Share

Jalannya (2)

Hayden berbicara, menatap langsung ke mataku sementara aku menatap cangkir teh yang mengepul di dekat mulutku. Dia pasti merasa darahnya mengucur deras setelah aku menolak menghabiskan malam bersamanya selama hampir dua bulan.

"Sebanyak aku ingin memelukmu, sebanyak itu pula ketakutan menyerang diriku, Yang Mulia. Aku- Aku sangat mencintaimu, tapi aku terus berpikiran buruk tentang itu. Setelah saya kehilangan bayi kita, semuanya tampak sia-sia.” Aku meremas air mataku dan memanggil aktris dalam diriku.

Wajah tanpa ekspresiku harus terlihat sangat serius tanpa main-main. Aku harus menunjukkan pada bajingan ini bahwa aku masih dalam masa berkabung sejak keguguran, meskipun sebenarnya aku sudah membaik.

Hanya saja aku belum siap mengiyakan permintaan Hayden untuk menghabiskan malam bersama lagi, padahal para tetua sudah mendesak kami. Sebab aku tidak tahu siapa pria pengganti yang akan Hayden sodorkan ke atas ranjangku karena Dylan menghilang!

‘Dylan, sungguh, di mana kau?’ Aku menggert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status