Share

Part 16

Citra memahami perasaan suaminya, sejak Irvan mengetahui perihal kehancuran rumah tangga putri mereka yang akhirnya membuatnya terkena stroke, Irvan seakan tidak ada keinginan untuk hidup karena bagi Irvan putri semata wayangnya itu adalah sebuah permata rapuh yang tidak boleh dihancurkan siapa pun juga.

"Ayah, mau video call nggak sama Kania? Ibu sambungkan ya," tawar Citra menghibur Irvan, suaminya.

Citra lalu mengambil ponselnya kemudian menekan nomor putrinya untuk melakukan panggilan video melalui aplikasi hiijau di ponselnya.

Tuuut! Tuuut! Tuuut! Klik!

Terdengar nada sambung panggilan yang disusul dengan nada tombol panggilan diterima.

[Assalamualaikum, Kania.] sapa Citra, ibu Kania mengawali panggilan.

[Eh, ibu. Ibu dan ayah, apa kabar? Kania kangen, Bu.] tanya Kania, begitu tahu ibunya yang meneleponnya.

[Baik, alhamdulillah baik, Nak. Kamu juga apa kabarnya di Jakarta, Sayang?] Citra menyatakan kabar putrinya yang sudah lama

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status