Share

Bab 15. Perjanjian Hitam di Atas Putih

Ruang kerja Herman.

Pria dengan rambut putih dan tipis itu duduk di kursi kerjanya. Dia menghadapi lembaran penting di depannya. Sedang Helios duduk tepat di seberang meja Herman. Halim dan Victor duduk di sisi kiri dan kanan Helios, agak di belakang.

"Satu minggu awal, kurasa misi berjalan baik dan masih di dalam rencana." Herman memberi kesimpulan dari semua yang mereka telah bicarakan.

Helios menatap lurus pada Herman. Rasa kagum mulai tumbuh di hati Helios pada pria itu. Dia pekerja keras, penuh semangat, dan menghargai semua orang yang berjuang bersamanya.

Namun, rasa iba juga muncul di hati Helios. Di tengah segala kesuksesan yang Herman raih, dia kesepian. Tidak ada istri dan anak bersamanya. Keluarga yang dia kenal hanya memanfaatkan dirinya saja.

"Aku senang kamu serius dengan misi ini, Helios." Senyum khas Herman muncul.

"Terima kasih, Pa." Helios berucap, tapi tidak ada senyum di bibirnya.

"Meski begitu, misi ini harus ditandai dengan sesuatu yang menjadi bukti tanggung jawa
Ayunina Sharlyn

Masih panjang, Guys ... Ardi, eh, Helios bisa tidak ya mengerjakan tugas berat dari misi Tuan Besar? Kalau misal, dia jatuh cinta ... hmm, gimana jadinya dengan misi itu?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status