All Chapters of Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian: Chapter 1 - Chapter 10
94 Chapters
Takdir
Di Kerajaan Drachentia, hidup seorang Putri yang baik hati hingga mendapat julukan ‘Bunga Musim Dingin Kerajaan Drachentia’. Lahir dari keluarga terpandang Duke Mountravven, bernama Fuschia Mountravven. Namun setelah menempati posisi sebagai Putri Mahkota Kerajaan, sifat aslinya terbongkar.  Dia adalah wanita kejam tidak  bermoral. Beragam tindakan keji yang ia sembunyikan dibalik topeng ‘Putri Berhati Baik’ terkuak saat kelahiran putra pertamanya, yang terbukti hasil dari perzinaan. Selain karena mencoreng nama suci Keluarga Royal, Fuschia juga meracuni Putra Mahkota, suaminya, demi menutupi jejaknya.“Bunuh wanita keji itu yang telah menghianati lalu meracuni Putra Mahkota!” sorakan orang-orang yang berkumpul di area eksekusi.Rambut biru gelap Fuschia yang dulunya berkilau seindah malam, kini kusut dan kotor serupa bulu tikus di selokan. Lidahnya dibakar dengan besi panas lalu ditaburi garam. Hukuman yang pantas
Read more
Takdir (2)
“!!!!!”Fuschia terduduk lemas. Matanya membelalak seolah akan meledak. Suara rintihan Merri, gadis polos yang setia kepadanya, terdengar memilukan. Sedang Fuschia hanya mampu menangis dan mengemis agar tindakan bejat itu segera diakhiri.Lalu Raymon mendekat. Ia merampas bayi Fuschia yang tengah menangis histeris dari pelukannya. Suara tangisannya mengoyak hati Fuschia, sekaligus membuat gembira para monster yang entah sejak kapan berkerumun. Fushia menahan kaki Raymon sekuat tenaga yang dibalas dengan tendangan keras ke kepalanya.“HAARGG! HURRGH!” Fuschia mencium tanah. Rasa marahnya menumpulkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia merangkak sekali lagi untuk menahan kaki Raymon, hasilnya sama.‘Kenapa?! KENAPA?! Apa yang ingin kau lakukan pada babyku?! Bajingan! Brengsek! Bukannya aku, Fuschia, hanya butuh diasingkan? Kenapa kau melakukan ini ke aku dan babyku? KENAPA?!’ Fuschia di dalam novel tidak peduli dengan bayi
Read more
Mengulang Masa Depan
Mataku terbuka perlahan, aku merasakan sentuhan lembut berputar di atas tanganku. Aku menatap Merri yang tersenyum bebas untuk beberapa saat. Aku bersyukur.“Merri, aku senang melihatmu lagi…”‘Tapi babyku tidak ada di sini… babyku tidak ada.’ air mata mengalir dari sudut mataku. Alirannya cukup deras dan cukup membuat Merri kelimpungan.Aku dengar sepotong demi sepotong ucapan Merri yang bermuka sedih. Kemudian beberapa orang masuk ke dalam kamarku. Seorang dokter meraih pergelangan tanganku dengan hati-hati. Ia memeriksa suhu tubuhku. Dia mengatakan kalau aku terkena demam.Merri dan beberapa pelayan lainnya semakin gusar.Aku sempat terduduk di atas kasur untuk meminum obat, sambil melihat seisi ruang kamarku. Tidak  berubah dari yang terakhir aku ingat. Mungkin kehadiran pohon putih arklik mengilap di tengah ruangan memberiku petunjuk tentang garis waktuku kembali. Aku ingat betul kapan pohon itu ada d
Read more
Sisi Baru
Aku baru tahu kalau air di danau ini lebih hangat dari yang kubayangkan. Syukurlah, aku akan mati dalam kehangatan.Tapi untuk beberapa alasan aneh, banyak pertanyaan malah seliweran di otakku saat tubuhku mulai tenggelam. Seperti, kenapa Hayden begitu membenciku? Kapan aku tidur seranjang dengan pria lain hingga melahirkan bayi berambut pirang, yang jelas tidak  memiliki setetes pun darah Keluarga Royal? Sebab, bagi Keluarga Royal yang selalu menghasilkan keturunan dengan rambut berwarna hitam legam, kehadiran bayiku jelas menimbulkan gunjingan. Tapi sungguh aku penasaran, kapan dan bagaimana aku tidur dengan pria lain saat aku ingat betul bahwa Hayden lah yang selalu bersamaku?Serta, bagaimana bisa Sarah dan Hayden sudah bertemu? Padahal jika mengikuti alur buku, mereka baru dipertemukan beberapa tahun sejak pengasingan Fuschia.Tapi sekali lagi, dibanding dengan segala rasa penasaran yang menggerayangi otakku, keinginanku untuk mati jauh lebih besar.
Read more
Sisi Baru (2)
Fuschia berjalan cepat keluar dari kediaman Paduka Ratu. Ia tidak  ingin berada di tempat itu lebih lama lagi atau, suasana hatinya memburuk. Laura dan Sophie yang mengekori Fuschia mulai tampak kelelahan. Langkahnya yang gegabah menarik perhatian orang-orang di istana. Mungkin karena pikirannya sedang kalut, Fuschia tidak  berjalan menuju kediamannya, tapi malah ke Taman Rosemary. Taman bunga mawar yang sudah ada sejak pendirian Kerajaan Drachentia. Bahkan namanya pun diambil dari nama Ratu pertama Kerajaan. Kebetulan, Fuschia dan Hayden lumayan sering mengunjungi taman ini untuk berjalan bersama saat sedang suntuk. Dan sepertinya kebiasaan itu terbawa bahkan setelah Fuschia kembali ke masa lalu.'Sial! Apa aku sudah terlalu dijinakkan oleh Hayden?’Padahal saat pertama kali menjadi Fuschia, dia bertekad untuk tidak  jatuh cinta kepada Hayden karena dia tahu takdir Hayden adalah bersama Sarah, tokoh utama wanita dalam buku ini. Dia be
Read more
Kesempatan Kedua
“Sungguh kabar yang menggembirakan, Yang Mulia Putri Mahkota! Bagaimana jika Anda menyiapkan kejutan perjamuan spesial untuk kembalinya Yang Mulia Putra Mahkota?” usul Sophie sumringah.            Ah, benar juga. Di masa lalu, aku menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyusun acara perjamuan kejutan untuk Hayden. Menghias istana Putra Mahkota dengan bunga-bunga menggunakan anggaran rumah tanggaku. Bahkan sampai merepotkan chef Istana Melati karena aku ingin belajar membuat kue sendiri. Waktu itu aku pikir telah melakukan hal yang patut dipuji oleh suami. Tapi sekarang aku mengerti betapa bodohnya aku.  Di keesokan harinya, Hayden mengatakan padaku kalau ia menghabiskan kue buatanku. Tapi aku yakin, dia pasti membuang kue itu. Kue yang aku buat dengan usahaku sendiri dengan memikirkan kebahagiaannya. Brengsek. Karena sekarang aku tahu usahaku tidak  dihargai, aku tidak  perlu ngoyo untu
Read more
Kesempatan Kedua (2)
Berkat letak kediamanku yang dekat dengan area taman, aku tidak perlu bersusah payah menghindari orang-orang. Apalagi jalan menuju perpustakaan istana cenderung sepi pada waktu petang begini, jadi perjalananku mulus. Pergerakanku juga jauh lebih gesit dengan dress sederhana yang aku kenakan. Aku paling suka pakaian simpel, tapi semenjak menjadi Fuschia, aku memaksakan diri mengenakan gaun mewah yang berat untuk pergi kemana-mana. Sekali lagi, kulakukan itu demi menjaga kehormatan nama suamiku.            “Ehem.” setibanya aku di area perpustakan, ada dua penjaga sedang duduk santai sambil bermain kartu.Kedua penjaga itu menatap wajahku, lalu mereka saling pandang.“Ya-yang Mulia Putri Mahkota??” mereka spontan berdiri, gelagapan.“Buka pintunya.”“Baik Yang Mulia, tapi bisakah Anda tunjukkan lencana anggota Keluarga Royal sebelum memasuki perpustakaan
Read more
Dilema Fuschia
‘Ini! Kenapa harga rumah pada mahal-mahal?! Apa karena di ibukota ya? Butuh menabung berapa banyak agar bisa beli rumah di tempat yang aman?’ aku mendengus kesal.            Semakin banyak aku membaca surat kabar, semakin aku malu. Karena pengetahuan yang kudapat melebihi yang kumiliki saat aku menjadi Fuschia selama sepuluh tahun lamanya. Pada satu titik waktu tertentu, aku memang terlena dengan semua hal yang dimiliki Fuschia yang tidak  dimiliki seorang Nawang.            Harta, tahta, perlindungan dan pasangan. Aku tidak perlu ngoyo bekerja pagi-siang-malam. Aku juga tidak perlu memikirkan besok makan apa, atau kalau sakit biayanya berapa.            Fuschia memiliki segalanya. Sampai aku tidak merasa perlu untuk tahu banyak hal. Aku begitu apatis dengan keadaan di dunia ini.
Read more
Jalan Baru
“Salam hormat kepada bulan kecil Kerajaan Drachentia, Yang Mulia Putri Mahkota, semoga Dewa Drachen selalu memberkati hari Anda,” sapa pria itu, Fuschia berkedip cepat sebelum kembali memposisikan dirinya dengan anggun.            “Semoga Dewa Drachen memberkati harimu juga,” balas Fuschia, lalu memicingkan matanya.            “Ah, maaf saya terlambat memperkenalkan diri. Nama saya Elysian Houwret von Bellrose, putra ketiga Marquise Bellrose, saya penjaga perpustakaan ini.”            ‘Dia putra Marchioness Bellrose, ha! Anak dari wanita yang meracuni babyku, juga yang membakar lidahku! Sial, kenapa aku tidak tahu kalau putra Marchioness Bellrose itu penjaga perpustakaan di istana? Kalau dia mengatakan ke Mamanya soal keberadaanku di sini, bisa berabe urus
Read more
Sebelum Tersesat
“Kenapa baru bilang?!” pekik Fuschia. ‘Kalau tahu ada orang semacam Wikipedia gini, untuk apa capek-capek baca buku? Mending langsung tanya-tanya langsung seperti  di gugel!’“Ah, maaf Yang Mulia, karena tadi Anda tampak begitu fokus, jadi saya tidak  ingin mengganggu,”“Haa.. baiklah.” Fuschia menarik nafas dalam-dalam. “Sekarang aku ingin kau berbagi pendapatmu terkait situasi yang akan aku ceritakan. Jadi, aku sedang membaca novel dengan latar belakang kehidupan di Kerajaan Dracenthia saat ini. Dalam novel itu, diceritakan seorang istri melahirkan anak bukan dari suaminya. Padahal ia yakin kalau ia selalu berbagi ranjang dengan suaminya. Wajahnya jelas-jelas wajah suaminya. Lalu setelah si istri di usir dari pemukiman warga karena dianggap menyalahi norma, si suami mengungkapkan kalau si istri tidur dengan pria lain karena jebakannya. Lalu ia membunuh si istri. Kemudian si istri kembali ke masa lalu unt
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status