LOGINKi Sena dan panglima Gonda mati-matian membela keluarga kerajaan, dan tidak ingin ada satupun yang terluka di keluarga kerajaan yang mereka Jaka.Tapi, sekuat apapun mereka berdua, tapi akhirnya mereka kalah pada jumlah, belum lagi kemampuan yang dimiliki ketua Rondam cukup membuat keduanya tidak mampu berbuat banyak.Crasssssss.Satu cakar ketua Rondam akhiri perlawanan Ki Sena. Lima cakar bekas jari tangan ketua Rondam mengucurkan darah, dan itu tergambar jelas di tubuh Ki Sena.Dan tidak lama, panglima Gonda juga mengalami hal yang sama, tubuhnya tidak mampu bertahan melawan wakil ketua Rondam, Ki Patuk, dan kalah dengan luka yang memenuhi tubuhnya."Apakah ada lagi yang ingin mati?" kata ketua Rondam."Aku!" teriak seseorang dan dia melayang di udara.***Arya yang melesat dengan kuda gondala sudah mendengar adanya pertempuran di dalam istana.Tapi, Arya tidak langsung menuju ke istana, Arya memutuskan memutar kuda gondola, dan mencari keluarganya terlebih dahulu.Arya tahu, pasti
Keadaan istana begitu berantakan, kehancuran pada istana kerajaan Purawa terlihat sangat nyata, itu karena serangan dari lima kelompok hitam yang bekerja sama dibawah komando Ki Rangga.Ki Rangga, meskipun dia ikut masuk ke dalam perang itu, tapi dia sungguh tidak menemukan lawan yang sepadan.Mahapatih Tengguru, dan Patih Kuroda bukan lawan yang seimbang baginya, bahkan keduanya jauh di bawah kemampuan tokoh sesat itu."Patih! Segera kau selamatkan pangeran! Kalau tidak, dia bisa tewas!" kata Mahapatih Tengguru pada Patih Kuroda.Tapi, Patih Kuroda yang sesungguhnya sudah mengalami luka parah hanya menggeleng pelan."Sepertinya kita harus pasrahkan pangeran tewas, Mahapatih. Meskipun aku kesana, belum tentu juga aku akan sampai tepat waktu," kata Patih Kuroda."Hahahaha! Apa kalian bicara untuk pertemuan kalian di neraka," ucap Ki Rangga ejek Mahapatih Tengguru dan Patih Kuroda.Aaaaaaaaaaaaaaaaa.Belum selesai ucapan itu hilang dari mulut Ki Rangga, terdengar satu jeritan keras dari
Ki Rangga yang melihat anak buahnya tidak mampu hancurkan pintu gerbang kerajaan Purawa geram bukan main."Bodoh kalian semua! Mundur!" teriak Ki Rangga.Sekalian Ki Rangga melompat dan sudah ada tepat di hadapan gerbang masuk kerajaan Purawa.Bammmmmmm.Dengan satu pukulan penuh tenaga dalam, gerbang masuk itu langsung hancur berantakan jadi puing-puing kayu yang beterbangan.Tidak hanya gerbang yang hancur, tapi prajurit kerajaan Purawa yang menahan pintu juga terlempar begitu jauhnya, bahkan sampai ada yang melayang ke udara."Apalagi yang kalian tunggu, segera bunuh semua orang yang ada di istana ini. Tidak ada kata menyerah, bunuh semuanya!" teriak Ki Rangga memberikan perintah langsung.Mahapatih Tengguru menatap ke arah Patih Kuroda."Patih! Segera perintah satu atau dua panglima mengawal keluarga kerajaan, keluarga kerajaan sepertinya sudah bisa meninggalkan istana ini, karena sekarang semua serangan sudah fokus ke istana ini," kata Mahapatih Tengguru memberikan perintah."Ba
Satu persatu semua kelompok yang menyerang ke kerajaan Purawa mulai berdatangan, dan benar saja, lima arah mata angin sudah dipenuhi oleh kelompok yang kini menjadi anak buah dari Ki rangga, ataupun iblis Api.Tapi, sama seperti kelompok banteng merah, empat kelompok lainnya juga berhenti saat sudah melihat kerajaan Purawa, dan itu membingungkan semua orang yang ada dalam istana."Mahapatih, apa mereka mengetahui rencana kita?" tanya Patih Kuroda."Aku tidak yakin, Patih! Tapi ini memang sangat membingungkan," kata Mahapatih Tengguru.Saat mereka semua masih dilanda kebingungan, salah satu dari kelompok itu berjalan ke arah kerajaan, dan langkahnya sangat pasti."Aku ingin bertemu dengan Mahapatih kerajaan ini?" teriaknya di depan gerbang masuk sambil angkat kedua tangan ke atas."Aku akan temui dia! Kau terus berjaga, Patih!" kata Mahapatih Tengguru."Siapa kau? Apa yang kau inginkan?" tanya Mahapatih Tengguru."Maaf Mahapatih, kami terpaksa melakukan semua ini, jika tidak kami akan
"Tunggu anak muda!" teriak salah satu pengungsi itu dan itu membuat Arya hentikan laju kuda gondola."Ada apa paman?" tanya Arya."Apakah itu sungguh kuda gondola?""Benar, kenapa?""Kalau itu kuda gondola, kalau begitu kau pangeran Candra?" tanya pengungsi itu."Benar, aku memang pangeran Candra, dan aku akan menuju ke istana untuk menjaga negeri ini," jawab Arya."Pangeran! Maafkan kebodohan kami yang tidak kenali calon raja sendiri!" teriak semua pengungsi dan berlutut pada Arya."Kalau kalian ingin tinggalkan negeri ini, bagaimana mungkin kalian masih rakyatku," kata Arya."Tidak! Kami tidak akan tinggalkan negeri ini, kami akan kembali ke istana dan akan membela negeri ini," kata penduduk itu."Jangan kembali!" kata Arya yang kali ini melarang mereka."Kenapa pangeran?""Kalau kalian kembali sekarang, kalian hanya akan antarkan nyawa, jadi kalian sebaiknya bertahan di sini atau mencari tempat yang lebih aman!" kata Jaka Srenggi."Baik, pangeran! Terima kasih atas kemurahan hati p
"Aku harus segera pergi dari sini, kalau tidak kerajaan akan hancur, tidak hanya itu aku pasti akan kehilangan ayahanda dan juga seluruh keluargaku yang ada di kerajaan!" ucap Arya.Arya memang masih ada di hutan kematian, dan dia sudah kembali memiliki pusaka pedang urat petir, pedang yang sempat tidur panjang.Hupppp!Arya melayang tinggi, dia memutuskan untuk melesat lewat udara, karena dia tahu jalan darat akan sulit karena medan di hutan kematian sangatlah sulit."Guru!" teriak Arya begitu dia sampai di perguruan matahari.Ketua besar perguruan matahari datang, dan dia heran karena tubuh Arya yang cukup berantakan."Ada apa dengan dirimu Arya?" tanya Sanjaya."Saat ini itu bukan hal yang ingin aku bicarakan pada guru, tapi aku ingin guru membantu diriku," ucap Arya."Katakan, apa itu muridku?""Aku juga akan membantu!"Guru Tandui juga sudah ada di sana."Kerajaan ayahku, saat ini akan diserang oleh golongan hitam, dan aku membutuhkan bantuan dari kalian," kata Arya."Kerajaan ay