Levon melebarkan senyuman, “Terima kasih, Tuan, tetapi saya ingin masuk kesana.” Penolakan dari Levon menimbulkan berbagai reaksi dari semua orang. Ada yang punya harapan kembali untuk menemani Levon pergi ke ruangan bawah tanah secara gratis. Ada juga yang tak sedikit mengatakan Levon adalah manusia bodoh karena menolak uang sebanyak itu.
“Sudahlah, Lev. Saya yakin orang miskin sepertimu lebih membutuhkan uang daripada hiburan. Bayangkan! Dengan uang sebanyak 25 juta dolar bisa merubah hidupmu. Kau juga bisa berhenti dari perusahaan ini untuk menikmati uang sebanyak itu.” Fletcher memutari Levon untuk memanas-manasinya.
“Maaf, Tuan ... Sekali lagi, terima kasih atas penawarannya. Uang 25 ribu dolar itu sangat banyak, tetapi saya ingin menikmati keindahan di ruangan bawah tanah restoran RDO.” Levon menolak secara halus. Ia tampak sama sekali tidak goyah dengan uang sebanyak 25 ribu dollar.
“Aku bangga padamu, Lev,”
“Ya! Siapa dirimu yang membuatku semakin kagum?” tanya Rose melebarkan senyuman.Levon menghembuskan nafas pelan sambil mengerutkan hidung, “Aku manusia.”“Hahahaha ... Dan kau juga seorang laki-laki.”“Bukan ... aku seorang pria.”“Hahahaha ... kau sangat manis sekali.”“Apakah kita gagal?” tanya Levon sambil tangannya mengekspresikan seperti orang yang sedang makan.“Hahahaha ... baiklah.” Levon dan Rose pergi ke restoran sederhana di samping perusahaan LEO Group.Ketika Levon dan Rose selesai makan, mereka kembali untuk melanjutkan pekerjaan. Di detik itu juga, Levon penasaran pergi ke ruangan P3K perusahaan yang berada di lantai dua.Levon mengintip di balik pintu yang sedikit terbuka. Dia tersenyum miring melihat Fletcher sudah bangun dari pinsannya dan sedang berbicara dengan Eric yang sudah duduk di kursi sebelah ranjang pasien.
Setelah sampai di depan pintu ruangan Rose, Levon menyengir mendengar perselisihan antara Rose dan Fletcher. Ia mengerti, Fletcher sedang melancarkan aksinya untuk mendapatkan cinta Rose.Pintu ruangan Rose terbuka lebar, sehingga Levon masuk begitu saja dan berpura-pura tidak tahu ada Fletcher di dalam, “Permisi, Nona— Tuan Fletcher?” Levon berpura-pura menghentikan langkah dan sedikit terkejut dengan keberadaan Fletcher.“Kebetulan sekali kau ada disini, Sampah!” pekik Fletcher dengan tatapan mata merendahkan Levon.“Levon?” sapa Rose lembut.“Sepertinya aku menganggu waktu kalian,” balas Levon sambil memutar badannya.“Tunggu, Levon.” Fletcher berkata lembut tersenyum palsu sambil menghampiri Levon. “Apakah kau lupa, kau telah memukulku di kantin? Kau bisa saja kulaporkan pada polisi atas tuduhan penganiayaan kepadaku, tetapi kau tak perlu khawatir. Kau tidak akan kulaporkan
“Hahahaha,” Levon justru tertawa menatap Fltecher.“Mengapa kau tertawa, Bodoh?” tanya Fletcher dengan senyuman miring. Ia menganggap Levon sudah gila.“Tuan, saya mengejarmu bukan untuk memohon padamu agar tidak melaporkanku pada polisi. Apalagi memberikan dua tiket itu secara sia-sia kepada Tuan,” jelas Levon menertawakan Fletcher.Fletcher menampar keras Levon dengan tatapan marah, “Lalu untuk apa kau mengejarku kalau bukan untuk itu?”“Untuk ini.” Levon tersenyum seperti tidak merasakan adanya tamparan. Ia mengambil hp di kantong celana dan memberikan pada Fletcher.“Kau sepertinya sudah gila!” Fletcher tidak mau mengambil hp itu, tapi beberapa detik kemudian ia menyengir dan tertawa keras, “Kau memang benar-benar sudah gila karena takut masuk penjara.”Levon tak mau kalah, ia juga tertawa keras seirama dengan Fletcher. Dan itu justru membuat Fletch
“Aku sang penguasa!” Levon menyeringai dan hanya menjawab dari dalam hatinya. Ia terus tetap melangkah meninggalkan Fletcher.Levon mengambil peralatan cleaning service di ruangan lantai satu. Levon tak langsung pergi ke ruangan Rose. Ia pergi ke ruangan CEO terlebih dahulu.Melihat pintu bergerak, Pulisic spontan berdiri dari meja kerjanya. Ia tahu siapa yang membuka pintu itu. Hanya Sang Tuan dan dirinya yang dapat membuka pintu ruangan CEO.“Tuan?” sapa ramah Pulisic dengan posisi setenga membungkuk tanda hormat.“Ada tugas untukmu,” ucap Levon tanpa basa-basi. Tatapannya begitu dingin dan sangat serius.“Siap, Tuan. Saya akan menjalankan tugas itu!” respon cepat Pulisic dengan sikap sempurna seperti seorang prajurit yang siap menerima tugas dari komandan perang.“Cepat kau hapus permanen rekaman cctv yang mengarah pada lift. Sebelum ada yang tahu, hapus rekaman yang memper
“Saat kita berada di dalam lift, aku tidak melihat Levon seperti yang kukenal. Dia seperti binatang buas ... Sangat dingin dan menakutkan,” ungkap Fletcher pada Eric yang mendaratkan tubuhnya juga di kursi di depan meja kerja Fletcher.“Itu sudah biasa jika orang sedang marah.”“Tidak, tidak ... Tidak seperti yang kau lihat waktu dia marah di kantin. Dia tidak sedang marah. Dari cara sikapnya, dia bukan orang sembarangan. Jika kau melihanya, kau tak akan sanggup menatapnya lebih lama.” Fletcher menjelaskan dengan menerawang jauh mengingat sikap mengerikan yang ditunjukkan Levon di dalam lift.“Apa kau sedang bercanda?” Jari Eric mengetuk-ngetuk meja dan sedikit tidak percaya dengan ucapan Fletcher.“Kau akan percaya jika kamu melihat rekaman cctv itu.” Fletcher menyandarkan tubuh di kursi kerjanya sambil menghembus napas kasar.“Oke, aku akan percaya setelah melihatnya sendiri.&rdquo
Di malam hari sekitar pukul 18:30, Rose menjemput Levon di rumah sewanya. Mereka langsung menuju restoran RDO dan menemui Ethan untuk meminta tiket ekslusif premium gratis sesuai yang dijanjikan.Saat memasuki pintu belakang, ada sebuah lorong panjang di dalam. Di ujung lorong, ada sebuah pintu yang di jaga ketat oleh lima orang satpam. Levon dan Rose cukup memperlihat tiket itu mereka, dan mereka membukakan pintu yang menghubungkan ke dunia fantasi.“Wooowwwww ... apakah aku sedang bermimpi?” Levon membuka mulut dan tidak berkedip ketika ia sudah berada di dunia fantasi. Ia menampar pipinya sendiri untuk memastikan, apakah ia sedang bermimpi atau tidak. “sakit, aku tidak bermimpi.”“Kamu lihat sendiri, kita seperti ada di dunia lain.” Rose juga tidak mengedipkan mata menyapu pandangan ke sekelilingnya.“Iya Rose, dunia fantasi ini adalah ideku. Dan kamu beruntung, pemiliknya saat ini sedang bersamamu.” Levo
“Tolong usir dia!” perintah Rose pada satpam yang lewat di hadapannya. “dia sudah mengganggu ketenangan pengunjung lainnya.”“Itu tidak benar. Aku kesini datang untuk menikmati keindahan dunia fantasi ini, bukan untuk mengganggu,” timpal Fletcher.“Baiklah seperti ini saja. Kalian berpisah,” kata Si Satpam bijak dalam menangani permasalahan pengunjung.“Kamu dengar itu, Fletcher!” pekik Rose mempertebal ucapannya dan menarik tangan Levon untuk pergi dari hadapan Fletcher. Sementara itu, Si Satpam juga pergi meninggalkan Fletcher.“Sialan,” umpat Fletcher kesal. “aku harus cari cara untuk mengganggu mereka.”Beberapa detik berpikir keras, akhirnya Fletcher menemukan cara untuk mengganggu mereka. Ia memanggil seorang penyihir, “Penyihir oh penyihir. Datanglah!”Penyihir itu datang dari udara dan menghampiri Fletcher dengan wajah memerah, “Meng
Senyuman miring Ethan dan Fletcher kini semakin kecut. Mereka kesal karena obat itu dicampur ke hidangan Leo pizza, tetapi Levon tidak memakannya. Kini justru mereka melihat Rose memanggil waitress untuk membawa Leo pizza itu ke belakang. Dari gerakannya, mereka tahu Rose meminta waitress untuk membungkus Leo Pizza dan ingin dimakan dirumah.“Aku udah kenyang, bisakah kita melanjutkan petualangan lagi?” ajak Levon pada Rose sambil mengambil hp barunya di kantong celana.“Ya tentu! Sekarang masih jam delapan. Masih kurang empat jam untuk menikmati keindahan ruangan bawah tanah ini.” jawab Rose pada Levon yang sedang mengetik pesan di hp.Mereka pun menyusuri dan pergi ke dunia fantasi yang lain. Mereka pergi ke dunia fantasi kerajaan dan zaman masa purba.Mereka benar-benar takjub akan keindahan dunia fantasi di ruangan bawah tanah restoran RDO. Hingga tidak terasa ada pemberitahuan bahwa sudah hampir jam 12. Itu artinya restoran RD