INICIAR SESIÓNDengan memacu kuda secepat mungkin, seolah baru datang dari jauh, raja Ragajaya memasuki istana kerajaan lingga dengan sangat cepat."Ada apa dengan, yang mulia? Kenapa begitu terburu-buru?" kata pengawal kerajaan."Segera panggilkan tabib istana?" teriak raja Ragajaya dengan suara yang keras.Teriakan keras itu sampai ke telinga pangeran Badasa, dan dia langsung keluar.Betapa kagetnya pangeran Badasa saat melihat orang yang terbaring tanpa daya, dia adalah Ki Renggo, paman dan orang yang sudah membesarkan dirinya."Yang mulia! Apa yang terjadi dengan paman, Renggo?" tanya pangeran Badasa."Nanti saja kita bicara pangeran! Saat ini keselamatan Ki Renggo yang terpenting!" jawab raja Ragajaya."Bawa dia ke ruangan pengobatan!" kata raja Ragajaya begitu tabib istana datang.Dengan segera, tubuh lemah ki Renggo di tandu dan dibawa ke sebuah ruangan yang penuh dengan bau obat-obatan."Aku sungguh ingin tahu apa yang terjadi yang mulia?" tanya pangeran Badasa dengan wajah yang gelisah dan
Ki Renggo dan raja Ragajaya masih bicara, dan mereka sudah mencapai kesepakatan untuk hancurkan kerajaan Purawa sampai rata dengan tanah."Tadi kau katakan akan mengatakan sebuah rencana, padaku? Apa itu?" tanya Ki Renggo pada raja Ragajaya."Aku ingin kita hancurkan kerajaan itu dengan cara berperang!" kata raja Ragajaya."Maksudnya?""Seperti yang sama-sama kita inginkan. Kita hancurkan kerajaan itu, tapi jangan langsung ke kerajaan itu. Kita hancurkan dari kota demi kota!" kata raja Ragajaya."Maksudnya kau ingin menyerang dengan pasukan kerajaan lingga?" tanya Ki Renggo."Tidak! Aku tidak ingin gunakan prajuritku!" "Jadi kerajaan apa yang akan menjadi lawan kerajaan Purawa berperang?" tanya Ki Renggo heran."Kerajaan yang satu lagi!""Kerajaan Teruma? Aku yakin itu akan sulit!" kata Ki Renggo."Hahahaha! Banyak yang berubah sejak kau tidak ada di negeri pulau ular ini, ku Renggo!" "Contohnya?""Contohnya adalah kerajaan Teruma sudah adalah tanganku!" kata raja Ragajaya."Apa? It
Prajurit yang menjaga gerbang kerajaan lingga menatap Ki Renggo dengan tatapan tajam, jelas dia tidak suka dengan perkataan Ki Renggo yang mengamcam dirinya."Tapi jika raja Ragajaya tidak kenal dengan dirimu, maka kau akan kami usir paksa dari sini!" kata prajurit itu."Katakan saja, Ki Renggo dari Purawa!""Tunggu disini, dan jangan sedikitpun kakimu melewati gerbang ini!" kata penjaga gerbang itu."Baik, aku tunggu disini!" ucap Ki Renggo."Kenapa kita mendatangi kerajaan ini, paman? Kenapa tidak langsung ke kerajaan Purawa?" tanya pangeran Badasa."Kita akan meminta bantuan pada raja kerajaan ini. Aku yakin dia akan membantu kita!" kata Ki Renggo."Aku rasa kita sudah cukup paman!" kata pangeran Badasa yakin pada kemampuan yang dia miliki."Hahaha! Kau mungkin kuat keponakanku. Tapi jika kau bertarung melawan ribuan prajurit seorang diri, apa kau akan mampu menang?"Kali ini pangeran Badasa diam, tidak menjawab dan memikirkan apa yang dikatakan oleh Ki Renggo.Sementara itu, di da
Ki Renggo masih berusaha dengan semua kepura-puraan yang dia miliki. Dia ingin pangeran Badasa semakin jatuh dalam api dendam yang jelas akan dengan mudah dapat dia manfaatkan."Paman! Jawab aku paman! Apa paman akan bersama dengan Badasa?" tanya pangeran Badasa mengulang pertanyaannya."Keponakan ku! Sesungguhnya, paman tidak ingin bertikai dengan keluarga sendiri. Tapi apa kau sungguh ingin melakukan ini?""Iya! Aku akan balas dendam. Mereka harus rasakan apa yang aku rasakan, mereka harus rasakan penderitaan, Badasa!" jawab pangeran Badasa tegas."Kalau begitu, paman tidak mungkin menolak keinginan keponakan paman. Kau akan dapatkan apa yang kau inginkan!" kata Ki Renggo."Kalau itu, paman akan bersama dengan Badasa?""Iya! Apa boleh buat! Itu sudah keinginanmu, Badasa. Paman akan membantu dirimu!" kata Ki Renggo dengan tawa yang keras dalam hatinya.***Sebuah kapal kecil yang hanya membawa dua manusia berlayar dan di ombang-ambing oleh ganasnya lautan yang luas."Apakah kita akan
"Apa .. apa maksud Kakek kalau Badasa adalah seorang pangeran?" tanya Badasa heran dan bingung."Dan satu lagi, aku bukan kakekmu!" kata lelaki itu lagi."Bukan kakek? Jadi siapa, kek?" tanya Badasa."Aku adalah pamanmu! Aku adalah adik dari ayahmu! Aku pamanmu, Renggo!" jawab lelaki yang tak lain memang adalah Ki Renggo."Paman? Badasa sungguh bingung, kek!" kata Badasa."Tidak usah bingung. Kau akan tahu segalanya saat kita sampai di kerajaan Purawa!" kata Ki Renggo."Kerajaan Purawa?" tanya Badasa heran dan bingung dengan nama kerajaan baru kali ini dia dengarkan itu."Benar! Seperti yang aku katakan tadi, aku adalah adik dari ayahmu, raja kerajaan Purawa!" kata Ki Renggo pada Badasa.**"Puluhan tahun yang lalu, pada saat kerajaan Purawa, kerajaan Teruma dan kerajaan Lingga masih dalam kedamaian tanpa ada gesekan.Di kerajaan Purawa, lahir tiga pangeran yang dilahirkan oleh Permaisuri kerajaan itu.Yuda, Sena dan Renggo, itu nama ketiga pangeran kerajaan itu.Yuda sebagai putra te
Nama Arya dielu-elukan di istana kerajaan Purawa. Raja muda yang diharapkan akan membawa perubahan baru bagi seluruh negeri Purawa.Arya tidak dapat menahan rasa haru melihat kepercayaan yang diberikan warga kota dan seluruh negeri pada dirinya."Aku akan menjaga semua ini! Saat ini tanggung jawab di pundakku semakin besar. Hal yang tidak aku sangka akan secepat ini!" ucap Arya bicara sendiri."Ini memang yang akan kau jaga, cucuku. Cepat atau lambat ini akan terjadi karena kau adalah seorang calon raja. Dan saat ini sudah jelas kalau kau adalah raja yang baru," kata Ki Maja pada Arya."Iya kek! Chandra memahami semua itu!" kata Arya.Ki Maja angkat tangannya, seolah memberikan kode pada seluruh orang yang masih bersemangat meneriakkan nama Arya."Arya Chandra Swadewa! Itu artinya raja yang diberkahi dewa matahari! Aku harap ini akan awal baru untuk kita semua!" teriak Ki Maja."Diberkahi dewa matahari! Sungguh nama yang sangat bagus!" ucap Patih Kuroda.Untuk kesekian kalinya nama Ar







