“Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah Eyang
Yu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … NgonBack to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang
Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu
“Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a
Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar
Bunyi suara tabuh gamelan yang berkumandang dari ruang ballroom hotel,dan lemah gemulainya tubuh penari serta lentiknya jari jemari yang di gerakkan, menambah keindahan tersendiri bagi para tamu yang hadir menikmati pertunjukkan seni tari Jawa yang di bawakan.Para tamu tampak terkesima dengan keindahan dan kemolekan gemulainya sang penari. Mereka berdecak kagum, dan banyak sekali yang bertanya siapakah yang menari dengan indah seperti itu.“ wah bagus banget ya itu narinya…” ujar salah satu tamu yang tampak sedang mengagumi gerakan tarian.“ iya…gemulai sekali yaaa..” sambung salah satu tamu yang lain.Suara gamelan pun berhenti, tanda tarian sudah berakhir. Gemuruh tepuk tangan para penonton yang tampak puas akan penampilan tarian yang ku bawakan.Aku Btari, sejak kecil aku suka sekali dengan menari, mulai dari tari tradisional hingga tari ballet pun juga sudah ku kuasai.Pada penampilan kali ini, aku tak sendiri
Lha ini, bangun tidur ku terus kerjain pe-er, belom mandi pula, jigong masih nyangkut dimana mana, mata masih belekan juga.“iihh wow…ini pe-er banyak aja udah kayak lagi curhat, nggak kelar kelar ini sih.”Aku mengerjakan tugas sekolah dengan khusyuk sekali, mulai dari bangun pagi jam 8, sampai saatnya makan siang pun masih belum selesai.“btariii…”teriak ibu“ daleeeemmmm….” Jawabku“ btariiiiiiiiii…..” teriak ibu kembaliAkupun keluar dari kamar dan menjawab panggilan ibu dari lantai atas.“ dalem bu, kenapa?”“ kamu nggak makan siang?”“ iya ini baru selesai kerjain tugas sekolah.”“ yaudah kamu mandi gih abis makan kamu belanja buat besok.”“ lha kok aku, kan aku besok ada ulangan bu..”“ ya emang kenapa sih, kan bisa belajarnya di mobil“ aku ulangannya ada dua bu&hel
“ jalan jalan kemana? Wong macet gitu sih jalanannya, mana tadi belanjaannya kurang.”“ walah terus piye mba?”“ ya kata ibu kan aku di suruh minta sama bapak, yaudah untung aku bawa telfon, jadinya aku telfon bapak, minta di transferin aja uangnya.”“oh ya syukur kalau begitu mba.”“ hooh…udah ya yu’, aku mau mandi dulu, peliket semua ini badannya.”“iya mba mandi gih.”Sementara aku mandi, ibu pulang dari perkumpulan arisannya.“ mba b’tari udah pulang belom jenar?” Tanya Ibu kepada Jenar.“ udah tadi.” Jawab Jenar“ baru pulang atau udah dari tadi?”“mmmm udah 5 menit yang lalu lah.”“ lha kok baru pulang sih nih anak, terus nanti masaknya kan terlambat.”“ itu yu’ti lagi masak bu..”Ibu pun pergi ke dapur menemui Yu’ti yang sedang memasak. Dan
“ nah gitu…udah coba lo kerjain dulu aja, kalo udah nanti panggil gw.”Baru saj aku memulai lagi untuk belajar matematika, pintu kamarku sudah terbuka, dan terdengar suara jenar yang meminta bantuanku.“mbaaaa…..” teriak Jenar“kenapa dek?” tanyaku“ajarin seni music,ini cara bikin not balok untuk piano gimana? Kan mba udah diajarin sama eyangti.”“mmmm ….bentar ya dek, mba belajar matematika dulu.”“aahhh mbaaa….nanti aku keburu ngantuk, ini aja aku udah mulai ngantuk nih lhooo…”bujur Jenar padaku“haduuuhhh….sabaaarrrr….sabaaarrrrr….”ucapku pada diri sendiri.“ mbaaa….” Ucap Jenar sekali lagi dengan nada memelas.“ iya dek iya…mana, emangnya kamu mau main piano pake lagu apa?”“lagu yang waktu itu mba mainin sama eyangti aja.”“memangnya ka