Beranda / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 34. Sudah Bisa Pulang Sekarang?

Share

Bab 34. Sudah Bisa Pulang Sekarang?

last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-14 17:32:43

Jika Julia tau yang sedang mereka pikirkan ia pasti kaget.

Axel hanya tersenyum pasrah, ia menatap ibunya dan berkata, "Ibu mana mungkin aku memaksakan kehendak ku pada seorang wanita, apakah ibu pikir aku ini adalah pria brengsek?"

"Baiklah-baiklah, ibu salah." Jawab Julia seolah-olah menyesal, namun ia tetap memasang senyum jahil.

...

Di kediaman keluarga sanjaya.

Rex Sanjaya, kakak dari Dean berdiri di depan tiga orang remaja pria yang masih mengenakan seragam sekolah, mereka tidak lain adalah Dean adiknya dan dua temannya Marcel dan Mike.

"Siapa yang begitu berani memukuli kalian? Apakah dia tidak mengenal aku dan keluarga Sanjaya kita?" Tanya Rex angkuh.

Dia merasa keluarga Sanjaya adalah salah satu keluarga terkuat di kota Savana ini, bahkan jika Wali Kota Savana sendiri yang berhadapan dengan keluarga mereka, ia tetap harus memberi mereka wajah.

Ayahnya Robert Sanjaya, mempunyai koneksi di ibu kota Provinsi. Jhon Sanjaya, yang merupakan sekretaris Gubernur Provi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 255. Bayangan di Paviliun Nhadi

    Ruang kendali Aolenric Lerion Prime diselimuti cahaya biru dan merah lembut dari orbit Planet Frost-Fire. Di layar besar 6D yang menampilkan peta energi permukaan, tiba-tiba hologram Axel muncul dan berdiri dengan ekspresi serius. Di hadapannya, empat istrinya, Nevada, Lyra, Laxia, dan Vania, berdiri tegak dengan seragam diplomat berwarna merah marun, simbol misi perdamaian mereka. Namun malam itu, suasananya jauh berbeda dari misi diplomatik biasa. Axel memandangi mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. “Mulai saat ini, misi kalian berubah. Status diplomat dicabut, dan kalian resmi menjadi agen Raging Falcon. Fokus misi: penyelidikan Paviliun Nhadi.” Lyra mengangkat alis. “Penyelidikan? Jadi kita tidak akan melakukan negosiasi lagi?” Axel mengangguk pelan. “Benar. Ada yang tidak beres di sana. Sensor Zordon mendeteksi anomali energi iblis yang sangat kuat di sekitar paviliun. Sistem penginderaan bahkan gagal menembus radius dua kilometer dari bangunan itu. Kalian e

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 254. Penjelajahan di Planet Fire

    Keesokan paginya, matahari merah Planet Fire terbit perlahan, memantulkan cahaya seperti bara ke seluruh kota kristal magma. Udara panas bercampur aroma mineral, dan di langit tampak burung-burung api berputar membentuk pola spiral. Axel dan empat istrinya, Miya, Mila, Nevertari, dan Ravina, berjalan bersama Kaelara di sepanjang jalan utama. Di kiri kanan, para penduduk Fire menunduk hormat, namun tatapan mereka kaku, seolah senyum di wajah hanyalah topeng. “Planet ini terlihat makmur,” ujar Miya pelan. “Namun hawa di sekitarnya... terasa berat.” Kaelara menoleh sedikit, menatap Miya dengan tatapan diplomatis. “Kalian orang luar mungkin tidak terbiasa dengan energi api kami. Setiap napas di sini membawa sisa kekuatan para leluhur.” Axel menatap ke arah menara tinggi di kejauhan, di puncaknya terdapat simbol berbentuk mata yang selalu berputar perlahan. “Menarik,” katanya tenang. “Kekuatan leluhur... atau kekuatan yang mengawasi?” Kaelara tersenyum samar, tidak menjawab. Mereka b

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 253. Perjumpaan Dengan Lord Ignis

    Aula utama Planet Fire berdiri megah, dinding-dindingnya berlapis batu merah menyala yang tampak berdenyut seolah hidup. Di tengah ruangan, singgasana dari logam hitam berdiri kokoh, dan di atasnya duduk seorang pria muda berambut perak menyala, Lord Ignis. Meski wajahnya terlihat seolah baru berusia dua puluh lima tahun, aura di sekitarnya menunjukkan kebijaksanaan dan kekuatan yang telah berusia dua abad. Axel melangkah masuk bersama empat istrinya, Miya, Mila, Nevertari, dan Ravina, dengan langkah tenang dan penuh wibawa. Kaelara, perwakilan istana Fire, menunduk memberi hormat kepada Ignis. “Yang Mulia, mereka telah tiba.” Ignis berdiri perlahan, sorot matanya tajam namun penuh rasa ingin tahu. “Selamat datang di Planet Fire, pengembara dari jauh. Aku telah mendengar perjalananmu di berbagai dunia, Axel.” Suaranya bergema lembut, tapi mengandung tekanan yang dalam. Axel menunduk sopan. “Terima kasih, Lord Ignis. Kami datang bukan untuk mencampuri urusan dua dunia, hanya ingin m

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 252. Asal Mula Konflik Frost-Fire

    Langit di atas Frost berwarna biru pucat, berkilau lembut di bawah cahaya dua matahari kecil kembar. Salju jatuh perlahan, namun hawa di bawahnya terasa berat, seolah planet itu menyimpan luka lama yang belum sembuh. Axel berdiri di tengah lapangan es bersama Namira, Caitlin, Michella, dan Ginora, mendengarkan kisah para tetua Frost yang berkumpul di sekitarnya. Seorang lelaki tua berjanggut putih melangkah maju. Ia adalah Ridham, tetua tertua dan tangan kanan Lord Nawkin. Tubuhnya tampak rapuh, namun suara yang keluar dari bibirnya penuh wibawa. “Kalian ingin tahu mengapa dua dunia ini saling membenci? Aku akan bercerita.” Axel mengangguk pelan, tangannya terlipat di dada. “Ceritakanlah, Tuan Ridham. Kami datang memang untuk mendengarkan kisah dan mempelajari sejarah, untuk menambah pengetahuan kami, bukan untuk menghakimi.” Ridham menarik napas panjang. “Dahulu, sebelum Frost dan Fire berpisah, Lord Bargas dari Fire dan Lord Nawkin dari Frost bersahabat erat. Mereka berbagi ilmu,

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 251. Empat Gadis yang Merajuk

    Di ruang komando Aolenric Lerion Prime, ada empat gadis cantik yang memasang wajah muram seperti sedang merajuk. Mereka adalah Vania, Laxia, Lyra, dan Nevada. Mereka bingung dan kesal, karena Axel tidak memberikan tugas apapun pada mereka, bahkan nama mereka pun tidak disebut. Mereka pun berpikir, apakah Axel melupakan mereka. Nevada melangkah ringan ke ruang komando Aolenric Lerion Prime, wajahnya menunjukkan campuran bosan dan penasaran. Di belakangnya menyusul Laxia, Lyra, dan Vania. Mereka berempat saling bertukar pandang, lalu Nevada akhirnya angkat suara. “Kakak,” katanya dengan nada lembut tapi tegas, “bagaimana dengan kami? Mengapa Axel tidak menyebut atau memberi kami tugas? Apakah kami akan terus duduk-duduk saja di sini?” Catherine, yang tengah mengamati data orbit Frost-Fire, menoleh dengan senyum tipis namun hangat. “Ah, kalian berempat… aku juga tidak tahu, bagaimana kalau kita tanya langsung pada kapten kita?” Catherine lalu menghubungi Axel, "Kapten, empat gadis

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 250. Interaksi Dengan Para Penduduk

    Di kejauhan, beberapa sosok muncul, tubuh mereka memancarkan aura merah menyala, mata mereka waspada. Salah satu pria, bertubuh tinggi dan berotot, mengenakan baju zirah lava, menatap tajam ke arah tim. Di sampingnya, seorang wanita dengan rambut seperti bara api memegang tombak yang menyala. Dua sosok lainnya, pria dan wanita, menatap dengan hati-hati, sementara seorang panglima wanita berdiri sedikit di belakang, tangan di pinggang, menilai kedatangan tim.“Kau dari planet lain, bukan?” tanya salah satu pria dengan nada curiga. “Apa maksud kalian datang ke wilayah Planet Fire?”Axel Api melangkah maju, wajah tenang. “Kami bukan ancaman. Kami datang untuk mengamati dan belajar tentang kondisi planet ini. Namaku Axel Skays, dan ini para istriku Nevertari, Mila, Miya, dan Ravina” katanya sambil menyalurkan aura api yang lembut, menari-nari di sekeliling tubuh mereka. Gelombang energi hangat namun terkendali itu menyentuh tanah, menenangkan sedikit kekhawatiran penduduk.Nevertari mela

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status