Share

Bab 9 || Ryder Yang Malang

Damian pergi ke tengah lapangan dan mengajarkan beberapa teknik dasar berpedang seorang ksatria sihir. Sedangkan Zack, membaca buku tentang mantra sihir yang diberikan oleh Jafar kepala akademi. Ryder yang begitu bersemangat tidak sadar jika darah terus menetes di lengannya. Sontak para murid berteriak kaget karena Ryder sama sekali tidak peduli dengan luka di lengannya.

"Pak guru, Ryder berdarah cukup banyak," pekik Evan.

Damian dan Zack dengan cepat berlari ke arah Ryder. Semua murid mundur dan menjauh dari Ryder. Tatapan mereka seperti sedang ketakutan, Damian segera meminta salah satu murid untuk memanggil Alice untuk menyembuh Ryder. Sedangkan, Ryder hanya diam dan menatap Damian dan Zack bergantian.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri," ketus Ryder.

Tiba-tiba pandangan Ryder memudar, badanya bergetar hebat membuat Ryder pingsan seketika. Damian menggendong Ryder menuju ruang kesehatan akademi, disana Alice telah menyiapkan beberapa ramuan khusus untuk menangkal racun yang mematikan. 

"Aku harap kamu bisa bertahan, Ryder," lirih Alice.

Satu jam kemudian, Pak Jafar kepala akademi telah datang untuk mengecek keadaan Ryder, Alice hanya bisa menunggu dan tak bisa melakukan banyak untuk membantu Ryder.

Setelah Pak Jafar pergi dari ruang kesehatan, Evan masuk dan menemani Ibu Alice menjaga Ryder. Tidak banyak orang yang peduli pada Ryder disana, bahkan Ryder memiliki banyak orang yang menantangnya. 

"Ryder, aku mohon segeralah sadar," gumam Evan. 

Mata Ryder bergerak perlahan, lalu terbuka membuat semua orang kaget dan senang melihat Ryder berhasil sadar. Evan segera memberikan informasi kepada pak Jafar yang menunggu kabar dari Ryder. Zack dan Damian ikut senang, meskipun tubuh Ryder terlihat lemah tapi kekebalan tubuhnya sangat kuat.

"Aku percaya Ryder bisa sadar," sahut Damian bangga.

"Kau sepertinya sangat peduli pada Ryder, apa yang terjadi?" tanya Ryder.

"Ryder, adalah cucu dari Alexiuz guru saya, jadi saya harus menjaganya menggantikan guru," ungkap Damian.

"Benarkah? Aku sangat terkejut, tapi kenapa Ryder tidak memiliki kekuatan seperti kakeknya?" tanya Zack.

"Itu karena, guru mendapat kutukan,dimana salah satu keturunannya tidak bisa menggunakan sihir dan bernasib buruk," jawab Ryder.

"Siapa yang mengutuk gurumu?" tanya zack lagi.

"Aku tidak tahu hal itu, sudahlah jangan bahas hal ini lagi saat Ryder ada," kata Damian.

Zack merasa kasihan pada Ryder, karena kesalahan orang lain Ryder harus menerima nasib yang begitu buruk dan bangkit dengan dirinya sendiri. Damian juga tampak sedih dengan hal itu, namun Zack hanya guru biasa tak mampu melepaskan kutukan ataupun membangkitkan sihir seseorang.

"Ryder, untuk sementara kamu harus beristirahat selama seminggu, jadi ibu harap kamu tidak melanggar apa yang barusan aku katakan," tutur Ibu Alice.

Ryder mengangguk paham lalu kembali tertidur dengan pulas. 

Di tempat lain, Freya sudah sadar dan sehat kembali berkat sihir penyembuh yang ada dalam dirinya. Namun, Freya masih tidak ingin bicara mengapa dia lepas kendali dan hampir membuat semua orang dalam bahaya. 

Keesokan harinya, Freya berjalan ke arah kelas petarung namun Pak Zack meminta Freya untuk kembali ke kelas penyihir. Freya hanya bisa pasrah mengikuti peraturan kelas. Saat di ruang kelas penyihir, Natalia menatap Freya dengan tajam seperti ingin menyerang Freya. Namun, Daren tiba-tiba melemparlan sebuah buku ke arah Freya, membuat seluruh murid terkejut termasuk Natalia yang tertawa kecil melihat wajah Freya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Freya.

"Sepertinya kau lupa kejadian kemarin tuan putri," jawab Daren.

"Aku sama sekali tidak lupa, tapi apa masalahmu?" tanya Freya lagi.

"Jangan berlagak bodoh, aku hanya ingin melihat kekuatanmu yang sebenarnya," ungkap Daren.

"Ap-" 

Belum sempat Freya menjawab, Daren telah memukul kepala Freya dengan keras. Darah segar mengalir di dahi Freya, sambil berusaha menahan perih di dahinya Freya berdiri dan memegang tangan Daren. 

"Aku tidak punya waktu meladeni orang bodoh sepertimu," bisik Freya.

Daren yang begitu kesal menarik rambut Freya ke belakang, dengan sigap Freya memutar badannya dan menggunakan tinju sihir api yang membuat Daren terpental ke dinding kelas. Natalia terdiam melihat kekuatan Freya yang begitu kuat, bahkan mampu mendorong lawannya begitu jauh. 

Daren terkulai lemah, badannya seketika remuk karena menabrak dinding batu. Semua murid hanya diam dan tidak peduli, takut dengan Freya yang semakin kuat.

Freya berjalan dengan pelan mendekati Daren, lalu berjongkok sambil memukul-mukul kepala Daren. 

"Apa kamu sudah paham, perbedaan dari kita berdua itu sangatlah jauh jadi jangan terlalu sombong," ucap Freya.

"Awas kau, aku akan membalasmu nanti," amuk Daren.

"Diamlah, dasar pecundang," bisik Freya.

Freya memukul belakang kepala Daren membuatnya pingsan dan tidak sadarkan diri. Zack yang baru saja datang ke kelas, sangat terkejut melihat Daren yang terluka. Murid laki-laki segera diperintahkan oleh Zack untuk menggotong Daren ke ruang kesehatan.

Ryder yang baru saja selesai sarapan, melihat Daren yang pingsan dibawa oleh para murid.

"Sepertinya dia melakukan hal bodoh," gumam Ryder sambil tertawa kecil.

"Dia menantang Freya, dan akhirnya seperti ini," sahut salah seorang murid.

"Freya sudah kembali?" tanya Ryder.

"Iya, dia sudah kembali sehat seperti sedia kala," jawab murid itu.

Setelah membantu Daren berbaring di tempat tidur, para murid yang membawanya pun keluar dari ruang kesehatan. Ryder menatap luka di lengannya, karena luka yang telah sembuh sekarang Ryder bisa sadar dan tidak mengalami kesakitan lagi. Ryder sama sekali tidak menyangka, akan terkena racun yang berbahaya dari kekuatan Freya kemarin lalu. 

"Dia sangat kuat, dibanding siapapun," ucap Ryder.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status