nilainya masuk dalam sepuluh besar, maka dia akan mendapatkan fasilitas lebih dari pihak akademi," ujar seorang tetua perempuan yang terlihat masih muda dan cantik. Dia tersenyum ketika mengatakannya. ​Tentu saja para peserta yang telah resmi menjadi mur

  • Sang Penentang Aturan   kehebatan para jenius

    Setelah Wo Long berhasil mengalahkan lawannya, ia memberikan busur hormat yang singkat, lalu keluar dari dalam arena dan duduk di tribun penonton khusus para peserta. Ia menghela napas lega.​"Huh..." Wo Long bergumam, merasakan adrenalinnya perlahan mereda.​"Kawan, kamu hebat sekali bisa mengalahkannya!" Tiba-tiba, seorang peserta laki-laki yang duduk di sebelahnya menyapa dengan antusias.​Wo Long menoleh dan meresponnya dengan ramah. "Kemampuanku belum cukup hebat, tapi masih bisa jika harus bertarung dengan seseorang yang kultivasinya masih satu ranah."​"Perkenalkan, namaku Si Wuya," ucapnya memperkenalkan diri, berbicara seolah mereka telah lama kenal.​"Namaku Wo Long," balas Wo Long.​Setelah perkenalan singkat itu, mereka kembali memfokuskan perhatian ke arena untuk melihat pertarungan peserta selanjutnya.​"Wah... lihat itu, Wo Long! Bai Yue, wanita tercantik di kerajaan yang sering di juluki si Dewi Es. Dia akan bertarung. Aku tidak sabar untuk melihat kemampuannya yang te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status