Share

Bab 8 || Umpan dari Natalia

Ryder melihat sekelilingnya dengan kagum, bangunan besar dengan desain dan interior yang mewah begitu memanjakan mata. Ruangan kepala akademi dijaga begitu ketat, hanya orang-orang yang memiliki akses bisa memasuki area kepala akademi.

Pria tua itu mempersilahkan Ryder duduk, selagi menyeduhkan secangkir teh bunga mawar yang begitu pekat. Ryder begitu gugup, entah apa yang telah dilakukannya sehingga kepala akademi ingin berbicara secara tertutup dengan Ryder.

"Ryder, aku bisa melihat keringatmu mengucur dengan cepat. Jadi santailah, jangan gugup begitu," tutur kapala akademi.

"Ba-baik pak kepala," sahut Ryder.

"Perkenalkan saya Jafar, kepala akademi. Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah membuatmu takut, tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa kamu jangan pernah melawan Freya, dia sangat berbeda denganmu jadi saya mohon menjauhlah darinya," ungkap Jafar.

"Kenapa aku harus melakukan hal itu?" tanya Ryder.

"Ini semua untuk membalas kebaikanmu, aku sangat berharap padamu Ryder," pinta Jafar.

Jafar sangat cemas dengan nasib Ryder, dia tidak memiliki kekuatan sihir jadi bisa saja Ryder menjadi target pembunuhan karena mampu menenangkan kekuatan yang besar. Jafar melihat Ryder mampu menetralkan sihir yang besar dengan baik, namun hal itu bisa mengancam keselamatan dirinya kelak.

"Aku sama sekali tidak paham, tapi aku akan mengikutinya karena aku tidak ingin membuang-buang waktuku dengan perempuan itu," jelas Ryder.

"Baiklah, kamu bisa kembali ke asrama sekarang," perintah Jafar.

Ryder pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia hanya terus melangkah dengan berani menuju asrama. Tiba-tiba Natalia berlari menuju pelukan Ryder, sambil memberikan kotak makanan.

"Ada apa?" tanya Ryder.

"Aku membuatkan makanan ini untukmu," jawab Natalia.

Ryder tersenyum senang dan menerima kotak makanan itu dengan senang hati. Mereka berdua duduk di tepi taman, sambil memakan makanan buatan Natalia.

"Bagaimana?" tanya Natalia.

"Emm… Ini sangat lezat, kamu ternyata pandai memasak yah," puji Ryder.

"Hehe, aku belajar sejak kamu pergi dari wilayah selatan," ucap Natalia.

Mendengar tentang wilayah selatan mata Ryder bergetar dan berhenti memakan makanan Natalia. Sudah lama Ryder tidak mendengar tentang wilayah selatan, bahkan Ryder ingin membalaskan dendam ke semua penduduk disana karena telah memperlakukan Ryder dengan buruk.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang hal itu," sesal Natalia.

"Tidak, ini bukan salahmu," sahut Ryder.

"Ryder, aku sangat merindukanmu, meskipun kita tidak bertemu lagi sejak hari pengadilan itu, tapi aku selalu mengingatmu," racau Natalia.

"Aku tidak ingin mengungkit hal itu lagi, tapi aku senang bisa bertemu denganmu disini," ungkap Ryder.

Tiba-tiba Natalia memeluk Ryder, membuat Ryder membalas pelukan Natalia. Mereka berdua sedang sibuk dengan kisah mereka masing-masing sehingga tidak sadar sepasang mata tengah menatapnya tajam.

"Natalia, bagaimana bisa kamu bisa sampai disini?" tanya Ryder.

"Aku diusir oleh orang tuaku, bahkan teman-temanku tidak ingin bermain denganku lagi, jadi aku memutuskan untuk pergi setelah mendengar berita tentang kamu pergi dari selatan," jelas Natalia berbohong.

"Benarkah? Aku minta maaf karena membuatmu susah. Tapi Tenang saja, di wilayah utara merupakan tempat yang damai dan penduduknya sangat berbeda dengan selatan jadi kamu pasti senang," balas Ryder.

"Aku percaya padamu Ryder," lirih Natalia.

"Aku juga percaya padamu Natalia," bisik Ryder.

"Ryder, kumohon jangan tinggalkan aku," rengek Natalia.

"Iya, aku akan menjagamu," tutur Ryder.

Natalia tersenyum puas, usahanya mencuri simpati Ryder akhirnya berhasil bahkan Ryder berjanji untuk menjaganya. Ryder berdiri lalu mengantar Natalia hingga sampai di depan asrama dan berjalan kembali menuju kamarnya.

"Ryder, sebentar lagi aku akan membuatmu bertekuk lutut di depanku," gumam Natalia sambil tersenyum sinis.

Ryder pergi ke kamarnya dengan berlari mengingat bahwa latihan berpedang sebentar lagi akan dimulai, Ryder sangat tidak suka jika terlambat dalam belajar. Dari jauh, Ryder melihat Pak guru Zack dan Damian sedang mempersiapkan alat untuk belajar bertarung.

"Ryder, untuk hari ini kamu tidak perlu mengikuti pelajaran," tegas pak Damian.

"Kenapa pak?" tanya Ryder.

"Karena kamu masih terluka, jadi beristirahatlah segera," jawab Damian.

"Apa ini karena Freya? Karena aku harus menjauh darinya jadi aku dilarang berlatih? Padahal aku ini berhak dekat dengan siapapun," balas Ryder.

"Ryder tenanglah, ini bukan hal yang perlu kita perdebatkan. Lagian Freya telah dipindahkan dari kelas jadi kamu tidak akan bertemu dengannya saat berlatih," jelas Zack.

"Aku tetap ingin berlatih, jadi aku mohon jangan batasi aku," pinta Ryder.

"Baiklah, lakukan sesukamu," pasrah Damian.

Ryder pergi meninggalkan Pak guru Zack dan Damian dengan kesal, lalu mengambil sebilah pedang kayu dan berlatih dengan keras meskipun Ryder telah terampil menggunakan pedang tapi dia masih terus berlatih agar menjadi ksatria terkuat. Zack hanya khawatir jika luka di tangan Ryder semakin besar, karena Alice mengatakan bahwa api yang mengelilingi tubuh Freya mengandung racun yang berbahaya. Keluarga pemilik wilayah utara memiliki kekuatan yang mampu mengalirkan racun yang mematikan sejak peperangan yang terjadi di zaman dulu. Sekarang Zack dan Damian hanya bisa memantau keadaan Ryder dari jauh.

"Aku takut jika tubuh Ryder tidak mampu menahan racun itu," lirih Damian.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status