Share

Mulai Sadar

Dua hari sebelum petaka datang, Ato si mahasiswa yang belum kunjung lulus, nampak seperti ingin sekali menemui Pak Nurdin. Tak tahu mengapa dirinya seperti terdorong keinginan yang kuat, hingga waktu istirahat Pak Nurdin diganggu olehnya.

Mungkin tak akan jadi masalah jika Ato berkunjung di waktu bertamu normal, tapi kunjungan Ato kali ini bukanlah sesuatu yang lazim untuk dijadikan waktu bertamu. Sebab dirinya mendatangi kediaman Pak Nurdin saat pukul sepuluh malam.

Namun, Pak Nurdin seakan menerima kunjungan muridnya itu dengan senang hati. 

Disela-sela pembicaraannya, Ato memberitahukan pada Pak Nurdin, bahwa ia sudah bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu Perusahaan. 

Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya Pak Nurdin mengetahui jika Ato memiliki profesi yang perlu melibatkan kesiapan fisik dan mental.

Saat itu juga, Pak Nurdin mengajarkan beberapa tekhnik pernafasan dan ilmu pertahanan tubuh yang suatu saat bisa berguna untuk Ato, terutama jika ia dalam keadaan terancam.

Ternyata sesuatu yang dikhawatirkan Pak Nurdin itu, benar saja terjadi!

Dua hari setelah pertemuan Ato dan Pak Nurdin, sesuatu yang mengancam nyawa mahasiswa abadi itu, seakan datang menghampiri tanpa permisi.

"Ingatlah Nak! jika pekerjaan itu malah menambah beban dan masalah dalam hidupmu, maka tinggalkanlah. Masih banyak pekerjaan yang lebih baik bagimu ... tapi jika kamu ingin tetap memilihnya, maka lanjutkanlah! karena tak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan dijaman ini," ucap Pak Nurdin.

"Ba-baiklah Pak! mungkin aku akan mencoba menjalani pekerjaan ini beberapa bulan saja," sahut Ato, dengan sedikit terbata.

Namun kekhawatiran Pak Nurdin malah semakin kuat, setelah Ato menceritakan beberapa orang yang selalu membuntutinya saat hendak pulang bekerja.

Meskipun Ato merupakan penjaga keamanan yang terbilang masih sangat baru. Tapi dirinya berhasil menghentikan beberapa kebiasaan buruk para karyawan ditempatnya bekerja.

Sebagian Karyawan ditempat itu, selalu berada di lobi saat jam kerja, bahkan mereka hanya diam ditempat penjualan makanan sampai jam pulang kerja.

Ato yang menerima tugas mendisiplinkan Karyawan yang berleha-leha, ternyata menjalankan perintah atasannya itu dengan baik.

Mungkin saat ini, Ato sedang berada dijaman keblinger!

Yaitu jamannya kebaikan yang dibela oleh sedikit orang dan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.

***

"Emmmmp! Emmmmmmp!" suara jeritan terdengar di keheningan malam.

Wanita yang sedang bersama Ato, terus meronta. Sesekali ia mengeluarkan suaranya yang dalam keadaan bibir tertutup lakban hitam.

Rupanya Ato belum bisa menanggapi isyarat yang hendak ditujukan padanya.

'Apakah dia sudah mati? atau hanya tak sadarkan diri?' gumam Desi si wanita yang berada tak jauh dari Ato.

Nampaknya Desi belum mengetahui keadaan Ato yang sebenarnya, sehingga wanita itu terus berasumsi dan mengira-mengira hingga beberapa waktu.

Desi merupakan wanita mud berusia 22 tahun, ia adalah teman baik Ratna. Seorang wanita bernasib buruk yang melayangkan nyawanya di tangan Jodi dan kawan-kawan.

Sampai akhirnya waktu menunjukan pukul 04.00 pagi hari.

Beberapa jemari Ato tiba-tiba mulai terlihat bergerak perlahan, hal tersebut sekaligus menjadi tanda untuk Desi, bahwa pria di dekatnya sudah mulai tersadar.

Sebuah pukulan yang menghantam kepala Ato, ternyata membuatnya tak sadarkan diri. Entah berapa puluh pukulan dan tendangan yang dirasakan Ato setelah dirinya terpojok hingga menjadi sasaran empuk pengeroyokan Jodi dan orang-orang yang bersamanya.

Andaikan saat pengeroyokan tersebut, daya tahan tubuh Ato sedang dalam keadaan lemah, mungkin saja ia tidak bisa selamat dari maut. Untung saja, takdir tuhan sedang berpihak pada Ato, hingga sampai saat ini pria itu masih bisa bertahan.

Disaat pukulan yang diarahkan pada perut datang bertubi-tubi, Ato menahan nafasnya sekuat tenaga.

 Kemudian disaat serangan mengarah pada kepalanya, Ato merunduk dan berlinduk dibalik tangannya. Disaat Ato dalam posisi seperti itu, ternyata sikutnya mampu memberikan pertahanan sekaligus serangan pada lawannya.

Keadaan tulang sikut yang lebih kuat dari tulang lainnya, seakan meremukan kepalan tangan lawannya itu. Hingga beberapa orang yang tak sengaja memukul sikut Ato, berpikir ulang untuk kembali menyerangnya. Sebab rasa sakit yang diakibatkan benturan kepalan tangan dan tulang sikut menjadikan keunggulan tersendiri untuk Ato.

Akhirnya dengan berbagai siasat, Ato dijatuhkan dengan cara membenturkan balok kayu pada kepala dan tubuhnya.

"Eargh, sakit sekali kepalaku!" geram Ato sambil memegang kepalanya.

Mendengar Ato berbicara, Desi langsung mengeluarkan suara kembali,"Emmmmmmph, emmmph!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status