"Calvin?"
Terlihat Calvin dengan pakaian rapi berdiri di muka pintu.
"Maaf aku ngantar ini." Calvin menyerahkan jepitan rambut Kayla yang rupanya semalam terlepas di dekat meja bar.
"Ouch, aku malah nggak tahu. Maaf merepotkanmu" Kayla menerima jepitan rambut dari tangan Calvin. Gerakan cepat yang dilakukan Kayla membuat tanpa sengaja tangan keduanya bersentuhan, itu menjadikan Calvin salah tingkah. Mereka berdiri berhadapan begitu dekat, mata Calvin menatap Kayla lekat. Kayla menyadari perubahan di wajah Calvin yang mendadak kaku.
"Kamu nggak ke kantor?" tanya Kayla memecah kebekuan.
"Datang telat. Habis ini langsung jalan," ucap Calvin dengan suara bergetar. Matanya menatap lekat wajah wanita yang tetap terlihat cantik walau baru bangun tidur. Rambutnya tanpa disisir pun indah lemb
Semakin murka, Bryan memukulkan tas kerja tepat ke wajah Kayla. Saat itulah kancing tas mengenai bibir dan meninggalkan luka di bibir Kayla.Di kamar sebelah terdengar riuh anak-anak. Rupanya mereka telah kembali."Ke luar dari ruangan ini sekarang atau anak-anak akan melihat apa yang terjadi," ucap Kayla bergetar.Bryan tak bergeming tetapi mulai goyah, ia tahu bila anak-anak melihat perlakuannya kepada Kayla maka akan sulit baginya memenangkan hati mereka."Berikan ponselmu," ujar Bryan setengah berbisik ia berkata dengan geram."Aku tidak akan memberikannya. Ke luar!" tunjuk Kayla ke arah pintu.&n
"Apakah ada therapy?""Disitulah masalahnya. Sosok seperti Bryan tidak menyadari kalau dirinya punya masalah, mereka berpikir itu hanya sifat jelek. Sementara aku, bagaimana cara mengatakan bahwa dia punya masalah mental apalagi mengajaknya therapy? Itu hal yang sangat sulit kulakukan.Itu sebabnya aku hanya bertahan menghadapinya, seraya berusaha menekan munculnya sisi negatif. Awalnya banyak kemajuan, Bryan lebih bisa mengendalikan diri. Sayangnya dengan kematian papanya dia diberi tanggungjawab mengurus mama dan adiknya, apalagi kemudian mereka tinggal di rumah, dengan gampang memicu sifat buruknya naik ke permukaan. Hal-hal sepele bisa jadi pemicu. Tapi kemudian ketika kesadarannya kembali dia bisa menjadi sangat baik dan menyesali perbuatannya.Ya semacam memiliki dua kepribadian yang satu sama lain berbeda at
Perasaan hangat kian menjalar melihat anaknya malah bersikap seakan lelaki itu pahlawannya."Tinggi!" teriak Justin terbahak. Kenan mengangkatnya makin tinggi."Sudah Justin. Kamu berat, kasihan om Kenan," ucap Kayla lagi seraya hendak mengambil Justin dari tangan Kenan. Kembali jari keduanya bersentuhan menimbulkan gelenyar aneh di dada. Kayla membuang tatapan ke arah lain."Tenang, Mama. Nggak berat kok, yang berat Elona," ujar Kenan kemudian seraya meletakkan Justin dan beralih mengangkat Elona yang menunggu giliran di dekat kakinya dengan tangan terangkat. Gadis kecil itu berteriak kegirangan ketika Kenan memutar-mutar tubuhnya di udara.Mama? Apa tidak salah yang baru saja diucapkan lelaki itu? Kayla membatin.Kayla terharu melihat kelakuan buah hatinya. Mereka tak mengerti apa
Calvin berdiri gelisah di ruang kantornya. Kayla tak bisa dihubungi sejak kemarin. Calvin bertanya-tanya di mana letak kesalahannya?Ketukan di pintu mengagetkan Calvin, sekretarisnya mengatakan ada tamu."Kayla?" seru Calvin ketika tamu itu masuk."Cal, maaf aku nggak bisa lama.""Kenapa? Ada apa denganmu? Aku berusaha menghubungimu sepanjang waktu tapi gak masuk. Kau baik-baik saja?" Calvin memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Lelaki itu tampak sangat khawatir atas Kayla."Aku baik, Cal. Hanya saja banyak hal terjadi. Aku perlu mengurus banyak hal." Kayla terdengar lesu. Bila bukan demi menghormati Calvin yang telah
Bagai disambar petir di siang bolong, Kayla terpaku di tempatnya dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Ia berharap apa yang dilihatnya bukan kenyataan. Walau dirinya tidak berhak atas lelaki itu tetapi rasa sakit itu datang bagai pedang menghujam jantungnya.Begitu cepat ikatan tumbuh antara mereka, secepat itu pula rasa sakit itu datang."Ken, kita harus bicara, Sayang," ucap wanita berkemeja pink itu dengan manja menggelayut di bahu lelaki yang baru saja kemarin mendaratkan ciuman di bibir Kayla.Sayang? Tunangan?Kenan terpaku menatap mata Kayla yang mulai berkaca-kaca Dengan cepat Kayla menekan tombol agar pintu lift tertutup dan menumpahkan air mata yang ditahannya.&n
Bergegas Kayla mengumpulkan barang-barang bawaan yang tak seberapa, tapi demi melihat anak-anak letih, Kayla mengurungkan niat untuk membawa mereka pindah saat itu juga. Setelah ponselnya diambil paksa orang tak dikenal, akan lebih baik bagi mereka tetap berada di dalam apartemen. Keselamatan anak-anak bergantung pada tindakan apa yang akan diambilnya.Ingatan akan Kenan muncul ke permukaan. Apakah lelaki itu sedang panik mengingat Kayla melihatnya bersama wanita lain atau ia malah sedang menikmati waktu bersama wanita-nya?Kayla membaringkan tubuh setelah memastikan pintu utama terkunci rapat dan menitipkan pesan pada security agar tak mengijinkan siapa pun mendekati unit yang ditempatinya, kecuali Kenan tentu saja.Semua petugas tahu s
Lain halnya dengan Kenan, binar mata lelaki itu seakan bicara tentang cinta seutuhnya. Ia hanya ingin mencintai Kayla, memberikan rasa aman pada Kayla, memberi apapun yang dibutuhkan Kayla. Tanpa pernah berpikir akan mendapat sesuatu sebagai timbal baliknya.Cinta Kenan atas sang kakak telah memukau Nirwana.Ketika Kenan memasuki kamar di mana Kayla sedang menyendiri, Nirwana hanya tersenyum. Dengan sopan lelaki itu meminta ijin padanya untuk menemui sang kakak.Entah apa yang terjadi di kamar, Nirwana tidak merasa perlu tahu. Yang ia tahu saat memasuki kamar mata Kayla sembab. Nirwana mengajak anak-anak bermain, agar mereka tak mencari sang mama.Di dalam kamar, Kayla bergeming mena
"Briona, belajarnya udah?" Teriakan samar Nirwana di luar kamar membuyarkan diamnya Kayla. Anak-anak tak mengerti apa yang terjadi. Hari berganti namun mereka masih berpikir ini adalah liburan. Rasa bersalah datang menerpa, mengingat anak-anak meninggalkan mainan kesukaan mereka di rumah. Kepergian terburu-buru membuat Kayla hanya bisa membawa sedikit keperluan utama saja.Ponsel yang baru saja dibelikan Kenan tergeletak di atas nakas. Kayla menatap sekilas lalu menarik napas.Lelaki itu tergila-gila padanya. Sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu, Kenan menciumnya dengan sangat lembut. Tak ada gairah di sana, hanya rasa cinta yang dalam atas dirinya."Aku akan mencintai kamu dan menunggumu sampai waktunya tiba," ucapnya ketika tatapan kedu