LAILA

LAILA

Oleh:  Bias Sastra  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 Peringkat
112Bab
4.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang remaja wanita bernama Laila memiliki pengalaman buruk bertatap muka dengan sosok gaib di masa kecilnya. Karena kejadian itu ia merasakan sesuatu yang aneh sampai ia bertumbuh dewasa. Mulai dari mimpi buruk hingga berbagai penampakan menyeramkan harus ia alami. Herannya keluarganya tidak pernah merasakan gangguan apapun, seperti yang ia alami. Kepekaan ada pada tubuhnya, seperti kutukan' yang tidak pernah ia inginkan selama ini. Ia menelusuri setiap lorong demi lorong didalam pintu terlarang, tak lama kemudian ia mendengar suara jeritan. "Pergi kau dari rumah ini!" Apakah makhluk itu yang menjerit padanya? Di bawah cahaya bulan yang menerobos jendela ruangan, Laila melihat sosok itu mendekat kearahnya. makin lama makin mendekat, sedangkan Laila tak mampu bergerak. Lidahnya terasa keluh sampai tak mampu berteriak minta tolong. Yang membuatnya yakin dengan apa yang ia alami ada hubungannya dengan rumah tempatnya tinggal. Laila adalah malam dengan kekelaman.

Lihat lebih banyak
LAILA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
rabbit
hampir yuk pemuda yang tidak terduga
2022-08-22 19:38:47
0
user avatar
A.R. Ubaidillah
Untuk buku tamat dengan pembaca 700an, ini bagus. Diksinya keren, penggambaran untuk hal2 yang seram nggak vulgar. mungkin bab 1 terlalu landai aja. Semangat berkarya, Kak.
2021-11-17 15:25:53
0
user avatar
Bola Geh
bagus sekali
2021-06-28 17:38:49
0
user avatar
Bulan Temaram
aku sangat suka malam...
2021-06-07 03:13:25
0
user avatar
nurul ovi
kalau aku serem sih di ikutin tiap hari
2021-06-07 03:11:53
1
user avatar
Estra Agus
plotnya menarik bikin takut..
2021-06-07 03:09:51
0
user avatar
S M I L E Y
wahhh gokil sih alur ceritanya..
2021-06-07 03:08:11
0
user avatar
sultan janata
penulisannya rapih banget, ceritanya juga bikin penasaran..
2021-06-07 03:06:15
0
user avatar
Pemeran Pengganti
Di buat penasaran update yang banyak thor
2021-06-07 03:04:02
0
user avatar
Sisi kurnia
takut untuk baca sendirian
2021-06-07 03:02:05
0
user avatar
Overthingking
Damar sudah bertemu dengan Laika
2021-06-07 03:00:24
0
user avatar
Aspuri AS
semakin seru saja ceritanya..
2021-06-07 02:57:44
0
user avatar
Bias Sastra
selamat datang di malam..
2021-06-07 02:55:40
0
user avatar
Mini Adila
Keren. Ceritanya bikin penasaran, Thor. Lanjut
2021-06-05 21:31:16
0
default avatar
Bias Sastra
InI Good novel 😊
2021-06-05 18:01:04
0
112 Bab
DALAM PEKAT
Kepalaku pening. Aku terbangun dari dunia mimpi. Beberapa gelombang tidur masih menyangkut di pelipisku. Aku menyibaknya dengan empasan molekul air dan akhirnya kesadaranku kembali sepenuhnya.Beberapa saat kemudian aku telah bersama secangkir cappuccino dan novel karya Paul Trembley. Anganku menelisik kecil ke dalam serabut kognisi. Bayangan itu seperti film klasik yang tidak mau menghilang. Rasanya sesak. Benar-benar sesak hingga aku tiba-tiba lupa bagaimana caranya bernapas. Astaga, ini terulang lagi.Semua bermula ketika aku mendapati sepasang pupil hitam memandangiku sepanjang waktu. Ketika aku duduk, berjalan, berlari, bersandar, atau terpejam, tatapan itu selalu mengikutiku. Awalnya aku tak menghiraukan sebab kupikir itu hanya semacam halusinasi karena aku terlampau letih.Namun tidak. Pandangan aneh itu masih mengikutiku sampai sekarang. Sampai ketika aku mengetukkan jemariku ke keyboard untuk menulis catatan ini. Rasa takut dalam diriku telah mencuat se
Baca selengkapnya
SESOSOK YANG AKU LIHAT
“Tek, Tek, Tek.” jam dindingku berdetak waktu menunjukkan pukul jam 23.45 Wib. Sudah larut malam, tapi mataku masih terjaga, belum ingin tidur, hening, hanya suara tokek saja yang menemani, dua tiga kali suara jangkrik ikut terdengar, sedangkan cicak sedang sibuk mengejar nyamuk di atas sana.Aku berusaha memejamkan mataku, tapi tetap saja aku tidak bisa tidur. Aku meraih ponselku yang tergeletak di meja dekat tempat tidurku, membuka salah satu media sosial, mendapati permintaan pertemanan dari seseorang tak dikenal, dengan nama dan profil yang cukup misterius, aku mengabaikannya, membuka layar beranda beberapa temanku memposting foto dan status.“Good night, mimpi indah.”Salah satu temanku memposting status, tertera jam posting pukul 21.30 Wib, aku iseng mengecek siapa saja yang masih online, aku mendapati hanya aku saja yang online, padahal biasanya mereka bisa online sampai subuh tapi tidak dengan malam ini
Baca selengkapnya
SOSOK YANG MENGGANGGU
Selama pelajaran aku tidak fokus, aku selalu memikirkan apa yang terjadi tadi. Aku membolak-balik buku Bahasa Indonesia dengan gusar.Bel pulang sekolah baru saja berbunyi dengan nyaring. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang. Aku segera merapikan barang-barangku dan memasukkannya ke dalam tas."Ayo, Ra," Aku mengajak Tiara. Ia mengangguk sambil memasukkan barang-barangnya. Setelah beberapa lama, Tiara sudah selesai merapikan barangnya, kami pun beranjak keluar kelas untuk pulang.Selalu begini, setiap pulang sekolah, aku harus melewati sebuah lorong yang gelap sendirian di ujung jalan Kota tempat tingalku. Aku sebenarnya tidak suka lewat lorong tersebut, tapi apa boleh buat, langit sudah memerah dan matahari sedikit lagi akan menghilang, aku harus cepat sampai di rumah.“Hati-hati, ya Laila!” ucap Tiara yang jalannya berbeda denganku sambil memberi lambaian tangan lembut. Aku tersenyum. “Iya.”"Ugh, gelap sekali
Baca selengkapnya
MEYAKINKAN SEKITAR
Aku selalu mencari jawabannya! Membayangkan sesuatu terjadi ketika aku mulai memejamkan mata. Mengapa detik jam dinding terus berbunyi? Dikala hening, bunyi itu seakan mengancam jiwaku. Yang sewaktu-waktu berubah menjadi sebuah kesunyian yang nyata. Membawaku pada hal yang menakutkan.Entah cerita apa yang ada dibaliknya. Aku terus memikirkannya. Setiap malam dan seterusnya. Aku mulai berpikir mungkin bunyi yang sama ini juga membayangi pikiran kalian. Aku terus memikirkannya, terus dan terus memikirkannya.Ibuku bercerita, jam dinding memang seperti itu. Detiknya selalu menimbulkan suara. Ibuku bilang, “saat detik jam dinding berbunyi, maka hal yang menakutkan bisa saja terjadi.”Dan saat hening. “Kau bisa merasakan bulu kudukmu berdiri,” aku selalu mencerna kata-katanya. Saat yang terdengar hanya detik jam, maka setelahnya kau akan mendengar suara-suara lain. “Suara di dunia lain.” katanya.Ibuku bilang. Saat kau mula
Baca selengkapnya
PRIA MISTERIUS
Malam itu aku melihat seorang remaja laki-laki sedang asyik bermain-main dengan sepedanya. Siangnya aku melihatnya sedang melukis di taman kota. Sorenya aku melihatnya sedang memotret lukisan alam di hutan kota. Ya, akhir-akhir ini aku melihatnya.Sebenarnya hanya setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu aku melihatnya di luar sekolah. Karena hari-hari itu hari dimana aku les bahasa inggris. Setiap aku berangkat menuju tempat lesku aku selalu melewati tempat ia bermain-main menekuni hobinya, yaitu  di depan sebuah perumahan, taman kota, dan hutan kota. Awalnya aku menganggap ini hal biasa, tapi tidak ketika aku terus memperhatikannya. Di mana beda waktu aku melihat, beda tempat juga dia berada.Siapa sebenarnya dikau sebenarnya laki-laki misterius ini? Sebenarnya dirinya yang memasuki alam hidupku atau diriku yang memasuki alam hidupnya. “Laila!” panggilan Ibuku menghamburkan susunan lamunanku yang sudah tersusun rata. “Ia,
Baca selengkapnya
SOSOK YANG MENYERUPAI KELUARGAKU
Bagi mereka, hal ghaib bukanlah hal penting untuk di perdebatkan. Tapi bagiku, hal ghaib adalah bagian dari diriku. Entah sejak kapan aku mengakuinya, tapi mereka ada. Bahkan di setiap langkah yang ku lalui, mereka selalu ada dan mengikutiku.Dalam hening dan senyap serta gemericik air yang membasahi bumi. Di tengah suasana dingin yang memeluk, aku merasa gelisah. Perasaanku tak menentu, ada sesuatu hal yang terjadi tapi aku tidak tahu itu apa.Aku menutup mataku, berharap rasa gelisah ini menghilang seiring dengan kantuk yang mulai menguasai. Namun aku salah, nyatanya dalam tidur yang nyaman itu aku terganggu.Aku berjalan di satu tempat, tempat yang aku kenal. Salah satu dari mereka datang, merasuk ke alam bawah sadar yang tidak bisa ku kendalikan dengan mudah. Membawaku ke sebuah lubang hitam yang pekat, rasa
Baca selengkapnya
KEADAAN RUMAH
Entah mengapa, dirumah yang sebesar ini aku merasa sangat-sangat hampa. “Apa karena sepi? atau apa karena sunyi? atau mungkin karena aku masih belum terbiasa dengan suasana rumah ini?”, gumamku dalam hati.Di rumah ini ada enam ruangan utama, yaitu satu ruang tamu, dua kamar tidur yang ditempati oleh oomku yang terkadang datamg ke rumah ini, satu kamar tidur lagi yang ditempati oleh kami sekeluarga dan satu lagi kamar tidur kosong. Kamar tidur disini begitu besar, hingga kami berempat pun masih terasa lapang.Di halaman belakang ini terdapat satu pohon beringin yang sangat besar, disamping pohon beringin itu juga terdapat satu ayunan yang jika dilihat pada malam hari menjadi sangat menyeramkan, ayunannya seperti bergoyang-goyang dengan sendirinya karena pada malam pertamaku disana aku mendengar suara ayunan tersebut. Diseberang pohon beringin tersebut, juga terdapat kolam ikan buatan yang berukuran tidak terlalu besar leng
Baca selengkapnya
POHON BELAKANG RUMAH
Sehari setelah kasus kejadian tamu yang tak diundang itu selesai, Ayahku pada akhirnya memaafkan apa yang bang Jarwo perbuat dan tidak ingin memperpanjang masalah lagi, karena Ayah pun sama-sama mengerti bagaimana kondisi bang Jarwo tersebut.Apalagi bang Jarwo itu sudah cukup dekat dengan kami sewaktu kami masih tinggal di pinggiran kota, ya walaupun aku dan bang Jarwo sering bertengkar untuk masalah-masalah sepele. Karena seperti yang aku bilang tadi, bang Jarwo walau umur dan postur badannya besar namun pikirannya masih lah seperti anak-anak karena penyakit “step” nya tersebut. Bang Jarwo adalah sepupu laki-laki dari adik Ayahku, dia sering membuat masalah di lingkungan rumahnya bahkan orangtua nya saja sudah angkat tangan melihat perilakunya. Kerjanya di rumah hanya lah tidur-tiduran saja seharian, di suruh sekolah tidak mau, di suruh kerja di bengkel nya sendiri pun juga tidak mau. Tapi, siapa sangka dia sangat ahli dalam urusan pekerjaan bengkel
Baca selengkapnya
LANGKAH KAKI MALAM HARI
Ke esokan harinya bang Jarwo pun pamit untuk pulang ke rumahnya yang berada di pinggiran kota, tidak jauh dari rumah lama kami. Dan aku pun kembali kepada aktifitasku biasanya yaitu sekolah, pulang, namun pada kali ini aku sangat mengurangi jatahku untuk bermain di halaman belakang sejak kejadian waktu itu. Rasanya rumah ini sungguh terasa asing bagiku sekarang, atau karena aku saja yang terlalu panaroid ya? memang, aku bisa dikatakan sebagai anak yang paling penakut di keluarga ini. Nonton film horror saja, bisa tidak tidur semalaman. Jadi, aku lebih menyibukkan diriku untuk melukis di kanvas pada waktu itu. Ketika aku melukis ini, memang pikiranku akan hal-hal yang membuatku takut sedikit terlupakan. Namun itu hanya bersifat sementara, karena ketika malam telah tiba semua pikiran-pikiran liarku mengenai ruangan yang terkunci itu kembali meluap. Gelisah tak tentu arah, mencoba untuk tidur pun aku tidak bisa karena pikiranku yang selalu mengingat akan hal-hal yang menak
Baca selengkapnya
MENCARI JAWABAN
Hari ini aku bertekat untuk menceritakan kejadian semalam kepada orang tuaku. Namun tekatku terpaksa harus aku buang jauh-jauh ketika aku mendengarkan sebuah cerita dari teman kelasku ketika mereka bercerita mengenai hantu.  Ketika aku sedang ber-istirahat di kelas aku melihat segerombolan anak kelas itu mulai membuat geng mereka sendiri dan memulai percakapan mereka seperti biasanya.  Mereka memang sudah biasa membuat geng untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting itu, seperti menggosipkan guru-guru tertentu, membicarakan gadis yang mereka suka, atau sekedar membicarakan apa yang mereka tonton semalam. Aku yang memang terkenal sebagai anak yang pendiam tidak terlalu menghiraukan mereka, aku duduk di pojokkan belakang sembari memainkan kertas lipat yang aku buat secara acak dan terkadang aku juga mencuri-curi apa yang mereka bicarakan. Ya, itu pun jika ada hal yang membuatku tertarik. "Oi, kemarin aku sama si Alber kan pergi main kerumah si Faja
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status